2.7. Penilaian Kinerja Keuangan bank
Kinerja keuangan dan kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, masyarakat, pengguna jasa
bank dan bank indonesia selaku otorias pengawasan perbankan dan pemerintah. Karena kegagalan perbankan akan berakibat buruk bagi
perekonomian nasional. Peraturan tentang sistem penilaian tingkat kesehatan kinerja keuangan bank umum sebagai alat pengawasan perbankan
diterbitkan dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Penilaian Kinerja keuangan tersebut mencakup penilaian aspek :
2.7.1 Aspek Solvabilitas
Aspek Solvabilitas atau Aspek Permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank dan
penilaian tersebut didasarkan kepada CAR Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan BI Kasmir, 2008. Modal bank yang didirikan
dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Komponen
modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan- cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak Siamat, 2005,
dengan perincian sebagai modal disetor , agio saham ,cadangan umum , laba ditahan ,laba tahun lalu , laba tahun berjalan , bagian
kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8 dari total Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko ATMR. Presentase kebutuhan modal minimum ini disebut Capital Adequacy Ratio CAR. Perhitungan penyediaan modal
minimum atau kecukupan modal bank capital adequacy didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan
jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen
yang disediakan bagi pihak ketiga. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank modal inti + modal
pelengkap dan total ATMR. Hasil perhitungan rasio kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum yakni
sebesar 8. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan
CAR kecukupan modal atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum
sama dengan 100 atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR kecukupan modal. Sebaliknya, bila
hasilnya kurang dari 100, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR.
2.7.2 Aspek Kualitas Aktiva Produktif KAP