Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan juga telah ditegaskan bahwa Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk
mengadakan penilaian terhadap kinerja suatu bank dan dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangannya sebagai
sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan perbankan. Pengukuran kondisi bank seperti ini dapat diukur secara kuantitatif maupun
penilaian secara kualitatif melalui aspek penilaian kesehatan bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang Siamat, 2005.
Peran bank sebagai lembaga intermediasi memerlukan kinerja keuangan yang sehat sehingga dapat tetap bertahan dan bersaing dalam
dunia perbankan dalam rangka memajukan sektor perekonomian Indonesia. Tantangan yang harus dihadapi oleh industri perbankan khususnya bank
umum pemerintah maupun swasta di Indonesia untuk beberapa tahun ke depan adalah persaingan yang semakin tajam di era pasar bebas. Untuk itu
perlu dipikirkan strategi yang sesuai bagi industri perbankan ke depan yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai keunggulan
bersaing competitive advantage. Dalam persaingan ini, bank yang tergolong cukup besar dari total aset merupakan persaingan kelompok Bank
antara Bank BUMN dan Bank Non-BUMN dimana pada total aset tersebut pangsa pasar total aset industri perbankan mewakili 60 dari total pangsa
pasar.
1.2. Perumusan Masalah
Perkembangan industri perbankan semakin kompleks dan beragam mempengaruhi kondisi kinerja bank secara keseluruhan. Terdapat perbedaan
struktur kepemilikan saham Bank BUMN dan Non-BUMN karena Bank BUMN memiliki jaringan besar dan luas serta cenderung kuat dalam
permodalan karena saham mayoritas oleh pemerintah Republik Indonesia sehingga bisa menguasai 30 pangsa pasar total aset. Walaupun demikian,
Bank Non-BUMN yang saham mayoritasnya dimiliki oleh swasta nasional semakin gencar melakukan ekspansi bisnis kegiatan usaha perbankan,
inovasi, serta penggunaan teknologi sehingga dapat bersaing sangat ketat dengan Bank BUMN dalam total aset. Sementara itu, kinerja keuangan
industri perbankan sangat dibutuhkan, karena sebuah perusahaan dapat membandingkan kinerja keuangannya dengan kinerja keuangan pesaing di
industri yang sama, namun di industri tidak banyak tersedia hasil penelitian yang membandingkan kinerja keuangan industri seperti di industri
perbankan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan sebagai pembanding kinerja keuangan pada industri perbankan.
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan, maka perumusan masalah yang di bahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi keuangan antara Bank BUMN dan Bank non-
BUMN? 2.
Bagaimana perbandingan CAR Capital Adequacy Ratio, NPL Non Performing Loan, ROA Return On Assets, BOPO Biaya Operasional
per Pendapatan Operasional, dan LDR Loan to Deposit Ratio antara Bank BUMN dan Bank Non-BUMN
3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan keseluruhan antara Bank
BUMN dan Bank Non-BUMN?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kondisi keuangan antara Bank BUMN dan Bank non-
BUMN. 2.
Menganalisis perbandingan CAR Capital Adequacy Ratio, NPL Non Performing Loan, ROA Return On Assets, BOPO Biaya Operasional
per Pendapatan Operasional, dan LDR Loan to Deposit Ratio antara Bank BUMN dan Bank Non-BUMN.
3. Menganalisis perbandingan kinerja keuangan keseluruhan antara Bank
BUMN dan Bank non-BUMN.
1.4. Batasan Permasalahan