18
B. Analisis Data Tiap Subproses
1. Transportasi buah hasil panen
Transportasi buah dilakukan jika pengupasan daging buah dilakukan di pabrik. Buah yang telah dipanen dibawa dari lahan ke pabrik untuk diolah. Disini diasumsikan buah yang
akan dioleh berasal dari kebun jarak pagar Pakuwon, Sukabumi, sedangkan pabrik minyak jarak pagar mentahnya berada di Bekasi. Jarak Pakuwon
– Bekasi diperkirakan sejauh 100 km. Untuk pengangkutannya, truk yang digunakan adalah truk berkapasitas 10 ton dengan
rasio pemakaian solar 1:5 1 liter solar untuk 5 km. Untuk keperluan perhitungan data, jumlah buah yang dipanen diasumsikan sebesar
1000 ton. Nilai ini sebenarnya tidak akan berpengaruh pada hasil akhir, yang akan dinyatakan dalam satuan per liter CJCO. Emisi yang dihasilkan dari pemakaian solar di truk dihitung
dengan mengalikan nilai energi solar dengan faktor emisi solar mobile combustion yang terdapat di lampiran 2. Perhitungan dan hasil data dampak lingkungan dari subproses
transportasi buah dapat dilihat di Lampiran 4.
2. Pengupasan daging buah
Pengupasan daging buah dilakukan setelah buah di panen. Dalam simulasi yang dilakukan, buah dapat dikupas di lahan atau di pabrik. Jika buah dikupas di lahan, maka yang
diangkut dari lahan ke pabrik adalah biji. Jika buah dikupas di pabrik, maka buahlah yang ditransportasikan. Dengan nilai persentase massa biji terhadap massa buah sebesar 36.22
Dirjen Perkebunan, 2005 dalam Sugiana, 2009, maka dari 1000 ton buah diperoleh 362.2 ton biji.
Pengupasan buah diasumsikan dilakukan menggunakan mesin pengupas buah yang didesain di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian BBP Mektan. Data spesifikasi
dan pengoperasian mesin ini diperoleh dari laporan yang disusun Widjaya, et al 2006. Disitu dinyatakan bahwa mesin pengupas ini memiliki kapasitas 200-250 kgjam. Dengan
memperhitungkan tingkat keberhasilan sekitar 80, maka nilai kapasitas yang dipilih adalah 200 kgjam. Motor yang digunakan memiliki daya 1.5 HP, dengan kebutuhan solar sekitar
1.5 literjam. Perhitungan dan hasil data dampak lingkungan dari subproses pengupasan buah dapat dilihat di Lampiran 5. Faktor emisi yang digunakan adalah faktor emisi solar
stationary combustion pada Lampiran 2.
3. Transportasi biji hasil pengupasan
Transportasi biji dilakukan setelah buah dikupas di lahan. Asumsi yang digunakan sehubungan hal teknis pengangkutan sama dengan asumsi yang digunakan pada
pengangkutan buah. Perhitungan dan hasil data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6.
4. Pengeringan biji
Pengeringan biji dilakukan untuk meningkatkan rendemen minyak yang dapat diekstraksi. Dalam simulasi ini pengeringan dilakukan dengan alat pengering tipe efek rumah
19
kaca ERK dengan kapasitas 55 kg. Data simulasi diperoleh dari tesis Purnama 2010. Sumber energi dalam proses pengeringan ini adalah solar, arang kayu, listrik PLN, dan
matahari. Arang kayu yang dibakar dengan bantuan solar berfungsi untuk memanaskan udara pengeringan. Udara panas ini kemudian dihembuskan ke bahan dengan blower ganda
bertenaga listrik. Panas untuk pengeringan juga berasal dari energi matahari yang terperangkap dalam bangunan pengering. Hal ini membantu mengurangi kebutuhan arang
kayu dan solar untuk pemanasan. Analisis dimulai dengan menghitung energi dari tiap sumber energi. Emisi solar
stationary combustion, arang kayu, dan listrik berdasarkan faktor emisi pada Lampiran 2. Energi matahari yang dimanfaatkan dianggap tidak memberi emisi ataupun dampak
lingkungan karena produksi energinya berlangsung terus menerus dan bukan khusus untuk keperluan proses. Perhitungan dan hasil data lengkapnya dapat dilihat di Lampiran 7.
Jika dilihat dari hasil data di lampiran, pengeringan biji merupakan subproses yang paling mengkonsumsi energi sehingga sekaligus paling banyak menghasilkan emisi. Hal ini
dikarenakan inti proses yang terjadi adalah penguapan air dari biji jarak. Proses pindah panas seperti ini memerlukan energi yang besar, apalagi nilai kalor laten air tergolong tinggi.
5. Decorticating
Pemisahan kernel dan cangkang biji dilakukan jika yang dipres untuk diambil minyaknya adalah kernel. Cangkang yang dipisahkan dianggap sebagai waste dan akan
dimanfaatkan sebagai bahan bakar combustion unit biomassa Kratzeisen dan Müller, 2009. Biji jarak kering diasumsikan terdiri atas 34 cangkang dan 66 kernel Openshaw, 2000.
Decorticating diasumsikan menggunakan decorticator Amisy TFTZ-400 buatan Zhengzhou Ruihui Information Technology Co., Ltd. Spesifikasi lengkapnya dapat dilihat di
lampiran 8. Mesin ini dipilih karena memiliki kapasitas yang sesuai untuk keperluan industri, yaitu 400 - 500 kgjam diambil nilai tengan 450 kgjam. Sebenarnya ada juga mesin
pengupas kulit biji buatan lokal Purnaamijaya dan Masri, 2009, namun kapasitasnya kecil hanya 50 kgjam sehingga kurang sesuai untuk keperluan industri. Perhitungan dan hasil
data lengkapnya dapat dilihat di Lampiran 9. Emisi dari pemakaian energi listrik dihitung berdasarkan faktor emisi yang ada di Lampiran 2.
6. Grinding