20
7. Pengepresan: double stage screw dan single stage screw
Pengepresan dengan pengepres tipe ulir double stage screw dan single stage screw dilakukan jika bahan masukannya berupa biji utuh. Data simulasi yang digunakan adalah data
laporan Suparlan, et al 2008, dari BBP Mektan. Data mesin dan simulasi, perhitungan, dan hasil data dampaknya dapat dilihat di Lampiran 11. Emisi dari pemakaian solar stationary
combustion dihitung berdasarkan faktor emisi yang ada di Lampiran 2.
8. Pengepresan: tepung biji dan tepung kernel
Data simulasi untuk ekstraksi minyak dari tepung biji dan tepung kernel jarak pagar berasal dari penelitian Situmorang 2009. Sebelum dipres bahan terlebih dulu dipanaskan
preheating pada suhu 60
o
C dan selama 10 menit kondisi optimal. Preheater yang digunakan adalah pemanas tipe spiral bersumber energi listrik. Pengepresan dilakukan
dengan pengepres tipe kempa dengan kapasitas asumsi 79 kgjam. Emisi dari pemakaian energi listrik dan solar stationary combustion dihitung berdasarkan faktor emisi yang ada di
Lampiran 2. Data spesifikasi alat, data simulasi, perhitungan dan hasilnya terdapat pada Lampiran 12.
9. Pemanfaatan waste
Waste yang akan dimanfaatkan untuk bahan bakar bervariasi tergantung simulasi proses yang dilakukan. Untuk pengepresan biji utuh dan tepung biji, waste-nya berupa seed
cake. Jika yang diekstraksi minyaknya adalah tepung kernel, maka waste-nya ada 2 macam, yaitu cangkang biji hasil decorticating dan kernel cake. Emisi pembakarannya dihitung
berdasarkan faktor emisi pembakaran biomassa umum IPCC, 1997 dan IPCC, 2007 di Lampiran 2.
C. Dampak Lingkungan dari Proses Produksi Minyak Jarak Pagar Mentah
Proses produksi minyak jarak skala industri pada umumnya dilakukan seperti simulasi buah- single. Pada simulasi ini buah diangkut ke pabrik dan dikupas di sana, lalu pengepresan dilakukan
menggunakan pengepres tipe single stage screw. Simulasi proses dapat dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai emisi dan energi proses. Dengan begitu dapat diketahui seperti apa proses sebaiknya
dilakukan agar energinya lebih efisien dan emisinya lebih sedikit.
1. Simulasi: buah dikupas di lahan
Transportasi buah jelas lebih memerlukan energi daripada jika biji yang ditransportasikan. Hal ini dikarenakan massa biji yang jelas lebih kecil daripada massa buah.
Jika daging buah dikupas di lahan dan biji yang diangkut ke pabrik, maka kebutuhan energi dan emisi dari proses pengangkutan akan berkurang. Akibatnya, energi dan emisi dari
keseluruhan proses pun akan berkurang. Contoh perbandingan besar dampak lingkungannya dapat dilihat pada Gambar 8.
21
Gambar 8. Perbandingan nilai GWP
100
dari transportasi buah dan transportasi biji
2. Simulasi: pengepresan dilakukan dengan pengepres double stage screw
Pengepresan dengan single stage screw memberi emisi per liter CJCO lebih besar karena rendemen minyaknya 24 lebih kecil daripada pengepresan dengan double stage
screw 26. Contoh perbandingan besar dampak lingkungannya ada pada Gambar 9.
Gambar 9. Perbandingan nilai GWP
100
dari proses dengan pengepresan single stage screw dan dengan pengepresan double stage screw
3. Simulasi: pengepresan dilakukan dengan bahan yang dihaluskan tepung
Pengepresan minyak dengan bahan berupa tepung biji dan tepung kernel membutuhkan energi produksi per liter CJCO yang lebih sedikit, sehingga emisinya pun
1 2
3 4
5 6
7
Transportasi buah Transportasi biji
G W
P
100
k g
C O
2
li te
r C
J C
O
2 4
6 8
10 12
14 16
buah-single buah-double
G W
P
100
k g
C O
2
li te
r C
J C
O
22
lebih kecil. Tahapan yang dilalui sebenarnya lebih panjang, namun karena rendemen yang dihasilkannya lebih tinggi maka nilai emisi dan dampak lingkungan per liter CJCO-nya lebih
kecil. Pengepresan tepung kernel memberikan emisi yang lebih kecil daripada pengepresan tepung biji, karena rendemen minyaknya lebih tinggi. Akan tetapi, adanya proses tembahan,
yaitu decorticating, menyebabkan kebutuhan energi dan emisi yang dihasilkan keseluruhan prosesnya menjadi lebih tinggi. Contoh perbandingan besar dampak lingkungannya dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Perbandingan nilai GWP
100
dari transportasi buah dan transportasi biji
D. Perbandingan Nilai Dampak Lingkungan dari Simulasi yang Dilakukan