Kadar lemak AOAC, 1995 Kadar karbohidrat

22 perubahan warna menjadi abu-abu. Dilakukan pula terhadap blanko. Perhitungan kadar protein dapat dilihat pada persamaan 3 dan 4 Kadar protein bb = N x faktor konversi 4 Keterangan : bb = kadar protein per bahan basah N = kandungan nitrogen pada contoh

d. Kadar lemak AOAC, 1995

Metode yang digunakan dalam penentuan kadar lemak adalah metoe ekstraksi sokhlet. Labu lemak dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator lalu ditimbang. Dua sampai tiga gram sampel yang telah dihancurkan dimasukkan dalam kertas saring yang sesuai ukurannya, kemudian ditutup dengan kapas wool yang bebas lemak. Kertas saring yang berisi larutan sampel tersebut dimasukkan dalam alat ekstraksi sokhlet, dipasang kondensor diatasnya dan labu lemak dibawahnya. Kemudian heksan dituangkan dalam labu lemak secukupnya, sesuai ukuran sokhlet, lalu direfluks selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC. Setelah dikeringkan sampai beratnya konstan didinginkan dalam desikator, kemudian labu dengan lemaknya ditimbang. Perhitungan kadar lemak dapat dilihat pada persamaan 5 Keterangan : bb = kadar lemak per bahan basah W = bobot contoh g W1 = bobot labu lemak + lemak hasil ekstraksi g W2 = bobot labu lemak kosong g 3 5 23

e. Kadar karbohidrat

Pengukuran kadar karbohidrat dilakukan dengan cara by difference yang dapat dilihat pada persamaan 6 Kadar karbohidrat bb = 100 - P + A+ KA + L Keterangan : bb = kadar karbohidrat per bahan basah P = kadar protein A = kadar abu KA = kadar air L = kadar lemak 6 24 Gambar 4. Diagram alir metode penelitian Tahap II Penentuan bahan baku utama Penentuan rentang interval GDL Penentuan perbandingan air dengan serbuk tahu sutera Penentuan rentang interval STPP, Na 2 HPO 4 NaH 2 PO 4 Penentuan rentang interval waktu dan suhu koagulasi Metode Respon Permukaan RSM penentuan formula terbaik Metode Respon Permukaan RSM optimasi suhu dan waktu koagulasi Analisa proksimat profil produk terbaik Tahap I 25 Gambar 5. Diagram alir pembuatan tahu sutera cara kering dan pengukuran tekstur Tahu Sutera Pengukuran tekstur dengan texture analyzer Pendinginan Pelarutan dengan Air Koagulasi pada waktu dan suhu tertentu Serbuk Tahu Sutera GDL, STPP, Na 2 HPO 4 NaH 2 PO 4 Bahan Serbuk Utama Pencampuran Kering 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TAHAP I

1. Penentuan bahan baku serbuk tahu sutera

Bahan baku yang tersedia adalah isolat protein kedelai dan susu bubuk kedelai komersial. Isolat protein kedelai yang digunakan memiliki kandungan protein sebesar 90.45 dan susu kedelai komersial yang digunakan memiliki kandungan protein sebesar 23. Untuk mengetahui bahan baku yang terpilih, isolat dan susu bubuk kedelai dilihat kelarutannya dalam air dan uji coba koagulasi dengan penggumpal tahu. Menurut Granizo et al. 2005, bahan baku berbentuk bubuk merupakan bahan baku yang umum ditemukan dalam formula produk sehingga kelarutan dari bubuk tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk dapat menghasilkan produk yang seragam. Berdasarkan tingkat kelarutan yang teramati secara deskriptif oleh panelis terbatas 5 orang diketahui bahwa susu kedelai bubuk memiliki kelarutan dalam air yang lebih baik dibandingkan dengan isolat protein kedelai. Kemudahan kelarutan ini diukur berdasarkan banyaknya air yang diperlukan untuk melarutkan susu kedelai bubuk dan isolat protein kedelai. Susu kedelai bubuk membutuhkan perbandingan air 1 : 2 untuk dapat larut dengan sempurna sedangkan isolat protein kedelai membutuhkan perbandingan air sebesar 1 : 10. Selain itu, teramati bahwa isolat protein kedelai tidak terlarut dengan sempurna karena akan timbul endapan setelah didiamkan beberapa saat setelah pelarutan dengan air dan larutan yang terbentuk bersifat kental. Seperti yang telah diketahui, isolat protein kedelai hampir bebas dari karbohidrat dan komponen lainnya sedangkan susu kedelai bubuk masih memiliki karbohidrat dan komponen lain tersebut dalam jumlah yang cukup banyak. Karbohidrat diduga memegang peranan penting dalam perbedaan kelarutan antara susu kedelai bubuk dan isolat protein kedelai. Gugus OH pada karbohidrat akan berikatan hidrogen dengan air sehingga membantu proses pelarutan susu kedelai bubuk dengan air Zayas, 1997.