RTH jalur tepi sungai RTH jalur tepi jalan

privat legal perencanaan dilakukan dengan pertimbangan khusus atau berupa usulan penetapan luasan RTH tertentu atau perlindungan terhadap RTH yang ada dengan tetap mempertahankannya. Dalam penentuan luasannya, untuk mencapai penambahan yang sesuai dan persebaran RTH secara sinergis dan merata, RTH direncanakan terlebih dahulu pada unit jalur. RTH berupa jalur pada tepi sungai maupun tepi jalan raya dan jalur kereta. Perencanaan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku dengan penyesuainan terhadap penambahan RTH yang paling memungkinkan. Setelah itu dilakukan perencanaan RTH kawasan dengan persebaran yang merata secara berhirarki mengikuti tingkatan lingkungan administratif Kecamatan Beji. 1 Unit RTH jalur Perencanaan unit RTH berupa jalur dilakukan pada kawasan lindung sempadan sungai dan jalur hijau tepi jalan. Penetapan lebar RTH dari tepi jalan ataupun tepi sungai ditentukan berdasarkan perundangan dan kebutuhan RTH jalur tersebut. Berikut deskripsi dari perencanaan tiap unit RTH jalur.

a. RTH jalur tepi sungai

Penetapan garis sempadan ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomer 63 tahun 1993 mengenai Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Sesuai pasal 8 yang mengatur garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, maka pada Kecamatan Beji ditetapkan:  Pada Kali Tanah Baru kedalaman 3 meter ditetapkan sempadan 10 meter;  Pada Kali Krukut kedalaman 3 – 20 meter ditetapkan sempadan 15 meter ;  Sungai Ciliwung kedalaman 20 meter ditetapkan sempadan 30 meter.

b. RTH jalur tepi jalan

Jalur tanaman tepi jalan berupa barisan pepohonan yang membatasi jalur jalan dengan trotoar dan bangunan di tepi jalan. Fungsi utama tanaman adalah sebagai peneduh bagi pengguna jalan serta untuk pemerataan termal. Sesuai dengan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan, jalur hijau tepi jalan berupa penempatan tanaman seluas 20 – 30 dari ruang milik jalan rumija sesuai kelas jalan. Keberadaan rumija di Kecamatan Beji tidak mencukupi untuk jalur hijau sehingga direncanakan penambahan:  Pada kelas jalan kolektor primer Jalan Margonda Raya ditetapkan RTH jalur selebar 3 meter di kedua sisi jalan dan median jalan selebar 1,5 meter;  Pada kelas jalan kolektor sekunder Jalan AR Hakim ditetapkan RTH selebar 2 meter di kedua sisi jalan;  Pada kelas jalan arteri sekunder Jalan Tanah Baru yang berbatasan langsung dengan Kali Tanah Baru ditetapkan RTH selebar 3 meter dan 1 meter di sisi tepi sungai; pada Jalan Juanda ditetapkan RTH selebar 2 meter di kedua sisi;  Pada rencana jalan tol ditetapkan RTH selebar 3 meter di kedua sisi jalan. Gambar 36. Jalur Hijau Tepi Jalan Perencanaan juga dilakukan pada tepi jalur kereta dengan fungsi utama membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat dengan jalur kereta. Berdasarkan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan 2008, RTH tepi terbangun jalur lurus kereta api ditetapkan selebar 20 meter. Hal ini tidak memungkinkan karena kawasan padat terbangun dan legal. Karena itu, RTH ditetapkan selebar 10 meter di kedua sisi. 2 Unit RTH kawasan Upaya pencapaian kenyamanan termal dilakukan melalui perencanaan RTH yang tersinergis sesuai karakteristik penggunaan lahan, aspek legal dan hirarki administraif. Hubungan antar unit RTH kawasan seperti pada Gambar 37. Gambar 37. Unit RTH Kawasan Penjelasan dari tiap unit RTH kawasan tersebut sebagai berikut:

a. RTH kecamatan