check. Sementara bank non devisa adalah bank yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha yang berkaitan dengan valuta asing.
2.6. Laporan Keuangan Bank
Menurut Siamat 2005, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan oleh peraturan Bank Indonesia secara berkala dengan
bentuk dan cakupan terdiri dari : 1.
Laporan keuangan tahunan, yaitu laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan
wajib diaudit oleh akuntan publik dan terdiri dari : a.
Neraca; b.
Laporan laba rugi; c.
Laporan perubahan ekuitas; d.
Laporan arus kas; e.
Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang komitmen dan kontinjensi.
2. Laporan keuangan publikasi triwulan, adalah laporan keuangan yang
disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan dan meliputi :
a. Neraca;
b. Perhitungan laba rugi dan saldo laba;
c. Daftar komitmen dan kontinjensi;
d. Transaksi valuta asing dan derivatif;
e. Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya;
f. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimun;
g. Perhitungan rasio keuangan.
3. Laporan keuangan publikasi bulanan, berupa laporan keuangan yang
disusun berdasarkan laporan bulanan bank yang disampaikan kepada bank indonesia dan dipublikasikan bulanan yang meliputi neraca dan
laporan laba rugi.
2.7. Penilaian Kinerja Keuangan bank
Kinerja keuangan dan kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, masyarakat, pengguna jasa
bank dan bank indonesia selaku otorias pengawasan perbankan dan pemerintah. Karena kegagalan perbankan akan berakibat buruk bagi
perekonomian nasional. Peraturan tentang sistem penilaian tingkat kesehatan kinerja keuangan bank umum sebagai alat pengawasan perbankan
diterbitkan dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Penilaian Kinerja keuangan tersebut mencakup penilaian aspek :
2.7.1 Aspek Solvabilitas
Aspek Solvabilitas atau Aspek Permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank dan
penilaian tersebut didasarkan kepada CAR Capital Adequacy Ratio yang telah ditetapkan BI Kasmir, 2008. Modal bank yang didirikan
dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Komponen
modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan- cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak Siamat, 2005,
dengan perincian sebagai modal disetor , agio saham ,cadangan umum , laba ditahan ,laba tahun lalu , laba tahun berjalan , bagian
kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8 dari total Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko ATMR. Presentase kebutuhan modal minimum ini disebut Capital Adequacy Ratio CAR. Perhitungan penyediaan modal
minimum atau kecukupan modal bank capital adequacy didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan
jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen
yang disediakan bagi pihak ketiga. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank modal inti + modal
pelengkap dan total ATMR. Hasil perhitungan rasio kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum yakni
sebesar 8. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan
CAR kecukupan modal atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum
sama dengan 100 atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR kecukupan modal. Sebaliknya, bila
hasilnya kurang dari 100, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR.
2.7.2 Aspek Kualitas Aktiva Produktif KAP
Menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank harus sesuai dengan peraturan bank Indonesia dengan memperbandingkan natara
aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif lalu rasio penyisihan pengahapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif diklasifikasikan Kasmir, 2008. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
31147KEPDIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi
pada transaksi rekening administratif. Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan :
1. Prospek usaha 2.
Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur 3.
Kemampuan membayar Berdasarkan analisisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai prospek usaha, kinerja debitur,
kemampuan membayar dengan mempertimbangkan komponen- komponen yang tidak disebutkan, kualitas kredit ditetapkan menjadi
Lancar , Dalam perhatian khusus , Kurang lancar , Diragukan , dan
Macet . Aktiva produktif bermasalah atau Non Performing Loan merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar,
diragukan, dan macet.
2.7.3 Aspek Rentabilitas
Aspek Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya pada setiap periode serta mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan Kasmir, 2008. Bank yang sehat adalah bank yang
diukur secara rentabilitas terus meningkat. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset ROA.
Rasio ROA ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan asset Siamat, 2005. Aspek efisiensi untuk tingkat efisiensi biaya adalah
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya Siamat, 2005.
2.7.4 Aspek Likuiditas
Aspek likuiditas mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Suatu
Bank dikatakan likuid apabila dapat membayar hutang-hutang terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan
dapat memenuhi permintaan kredit yang layak dibiayai Kasmir, 2008. Semakin besar rasio ini semakin likuid. Rasio likuiditas yang
digunakan adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to deposit ratio adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan
dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah
aktiva lancar dibagi dengan utang lancar
2.7.5 Aspek Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen kualitas
manajemen umum,
penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank atas ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada bank Indonesia atau pihak lain
Darmawi, 2012. Penilaian aspek manajemen menggunakan faktor manajemen didasarkan pada 100 aspek dengan memberikan
penekanan pada manajemen umum dan manajemen resiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha bank Kasmir, 2008.
2.8. Analisis Rasio Keuangan
Analisis Perbandingan Analisis Rasio merupakan suatu tehnik atau peralatan untuk mengevaluasi kondisi financial dan kinerja sebuah
organisasi perusahaan. Angka-angka perbandingan jika berdiri sendiri tidak ada manfaatnya, agar bisa memeberi manfaat, angka perbandingan itu harus
dianalisis perkembangannya dalam jangka waktu tertentu, dibandingkan dengan grup control, misal angka perbandingan perusahaan sejenis, serta
kombinasi keduanya Darmawi, 2012. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan
historis yang telah ada sebagai dasar penilaiannya serta analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Menurut Keown 2008, Rasio Keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi
ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan di perusahaan. Sedangkan menurut Munawir 2007,
Rasio Keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain seta member gambaran kepada analis tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan ini dapat
menilai suatu kinerja keuangan bank.
2.9. Penelitian Terdahulu