Tujuan Kegunaan Penelitian Agribisnis Sayuran Organik

10 penerimaan karena adanya fluktuasi produksi. Harga yang ditawarkan untuk masing-masing komoditas sayuran organik merupakan harga tetap yang telah ditentukan oleh perusahaan. Namun pengelolaan yang tidak efisien dapat mengakibatkan peningkatan risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah diversifikasi yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm dapat mengurangi risiko? 2. Bagaimana strategi penanganan yang dapat diterapkan untuk menangani risiko produksi sayuran organik oleh The Pinewood Organic Farm ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh diversifikasi yang dilakukan The Pinewood Organic Farm dalam menekan risiko. Tujuan khusus penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm dalam upaya mengurangi risiko. 2. Menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi risiko produksi sayur organik di The Pinewood Organic Farm.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, petani atau pengusaha sayuran organik, akademisi, masyarakat dan pembaca lainnya yang tertarik untuk mengetahui tentang risiko pada usaha diversifikasi sayuran organik. Bagi pengusaha sayuran organik, sebagai bahan informasi dan masukan untuk proses pengambilan keputusan dalam mewaspadai risiko sehingga dapat meminimalisasi kerugian. Bagi penulis, sebagai bentuk bakti dan kontribusi terhadap kemajuan agribisnis Indonesia, disamping untuk menambah wawasan penulis sendiri dalam menerapkan teori dan menajamkan kemampuan analisisnya. Bagi akademis, sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Bagi pembaca dan masyarakat lainnya, merupakan sebuah bentuk 11 karya tulisan yang dapat memperkaya khazanah informasi terkait tanaman sayuran organik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan keterbatasan waktu serta kemampuan dalam melakukan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada: 1. Penelitian ini akan difokuskan pada analisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan portofolio diversifikasi. 2. Komoditi yang akan dianalisis adalah tomat, wortel, bayam hijau, dan brokoli. Komoditi tersebut adalah komoditi yang dianggap mempunyai nilai jual dan permintaan yang paling tinggi oleh perusahaan. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agribisnis Sayuran Organik

Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat dilakukan melalui sumber limbah tanaman ternak dan tanaman, serta limbah lainnya yang dapat memperbaiki status kesuburan tanah. Pertanian organik menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Litbang adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup yang sehat telah melembaga secara internasional, sehingga konsumen memerlukan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut food safety attributes, kandungan nutrisi tinggi nutritional attributes, dan ramah lingkungan eco-labelling attributes. 4 Tujuan utama dilaksanakannya pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas komonitas tanah, tanaman, hewan dan manusia. Menurut IFOAM 2002, tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik diantaranya adalah: 1. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah yang cukup 2. Mendorong dan meningkatkan daur ulang, dalam sistem usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta hewan. 3. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. 4. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang bersal dari sistem usahatani itu sendiri 5. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian terutama petani dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan hak asasi 4 Prospek Pertanian Organik Indonesia, http;www.litbang.deptan.go.idberitaone17 [26 Oktober 2011] 13 manusia untuk memenuhi kehidupan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat. 6. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani terhadap kondisi fisik sosial. Pada saat ini pandangan pertanian organik sebagai salah satu metode alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat dibutuhkan. hal yang melatarbelakangi adalah tingkat pencemaran tanah, air, dan udara yang semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya degradasi dan kehilangan sumberdaya alam serta penurunan produktivitas tanah. Menurut Sutanto 2002, pertanian berbasis kimia yang mempunyai ketergantungan cukup besar pada pupuk dan pestisida telah mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan yang dihasilkan, kesehatan, dan kehidupan lainnya. Dengan memperhitungkan generasi mendatang, maka pertanian organik menghasilkan interaksi yang bersifat dinamis antara tanah, tanaman, hewan, manusia, ekositem dan lingkungan. Penerapan suatu teknologi tidak dapat digeneralisasi begitu saja untuk semua tempat, tetapi harus spesifik lokasi site specific dengan mempertimbangkan kearifan tradisional indigenous knowledge dari masing- masing lokasi. Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik menurut Sutanto 2002 dapat dilakukan dengan: 1. Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah. 2. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usahatani. 3. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi. 4. Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman 5. Pemanfaatan sumber genetika plasma nutfah yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dengan cara mengkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanian terpadu. 14 Prinsip di atas dapat diterapkan pada berbagai macam teknologi dan strategi pengembangan. Masing-masing prinsip tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap produktifitas, keamanan, kontinuitas dan identitas masing- masing usahatani, tergantung pada kesempatan dan pembatas faktor lokal kendala sumberdaya dan dalam banyak hal sangat tergantung pada permintaan pasar. Pertanian organik juga sering disebut dengan sistem pertanian berkelanjutan yang memiliki perbedaan dengan sistem pertanian non-organik. Menurut Salikin 2000 diacu dalam Rendy 2009, pada takaran praktek, pengelolaan pertanian berkelanjutan dapat dikaji dari aspek penggunaan faktor produksi atau hubungan input-output Tabel 3. Tabel 3 . Perbedaan Sistem Pertanian Organik dengan Sistem Pertanian Konvensional ditinjau dari Aspek Input-Output Sistem Pertanian Konvensional Sistem Pertanian Organik 1. Lahan : Olah Tanah Intensif OIT 1. Lahan : Olah Tanah Minimum OTM 2. Benih : Varietas unggul Benih transgenik 2. Benih : Varietas lokal Varietas unggulan 3. Pupukbahan kimia: Urea, TSP, NPK, ZPT, KCL 3. Pupuk: Pupuk hijau, pupuk kandang, Guano, Bokhasi 4. Pestisida kimia: Insektisida Herbisida Rodentisida 4. Pestisida alami: Pestisida hayati Pengendalian hama terpadu Agensi hayati 5. Tenaga kerjaenergi: Manusia Traktor Energi minyak bumi 5. Tenga kerjaenergi: Manusia Ternak Traktor ringan Energi matahari,air dan biomassa Sumber: Salikin 2000, dalam Rendy 2009

2.2 Risiko Komoditas Hortikultura