42 keras mereka sendiri tanpa adanya pinjaman dari lembaga keuangan dan lembaga
lainnya. Modal yang dimiliki diinvestasikan untuk membeli tanah seluas 4500 m
2
dan diolah menjadi lahan pertanian yang berkembang menjadi usahatani dan rumah peristirahatan hingga saat ini.
5.4 Unit Bisnis
Unit bisnis yang diusahakan oleh The Pinewood Organic Farm dibagi menjadi dua yaitu usaha resort dan pertanian sayuran organik. Luasan lahan ± 2,6
ha yang dimiliki perusahaan tidak seluruhnya diperuntukkan untuk usaha pertanian organik. Luasan tersebut dibagi ke dalam beberapa fungsi yaitu
pertanian sayuran organik dengan luasan lahan ± 1,4 ha, dan sisanya berupa hotel berikut dengan tempat spa, restoran, taman, perumahanmes karyawan, tempat
budidaya jamur dan tanaman hias. Manajerial The Pinewood Organic Farm dalam kegiatan promosi dan
sosialisasi pertanian organik, mengenalkan kegiatan usaha pertanian organiknya kepada para pengunjung hotel. Divisi pertanian atau manager kebun melakukan
semacam presentasi kepada para pengunjung dengan materi yang ringan tentang budidaya sayuran organik yang diusahakan perusahaan. Selain sebagai usaha
promosi, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi sayuran sehat tanpa bahan-bahan kimia.
Berbagai macam jenis sayuran yang dibudidayakan di The Pinewood Organic Farm, dan jenis sayuran seperti tomat, wortel, bayam hijau, dan brokoli
merupakan beberapa komoditi sayuran yang diproduksi paling banyak, karena menurut perusahaan komoditi tersebut banyak diminati oleh konsumen.
5.5 Gambaran Budidaya Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm
The Pinewood Organic Farm merupakan perusahaan agribisnis sayuran organic yang sudah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi resmi yang bernama
Inofice, sehingga dalam melaksanakan kegiatan usaha sayuran organik, perusahaan harus mengacu pada standar pangan SNI 01-6729-2002 yang
mengatur mengenai tata cara untuk memproduksi produk yang berlabel organik. Beberapa hal yang diatur dalam standar tersebut diantaranya agar perusahaan
layak mendapatkan sertifikasi harus memenuhi syarat dalam hal riwayat lahan,
43 sumber air, lingkungan lahan, input benih, pupuk, pestisida yang digunakan dan
teknik yang dilakukan selama proses produksi. Lahan yang digunakan dalam produksi sayuran organik dahulunya
merupakan lahan bekas pertanian non-organik, sehingga lahan harus diberakan selama empat tahun sebagai masa konversi yang dilakukan oleh perusahaan.
Sumber air yang digunakan berasal dari mata air Gunung Pangrango yang langsung disalurkan melalui pipa-pipa hingga ke tempat penampungan air yang
ada di lahan, sehingga air terbebas dari kontaminasi atau air yang berasal dari PDAM yang sudah bercampur dengan kaporit.
Lingkungan sekitar lahan merupakan lingkungan pertanian non-organik serta perumahan penduduk, maka dari itu perusahaan memagari lingkungan
sekitar kebun dengan pohon-pohon pelindung seperti cemara, pakis, kayu manis, cemara nonfolk, damar dan pinus. Pohon-pohon pelindung tersebut berfungsi
sebagai penghalang jika ada residu pestisida yang terbawa oleh angin maka dapat terhalang oleh pohon-pohon pelindung tersebut. Dengan demikian, akan
mengurangi serangan hama dan penyakit dari lingkungan luar. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer kebun, budidaya sayuran
secara organik merupakan kegiatan yang cukup sulit, karena rentan terhadap hama dan penyakit, sehingga sangat diperlukan penanganan yang intensif agar kualitas
dan kuantitasnya tetap terjaga. Proses produksi budidaya sayuran organik yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm tidak jauh berbeda dengan budidaya
sayuran konvensional. Secara umum dimulai dari penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, serta pasca panen yang alurnya dapat dilihat
pada Gambar 9. Pola penggunaan lahan yang dilakukan di The Pinewood Organic Farm
dilakukan secara rotasi. Setiap bulannya untuk masing-masing komoditas yang diteliti dilakukan penanaman agar menjaga kontiniuitas produksi. Lahan produksi
dibagi menjadi sembilan blok, dalam satu blok ditanami beberapa komoditas. Satu periode tanam, untuk masing-masing komoditas tidak di tanam secara bersamaan,
tetapi menyebar di beberapa blok, dengan luasan yang sama tiap periode tanamnya. Rotasi tanaman juga harus dilakukan. Lahan yang awalnya ditanam
brokoli, pada periode selanjutnya akan ditanam dengan komoditas yang lain yang
44 berbeda family. Hal tersebut bertujuan agar hama dan penyakit tidak mudah
menyerang sayuran yang diproduksi.
Adapun proses budidaya untuk masing-masing komoditas sayuran organik di Pinewood Organic Farm, akan dijelaskan pada uraian berikut. Untuk kegiatan
pasca panen dilakukan dengan cara yang sama untuk setiap komoditasnya.
A. Budidaya Brokoli
1. Persemaian
Persemaian benih brokoli dilakukan pada green house GH yang memang dikhususkan untuk tem
pat persemaian benih yang disebut dengan “rumah semai”. Bibit brokoli yang baru tumbuh sangat rentan terhadap hama dan penyakit
tanaman serta iklim terutama curah hujan sehingga persemaian perlu dilakukan di dalam GH. Persemaian benih brokoli dilakukan seminggu sekali agar kontinuitas
Gambar 9 . Proses Produksi Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm
Tahun 2012 Pemanenan
Persemaian Persiapan lahan
Pemupukan
Perawatan Pemeliharaan
Pasca Panen Penanggulangan Hama dan Penyakit
45 persediaan bibit yang siap ditanam dilapangan dapat terpenuhi, karena jika
persediaan bibit brokoli siap tanam tidak tersedia sesuai dengan banyaknya bibit yang ditanam perperiodenya, maka akan dapat mengganggu siklus produksi
brokoli organik. Lahan yang tersedia untuk menanam brokoli organik seluas 1750 m
2
. Proses persemaian dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Proses Persemaian Brokoli Organik di Pinewood Organic Farm
Proses persemaian yang dilakukan perusahaan dimulai dengan menyiapkan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah sekam bakar yang dicampur
dengan kotoran ayam lalu disimpan pada nampan plastik. Jika media tanam sudah disiapkan maka benih siap disemai dan setelah itu disiram dengan air yang
dicampur dengan EM4. Takarannya adalah satu liter air dicampur dengan satu tutup botol EM4. EM4 merupakan larutan penyubur tanaman yang terbuat dari
sari rempah-rempah. Media semai harus benar-benar basah agar benih tidak kekurangan nutrisi pada masa pertumbuhan, setelah itu benih ditebar pada media
semai. Bibit yang berumur kurang lebih enam hari, maka bibit tersebut siap
dipindahkan atau dibumbung. Media tanam untuk pembumbungan adalah polibag yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Pemindahan bibit ke media
semai ke dalam polibag harus dilakukan dengan hati-hati, agar akar tidak tertinggal atau patah. Setelah itu dilakukan pemeliharaan sampai bibit berumur 30
hari dan siap untuk dipindahkan ke lapang. Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari, tergantung keadaan cuaca. Jika curah hujan tinggi maka
penyiraman dapat dikurangi satu kali sehari.penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer.
Persiapan media tanam sekam bakar
Bibit siap tanam Pemeliharan bibit penyiraman
dan penyiangan Pembumbungan
bibit pada polibag Penyiraman dengan
air dan EM4 Penaburan benih pada
media tanam
46
2. Persiapan Lahan
Proses persiapan lahan dimulai dengan membuat bedengan pada lahan dengan panjang 1 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 20 cm. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 11.
5m
20 cm 1 m
Gambar 11 . Ukuran bedengan sayuran organik di The Pinewood Organic Farm
Setelah bedengan dibuat dan bersih dari sisa-sisa tanaman maka bedengan harus didiamkan selama satu minggu. Pemberaan lahan ini bertujuan dalam proses
pematangan tanah secara alami, kemudian mengurangi kandungan gas-gas yang berbahaya bagi perkembangan tanaman. Mengurangi kapasitas patogen yang akan
merugikan bagi tanaman. Setelah dibiarkan seminggu, maka bedengan tersebut diberikan pupuk kandang yang sebelumnya sudah difermentasikan dan sudah
dipastikan kematangannya, dan siap untuk ditanami bibit. Untuk bedengan yang telah ada atau bedengan yang telah digunakan
sebelumnya, harus diperhatikan jenis komoditas yang ditanam sebelumnya. Jika bedengan sebelumnya ditanami dengan family kubis-kubisan, maka sebaiknya
bedengan tersebut tidak ditanami dengan brokoli. Hal ini bertujuan untuk dapat memutus rantai hidup hama. Seringkali di perusahaan, waktu untuk pengolahan
lahan dipersingkat, sehingga pengolahan tanah tidak maksimal, dan menyebabkan tanaman brokoli organik terserang hama penyakit seperti akar gada.
3. Penanaman
Secara umum budidaya brokoli organik dilakukan secara polikultur atau tumpang sari dengan tanaman cabai, tomat, atau daun-daunan seperti bayam,
kangkung, daun bawang dan lain-lain. Budidaya secara polikultur juga sebagai salah satu cara atau strategi perusahaan dalam mengndalikan risiko. Waktu
penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Kegiatan penanaman dimulai dari penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, dan penanaman bibit. Jarak
47 yang digunakan untuk brokoli adalah 40cm x 40cm. Diharapkan dengan jarak
yang lebar, tanaman brokoli organik lebih maksimal dalam menyerap nutrisi atau unsur hara yang ada di dalam tanah untuk pertumbuhan yang optimal. Proses
penanaman brokoli organik dimulai dari memindahkan bibit yang berumur 30 hari dari polybag ke lubang tanam.
4. Pemeliharaan
Selama dalam masa pemeliharaan, kegiatan yang dilakukan diantaranya penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan springkle pada lahan terbuka dan menggunakan sprayer yang menempel pada atap GH dengan intensitas waktu
setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari, tergantung kondisi cuaca. Kegiatan penyiangan bertujuan untuk pengendalian hama dan penyakit, dengan cara
mencabut gulma-gulma yang tumbuh di sekitar lahan produksi brokoli organik. Selain gulma, tanaman-tanaman yang tidak sehat atau terkena hama dan penyakit,
juga harus segera dicabut, untuk menghindari menyebaran hama dan penyakit ke tanaman lain.
Pemeliharaan untuk sayuran organik sebaiknya dilakukan setiap hari, karena budidaya organik tidak menggunakan pestisida untuk pengendalian hama dan
penyakit. Sehingga dibutuhkan pengawasan yang ketat setiap harinya selama proses budidaya di lapang. Selanjutnya kegiatan pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk kocor dengan interval seminggu sekali. Pupuk kocor yang digunakan adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak seperti ayam, sapi, atu
kambing yang difermentasikan menggunakan katalisator selama satu bulan. The Pinewood Organic Farm memilih membuat pupuk sendiri agar kualitas
pupuk dapat lebih terjaga serta dapat menghemat pengeluaran. Pada saat pembuatan pupuk tingkat kematangan pupuk penting untuk diperhatikan, proses
fermentasi tidak boleh kurang dari satu bulan. Karena jika pupuk belum matang digunakan untuk proses penanaman, maka tanaman tersebut akan berisiko terkena
penyakit kaena pupuk yang belum matang masih mengandung banyak bakteri yang dapat membahayakan tanaman.
Kegiatan penyemprotan
juga dilakukan
seminggu sekali
dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan campuran rempah-
48 rempah seperti bawang putih, cabe, dan rempah-rempah lainnya yang berfungsi
untuk pengendalian hama dan penyakit. Keseluruhan bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dicampur dengan air sehingga terbentuk emulsi cairan pekat
yang siap dipakai untuk penyemprotan.
5. Panen
Kegiatan pemanenan di The Pinewood Organic Farm dilakukan setiap hari Sabtu. Jadwal tersebut diatur supaya setelah pemanenan, hasil panen tersebut
dapat langsung diproses untuk selanjutnya langsung dipasarkan. Pemanenan dilakukan setelah brokoli berumur 50-60 hari. Brokoli yang sudah siap dipanen,
ditebas batangnya dengan menggunakan pisau dan dicabut daun-daunnya, hingga tersisa sedikit daun saja di sekitar bunga dan batangnya saja. Kriteria brokoli yang
siap dipanen adalah bunga berwarna hijau dan diameter 13-25 cm dengan berat sekitar 0,25 kg. Pemanenan brokoli tidak boleh terlambat, karena menghindari
bunga mekar dan menguning.
6. Pasca panen
Brokoli yang sudah dipanen dan disortir di lapangan kemudian dimasukkan ke dalam keranjang dan dibawa ke rumah pengemasan. Kegiatan yang dilakukan
di dalam rumah pengemasan adalah penimbangan hasil panen dari setiap blok yang dipanen. Kemudian dilakukan permbesihan untuk kemudian dilakukan sortir
dan grading, lalu di kemas menggunakan plastik wrap sesuai dengan kuantitas yang akan dikirim kepada konsumen. Untuk brokoli yang belum dikirim pada hari
yang sama dengan hari panen, maka setelah dibersihkan dan disortir, brokoli disimpan di dalam freezer. Brokoli yang telah siap dikemas, langsung
didistribusikan kepada konsumen dengan menggunakan mobil.
B. Budidaya Tomat
1. Persemaiaan
Benih tomat harus disemai dulu sebelum ditanam. Persemaian dilakukan di dalam kotak pesemaian tray, media persemaian adalah campuran tanah, arang
sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan ke dalam tray, benih dipelihara hingga umur 25-30 hari setelah semai.
49
2. Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan untuk produksi tomat organik sama dengan cara persiapan lahan yang diterapkan pada komoditas lain di atas. Proses
persiapan lahan dimulai dengan membuat bedengan pada lahan dengan panjang 1 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 20 cm Gambar 11. Lahan yang akan ditanami
dicangkul sedalam 30 cm, kemudian bongkahan tanah dipecah, gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan
selama beberapa waktu agar tanah matang. Pemupukan awal dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah
masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata di atas bedengan
kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. 3.
Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, bedengan diairi terlebih dahulu. Bibit siap tanam umur 3-4 minggu, berdaun 5-6. Penanaman dilakukan pada sore hari agar
mengurangi bibit tomat yang layu karena sengatan sinar matahari. Setelah penanaman, disiram dengan menggunakan EM4. Pengairan dilakukan tiap hari
sampai tomat tumbuh normal. Setelah itu dilakukan pemasangan ajir, agar akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Kegiatan budidaya untuk komoditas tomat sangat membutuhkan banyak air. Penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati
–hati, dan diusahakan tidak atau jangan sampai mengenai daun karena tanaman akan mudah
menderita penyakit seperti virus.
b. Penyulaman
Bibit tomat organik yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung ditanam tidak semuanya dapat tumbuh dan bertahan menjadi
tanaman dewasa beberapa diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara mengatasinya adalah melakukan penyulaman. Penyulaman dilakukan
pada saat tomat berumur 7 –14 hari setelah tanaman lakukan penggantian
bibit yang mati dengan bibit yang baru dan diambil dari bibit terdahulu
50 atau bibit yang ditanam dengan selang waktu 7
–14 hari dari awal
penyemaian.
c. PenyianganPembumbunan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan tomat organik. Biasanya pelaksanaan penyiangan diikuti
dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat
dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kocor dengan interval seminggu sekali. Pupuk kocor yang digunakan adalah pupuk yang berasal
dari kotoran ternak seperti ayam, sapi, atu kambing yang difermentasikan sendiri. Kegiatan penyemprotan juga dilakukan seminggu sekali dengan
menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan campuran rempah-rempah seperti bawang putih, cabe, dan rempah-rempah lainnya
yang berfungsi untuk pengendalian hama dan penyakit.
e. Pemangkasan
Tanaman yang berupa perdu atau pohon seperti tomat pada umumnya memerlukan pemangkasan. Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain
untuk membentuk pohon, mengurangi daun, mempercepat pembuahan,
meremajakan tanaman.
f. Pengikatan
Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat organik roboh pada saat berbuah dan supaya tanaman tomat organik
tersebut dapat tumbuh tegak. 5.
Panen
Pemanenan tomat organik dilakukan pada saat tanaman berumur 90 hari setelah tanam. Setelah itu buah tomat organik tersebut dapat dipanen sebanyak 5
kali. Umur panen untuk tomat organik yang diproduksi oleh Pinewood Organik Farm tergolong cepat, karena tanaman tomat yang dibudidayakan secara organik
tidak dapat bertahan lama, disebabkan mudahnya terserang hama dan penyakit karena tidak memakai bahan-bahan kimia. Setelah itu, hasil produksi tomat
organik dibawa ke rumah pengemasan untuk dilakukan perlakuan pasca panen.
51
C. Budidaya Bayam hijau
1. Persemaian
Benih bayam hijau untuk sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji.
Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5-10 kg, atau 0,5-1,0 gram per m
2
luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua masak. Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian
biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa-sisa tanaman. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Apabila perusahaan tidak sanggup untuk
memproduksi benih bayam organik sendiri, maka perusahaan akan membeli benih bayam organik di toko benih. Cara persemaian benih yang dilakukan oleh The
Pinewood Organik Farm sangat mudah. Benih bayam disebar merata atau berbaris-baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
Tanah persemaian yang dipakai adalah sebagian lahan yang akan ditanami bayam organik.
2. Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan untuk produksi bayam organik sama dengan cara persiapan lahan yang diterapkan pada komoditas lain di atas.
Proses persiapan lahan dimulai dengan membuat bedengan pada lahan dengan panjang 1 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 20 cm Gambar 11. Lahan yang akan
ditanami dicangkul sedalam 30 cm, kemudian bongkahan tanah dipecah, gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan
kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang. Pemupukan awal dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah
masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata di atas bedengan
kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas.
3. Penanaman
Kegiatan penanaman bayam organik dilakukan pada saat bibit hasil semai berumur 7 sampai 14 hari setelah semai. Karena bibit yang disemai berada di
lahan atau bedengan yang sama, jadi pekerja hanya memindahkan atau melakukan penjarangan dengan jarak tanam yang disesuaikan dalam satu bedengan tersebut.
52
4. Pemeliharaan
a.
Penjarangan dan Penyulaman
Penyebaran benih bayam organik yang dilakukan langsung di lapang sering tidak merata, akibatnya terjadi pertumbuhan yang mengelompok
rapat sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman
dengan yang baru. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam. b.
Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma dan rumput liar
lainnya. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan cangkul kecil atau sabit.
Sekaligus bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kocor dengan interval seminggu sekali. Pupuk kocor yang digunakan adalah pupuk yang berasal
dari kotoran ternak seperti ayam, sapi, atu kambing yang difermentasikan sendiri. Kegiatan penyemprotan juga dilakukan seminggu sekali dengan
menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan campuran rempah-rempah seperti bawang putih, cabe, dan rempah-rempah lainnya
yang berfungsi untuk pengendalian hama dan penyakit.
5. Panen
Kegiatan panen untuk bayam organik dilakukan pada umur tanaman antara 25-35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga.
Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Kemudian hasil panen diangkut ke rumah pengemasan untuk
dilakukan perlakuan selanjutnya pada kegiatan pasca panen.
D. Budidaya Wortel
1. Persemaian
Benih yang digunakan adalah benih wortel yang dibeli dari toko pertanian. Sebelum benih disemai, terlebih dahulu benih wortel digosok-gosokan dengan
kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan. Kemudian benih wortel direndam dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam
53 air hangat suam-suam kuku 60
o
C selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya. Sealnjutnya benih wortel
ditiriskan dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam disebar di lahan kebun.
2. Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan untuk produksi wortel organik sama dengan cara persiapan lahan yang diterapkan pada komoditas lain di atas. Proses
persiapan lahan dimulai dengan membuat bedengan pada lahan dengan panjang 1 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 20 cm Gambar 11. Lahan yang akan ditanami
dicangkul sedalam 30 cm, kemudian bongkahan tanah dipecah, gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan
selama beberapa waktu agar tanah matang. Pemupukan awal dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan
satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata di atas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas
3. Penanaman
Kegitan penanaman wortel organik yang dilakukan di perusahaan Pinewood Organik Farm yaitu dengan penaburan atau penanaman langsung benih wortel di
lahan tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm. kemudian
kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Benih wortel akan mulai berkecambah setelah 8-
12 hari.
4. Pemeliharaan
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel organik dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk
memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
b. Penyiangan
Rumput-rumput liar gulma yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel organik dalam kebutuhan air, sinar matahari,
54 unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan
biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Sekaligus dilakukan
kegiatan pembubunan. c.
Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kocor dengan interval
seminggu sekali. Pupuk kocor yang digunakan adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak seperti ayam, sapi, atu kambing yang difermentasikan
sendiri. Kegiatan penyemprotan juga dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan campuran
rempah-rempah seperti bawang putih, cabe, dan rempah-rempah lainnya yang berfungsi untuk pengendalian hama dan penyakit.
d. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram diairi secara kontiniu 1-2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi.
e. Panen