Penentuan waktu dan suhu koagulasi

36 Tabel 10. Hasil percobaan 17 kombinasi No X 1 X 2 X 3 Tekstur 1 1 0.05 0.125 155.4 2 1.5 0.05 0.125 216.55 3 1 0.15 0.125 134.8 4 1.5 0.15 0.125 214 5 1 0.05 0.175 184.6 6 1.5 0.05 0.175 246.15 7 1 0.15 0.175 135.6 8 1.5 0.15 0.175 176.45 9 1 0.1 0.15 150.6 10 1.5 0.1 0.15 212.95 11 1.25 0.05 0.15 200 12 1.25 0.15 0.15 199.7 13 1.25 0.1 0.125 208.2 14 1.25 0.1 0.175 181.7 15 1.25 0.1 0.15 215.35 16 1.25 0.1 0.15 201.1 17 1.25 0.1 0.15 204.7

2. Penentuan waktu dan suhu koagulasi

Penentuan waktu dan suhu koagulasi pada penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan metode respon permukaan. Pada tahap ini, tahu dibuat dari formula terpilih kemudian dioptimasi waktu dan suhu koagulasinya untuk mendapatkan respon tekstur tahu yang paling optimum. Pemanasan larutan serbuk tahu sutra pada waktu dan suhu tertentu betujuan agar terjadi denaturasi protein. Menurut Fukushima 1980, pada kondisi alami, molekul protein kedelai berikatan membentuk struktur tiga dimensi. Dalam keadaan ini residu asam amino yang bersifat hidrofobik terdapat di bagian dalam dan yang bersifat hidrofilik terdapat pada permukaan molekul. Jika protein tersebut dipanaskan dalam suatu lingkungan yang ber-pH rendah, maka protein tersebut akan terdenaturasi sehingga struktur tiga dimensi dari protein yang alami akan rusak. Akibatnya, 37 residu asam amino hidrofobik, ikatan disulfida dan grup sulfihidril bebas akan terekspos ke dalam air, sehingga polimerisasi intermolekul terjadi melalui reaksi ikatan silang antara ikatan hidrofobik, ikatan disulfida dan sulfihidril. Menurut Montgomery 2002, parameter waktu dan suhu merupakan parameter yang sering dioptimasi menggunakan RSM dan biasanya dipilih sebagai X 1 dan X 2 sedangkan parameter lainya dinyatakan sebagai X 3 . Oleh karena itu pada tahap ini pun waktu dinyatakan sebagai X 1 dan suhu dinyatakan sebagai X 2. Batas bawah dan batas atas untuk waktu dan suhu koagulasi telah ditentukan pada penelitian tahap I. Nilai interval tersebut kemudian dimasukkan kedalam program RSM dan diperoleh 11 kombinasi percobaan yang siap untuk diujicobakan. Kemudian tahu sutera dibuat dengan menggunakan formula terpilih dan dikoagulasikan menggunakan 11 kombinasi waktu dan suhu yang telah diperoleh. Produk tahu sutera yang dihasilkan selanjutnya diukur kekerasan teksturnya dengan texture analyzer. Tabel 11. menunjukkan 11 kombinasi percobaan dan hasil pengukuran tekstur tahu sutera yang dihasilkan. Tabel 11. Hasil Percobaan 11 kombinasi No X 1 X 2 Tekstur 1 30 70 56.5 2 50 70 81.2 3 30 90 108.6 4 50 90 145.8 5 30 80 104.7 6 50 80 138.2 7 40 70 75.3 8 40 90 146.8 9 40 80 120.2 10 40 80 111.7 11 40 80 114.7 Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan RSM diperoleh prediksi waktu dan suhu untuk mendapatkan tekstur yang paling optimum sebesar 151.403 force 38 yaitu pada waktu 49 menit dan suhu 89 o C. Langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi respon tekstur antara hasil prediksi RSM dengan respon tekstur hasil pengukuran dengan menggunakan formula terpilih dan waktu serta suhu koagulasi yang telah dioptimasi. Hasil verifikasi yang dilakukan memberikan respon tekstur terukur 149.3 gf hampir sama dengan hasil prediksi berdasarkan perhitungan dengan form 151.403 gf. Pada tahap ini juga diperoleh persamaan matematika untuk memprediksi respon dari berbagai kombinasi waktu dan suhu. Persamaan yang diperoleh adalah : Y = 119.521+ 15.9X 1 + 31.3667X 2 – 4.05263X 1 2 – 14.4526X 2 2 + 3.12501X 1 X 2 Keterangan : X 1 = waktu koagulasi menit X 2 = suhu koagulasi o C Pemeriksaan lanjutan terhadap model dilakukan melalui analisis signifikansi model, lack of fit dan R 2 . Tabel 12. menunjukkan Analysis of Variance ANOVA untuk signifikansi model. Tabel 12. ANOVA untuk signifikansi model Variation Sum of Squares Degrees of Freedom Mean Square F P Model 8158.8 5 1631.76 25.2144 0.001 Residual 323.577 5 64.7154 Total 8482.38 10 848.237 Pada taraf α = 0.05, diperoleh nilai model yang signifikan yang ditunjukkan oleh nilai P 0.05 P = 0.001. Analisis lack of fit dilakukan untuk menunjukkan bahwa model yang dihasilkan adalah benar telah mewakili respon permukaan Bradley, 2007. Tabel 13 menunjukkan Analysis of Variance ANOVA lack of fit . 39 Tabel 13. ANOVA untuk lack of fit Variation Sum of Squares Degrees of Freedom Mean Square F P Residual 323.577 5 64.7154 Lack of fit 286.411 3 95.4702 5.13741 0.167 Pure error 37.1667 2 18.5833 Berdasarkan hasil analisis anova, model ini bisa dikatakan mewakili respon karena nilai lack of fit yang tidak signifikan yaitu P 0.05 P = 0.167. Nilai R 2 yang diperoleh adalah sebesar 96, nilai ini juga memperkuat kesimpulan yang dapat diambil bahwa model yang dihasilkan adalah benar mewakili respon. Untuk mengetahui korelasi antar faktor dalam model ini dapat dilihat melalui 4D contour plot berikut : Gambar 8. Contour plot hubungan X 1 dan X 2 Melalui contour plot diatas dapat diketahui bahwa faktor X 1 dan X 2 berpengaruh positif terhadap tekstur tahu yang dihasilkan. Titik optimum terlihat pada nilai X 1 dan X 2 yang tinggi.

3. Analisa proksimat serbuk tahu sutera terpilih