Pembuatan inventori data Life Cycle Inventory

10 Metode LCIA secara umum dibagi ke dalam dua grup. Yang pertama adalah metode yang berorientasi pada masalah problem-oriented method, yang titik beratnya berada pada hubungan antara tahap LCI dan LCIA, yaitu bagaimana beban-beban lingkungan akan berkontribusi pada dampak-dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan, sebelum nantinya memberi efek pada keberlangsungan hidup ekosistem midpoint damage. Contoh problem- oriented method adalah CML Baseline. Metode ke-2 berorientasi pada kerugian yang ditimbulkan damage-oriented method. Titik beratnya ada pada endpoint damage atau kerusakan akhir yang disebabkan oleh beban dan dampak lingkungan. Damage-oriented method yang umum digunakan antara lain EPS 2000 Steen,1999 dan Eco-Indicator 99 Goedkoop dan Spriensm, 2001 dan Doka, 2007. Pada tahap terakhir LCA yaitu interpretasi, hasil pengolahan data dianalisis, diambil kesimpulan, dijelaskan batasannya, dan kemudian dijadikan dasar rekomendasi untuk evaluasi ulang sistem, pengembangan sistem, dan inovasi. Ketergantungan LCA terhadap ketersediaan dan reliabilitas data mengharuskan dilakukannya analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dapat mengidentifikasi efek dari keragaman data, ketidakpastian, dan selisih data hasil akhir, dan kemudian menentukan reliabilitas hasil akhir dari studi yang dilakukan.

2. Pembuatan inventori data Life Cycle Inventory

Life Cycle Inventory LCI adalah tahapan dalam LCA yang mencakup pengumpulan data beban lingkungan yang diperlukan untuk keperluan studi. LCI secara rinci dijelaskan dan diatur dalam ISO 14041. Beban lingkungan yang dimaksud adalah materi dan energi yang digunakan dalam sistem, emisi ke udara, dan limbah cair maupun padat yang dilepaskan ke lingkungan. Sistem disini didefinisikan sebagai suatu rangkaian operasi atau subproses yang secara materi dan energi terhubung dan memiliki suatu fungsi yang jelas. Karakterisasi sistem secara lebih detail dilakukan dengan membagi sistem tersebut ke dalam subsistem yang saling terhubung. Hal ini sangat penting dalam proses kuantifikasi setiap variabel data yang hendak dicari Azapagic, 2006. Secara umum, kuantifikasi beban lingkungan dilakukan dengan cara menghitung total nilai variabel-variabel beban yang diperoleh dari setiap subsistemnya. Hal ini dinyatakan dalam Persamaan 1. .................................................. 1 dengan B j adalah nilai beban total sistem, b j,i nilai variabel beban j dari subsistem i, dan x i aliran massa atau energi yang berhubungan dengan subsistem i. Jika sistem yang dikaji menghasilkan lebih dari satu output fungsional, beban lingkungan dari sistem harus dialokasikan ke dalam keluaran-keluaran tersebut. Sebagai contoh, emisi CH 4 ternyata memberi dampak kepada beberapa hal seperti kesehatan manusia, pemanasan global, dan pencemaran air. Banyak CH 4 yang menyebabkan tiap dampak tersebut harus dikuantifikasi dengan cara pengalokasian jumlah CH 4 dari total emisi CH 4 11 sistem ke dalam tiap kategori dampak berdasarkan nilai ekuivalennya. Misalnya, emisi 1 kg CH 4 setara dengan emisi 25 kg CO 2 dalam hubungannya dengan pemanasan global. Alokasi akan mempengaruhi hasil dari LCA sehingga penentuan metode alokasi sangat krusial Azapagic, 2006. Analisis sensitivitas juga harus dilakukan ketika penggunaan beberapa metode alokasi digunakan untuk menentukan pengaruh metode alokasi terhadap hasil. Dalam ISO 14041 disarankan 3 hal berhubungan dengan alokasi, yaitu:  Jika memungkinkan, alokasi sebisa mungkin dihindari dengan cara membagi sistem ke dalam subsistem-subsistem atau dengan melakukan perluasan sistem.  Jika alokasi tidak dapat dihindari, masalah alokasi harus diselesaikan dalam suatu permodelan sistem yang berdasarkan pada hubungan fisis antar setiap unit fungsional.  Jika hubungan fisis tidak dapat ditentukan, maka hubungan lain termasuk nilai ekonomis dapat digunakan.

3. Dampak-dampak lingkungan akibat emisi yang akan dianalisis