18
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangkan pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian. Konsep
risiko, risiko portofolio dalam diversifikasi, dan strategi pengelolaan risiko dianggap memiliki keterkaitan sangat erat dengan permasalahan penelitian. Hal
tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut.
3.1.1 Teori Risiko dalam Kegiatan Produksi
Pada dasarnya manusia selalu dihadapkan pada risiko sehingga risiko menjadi bagian dalam hidup manusia. Sebagaimana manusia, suatu kegiatan
bisnis pun mengalami hal yang sama. Suatu kegiatan bisnis selalu dihadapkan oleh risiko dan penting bagi bisnis tersebut untuk sedini mungkin mendeteksi
risiko yang ada pada kegiatan usaha yang dijalankannya. Ketidakmampuan pelaku bisnis dalam menangani risiko yang dihadapi dapat berakibat fatal bagi kegiatan
usahanya. Harwood et al. 1999 mengartikan risiko sebagai kemungkinan kejadian
yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup perusahaan risiko tampak dalam kejadian-kejadian berikut: kegagalan penjualan barang yang sudah
diproduksi, kenaikan harga bahan baku yang cukup tinggi secara mendadak, piutang-piutang yang tidak dapat ditagih, kebocoran kas perusahaan akibat
ketidakjujuran karyawan, kegagalan produksi karena kerusakan mesin, dan hal-hal lainnya. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya kemungkinan
deviasi penyimpangan terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan. Jika menggunakan bahasa statistik hal ini dapat diartikan menjadi derajat
penyimpangan sesuatu nilai di sekitar posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Beberapa defenisi juga menyebutkan bahwa ketidakpastian merupakan
sumber atau penyebab suatu kondisi dikatakan berisiko. Namun sebenarnya kedua kondisi ini memiliki pengertian yang berbeda. Ketidakpastian lebih tepat
disebutkan kepada kondisi yang peluang terjadinya belum dapat diukur dengan baik berbeda dengan konsep risiko. Debertin 1986 mengatakan bahwa risiko
19 merupakan kondisi di mana peluang terjadinya suatu kejadian sudah dapat
diperhitungkan dengan baik oleh pembuat keputusan. Adanya kontinuitas antara risiko dan ketidakpastian. Rangkaian kejadian risiko dan ketidakpastian, disajikan
dalam Gambar 6.
Risiko Ketidakpastian
Risk events Uncertain events
Gambar 6. Rangkaian Kejadian Risiko dan Ketidakpastian
Sumber: Debertin 1986
Suatu rangkaian kesatuan seperti pada Gambar 3 menjelaskan bahwa peristiwa di dunia dapat digolongkan menjadi dua situasi ekstrim, yaitu kejadian
yang mengandung risiko atau risk events dan dalam keadaan ekstrim lainnya adalah kejadian yang tidak pasti atau uncertainty events. Selain itu, gambar ini
juga menjelaskan mengenai perbedaan antara risiko dengan ketidakpastian. Robison dan Barry 1987 menyebutkan ketidakpastian menunjukkan
peluang suatu kejadian yang tidak dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Peluang kejadian yang tidak diketahui secara kuantitatif dikarenakan tidak ada
informasi atau data pendukung untuk menghitung nilai peluangnya. Sehingga selama peluang suatu kejadian tidak dapat diukur maka kejadian tersebut
termasuk ke dalam kategori ketidakpastian. Menurut Elton dan Gruber 1995 “The existence of risk means that the
investor can no longer associate a single number of pay-off with investment in any assets
”. Risiko yang dimaksud merupakan kemungkinan tingkat keuntungan yang diharapkan expected return kemungkinan return yang diterima realized return
menyimpang dari return yang diharapkan expected return. Kountur 2004 mengemukakan risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini
terjadi karena kurang tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan Probability dan hasil
dapat diketahui Probablity dan hasil
tidak dapat diketahui
20 terjadi. Ketidakpastian yang terjadi dapat berdampak merugikan ataupun
menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang terjadi memberikan dampak yang menguntungkan dikenal dengan nama kesempatan opportunity, sedangkan bila
ketidakpastian yang terjadi memberikan dampak merugikan maka disebut dengan risiko risk.
Petani dan peternak selalu dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian setiap harinya. Mulai dari ketidakpastian cuaca, serangan hama, dan harga input
maupun output. Ketidakpastian ini menyebabkan bidang agribisnis menjadi sangat riskan dengan kerugian. Menurut Harwood et al. 1999, beberapa sumber risiko
yang dihadapi oleh petani diantaranya adalah risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko manusia, dan risiko financial, dijelaskan pada
uraian di bawah ini: 1.
Risiko produksi Production or yield risk Sering terjadi akibat adanya kejadian atau peristiwa yang tidak dapat
dikendalikan dan sering terjadi seperti cuaca termasuk curah hujan yang rendah atau terlalu tinggi, iklim, dan serangan hama dan penyakit.
2. Risiko pasar atau harga Price or market risk
Mencerminkan risiko yang berhubungan dengan perubahan pada harga output maupun input yang dapat terjadi setelah kegiatan produksi. Risiko ini muncul
ketika proses produksi sudah berjalan. Hal ini lebih disebabkan kepada proses produksi dalam jangka waktu lama pada pertanian, sehingga kebutuhan akan
input setiap periode memiliki harga yang berbeda. 3.
Risiko kelembagaan Institutional risk Disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam peraturan dan kebijakan
yang dapat mempengaruhi pertanian. Kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan proses produksi, distribusi, dan harga input-output untuk memenuhi
kebutuhan petani. Kebijakan tentang impor bahan-bahan input pertanian dapat mempengaruhi terjadinya risiko di lapang.
4. Risiko manusia Human or personal risk
Suatu jenis risiko yang terlihat penting untuk tumbuh adalah risiko kontrak contacting risk, yang melibatkan perilaku oportunis dan keterikatan kontrak
mitra yang dapat dipercaya.
21 5.
Risiko keuangan Financial Risk Dapat terjadi karena adanya fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman dan nilai
tukar mata uang. Pinjaman modal pada tingkat bunga tertentu akan menghadapi kesulitan cash flow jika tidak mempunyai dana yang cukup untuk
membayar kembali ke kreditur.
3.1.2 Risiko Portofolio dalam Diversifikasi
Pengukuran risiko juga mencakup proses penilaian risiko. Menurut Elton dan Grubber 1995 terdapat beberapa penilaian risiko yaitu: perhitungan nilai
varian variance, standar deviasi standard deviation dan koefisien variasi coefficient variation. Panggabean 2011 menjelaskan bahwa ketiga alat ukur
penilaian risiko ini saling berkaitan satu sama lain dengan nilai varian sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran lainnya. Standar deviasi merupakan akar
kuadrat dari perhitungan nilai varian sedangkan koefisien variasi merupakan rasio antara nilai standar deviasi dengan nilai Expected Return. Expected return
merupakan nilai atau hasil yang diharapkan oleh pengusaha atau pelaku usaha. Seperti halnya kegiatan usaha spesialisasi, kegiatan usaha diversifikasi
juga tidak terlepas dari risiko usaha. Risiko yang terdapat pada kegiatan investasi dengan diversifikasi dinamakan risiko portofolio portofolio risk. Pada kegiatan
diversifikasi, risiko yang dihadapi pelaku bisnis tidak tunggal tetapi gabungan. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance
gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak
menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan
berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Menurut Diether 2009 perhitungan expected return pada risiko portofolio
adalah: Er
p
= w
1
Er
1
+ w
2
Er
2
+… + w
n
Er
n
Dimana proporsi dari masing-masing aset adalah: w
1
+ w
2
+ … + w
n
= 1
22 Sedangkan rumusan perhitungan variance untuk risiko portofolio adalah:
σ
p 2
= w
1
σ
2
r
1
+ w
2
σ
2
r
2
+ ∙∙∙ + w
n
σ
2
r
n
+ 2w
1
w
2
cov r
1
,r
2
+ 2w
1
w
3
cov r
1
,r
3
+ ∙∙∙ + 2w
1
w
n
cov r
1
,r
n
+ 2w
2
w
3
cov r
2
,r
3
+ 2w
2
w
4
cov r
2
,r
4
+ ∙∙∙ + 2w
2
w
n
cov r
2
,r
n
Keterangan: E r
p
: Expected return dari keseluruhan usaha diversifikasi 1,2,…, n
w
1
, w
2
, …w
n
: Fraction proporsi penggunaan masing- masing aset 1,2,…,n
σ
p 2
: Variance portofolio untuk masing- masing investasi 1,2,…,n cov
r1,r2;…;r1,rn; r2,r3;…; r2,rn: Covariance antara masing-masing aset r1,r2;…;r1,rn; r2,r3;…; r2,rn
Perhitungan nilai covariance pada analisis risiko portofolio perlu diperhatikan juga nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan alat ukur
statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif relative comovements antara serial data tersebut. Jika serial
data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif.
Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j ρij mempunyai nilai maksimum positif +1 dan minimum negatif satu -1. Berapa kemungkinan
korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut Elton dan Gruber, 1986:
1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama. 2.
Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah.
3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol 0 mempunyai arti bahwa
kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional