namun berbeda dalam jumlah energi yang dipancarkan. Semakin tinggi suhu obyek maka semakin besar radiasi yang dipancarkan. Pemukaan aspal panas yang
tersinari matahari langsung akan memancarkan radiasi lebih besar dibandingkan aspal yang lebih dingin dalam naungan. Radiasi terestrial ini turut
mempengaruhi perningkatan suhu udara perkotaan Brown dan Gillespie, 1995.
2.2.2 Suhu Udara
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan termometer bola kering. Suhu udara dipengaruhi musim, sudut
matahari dan jumlah radiasi yang diterima, pengaruh daratan-lautan, topografi, angin, panas laten, penutup tanah dan tipe tanah. Suhu udara berubah sesuai
waktu dan tempat, serta memiliki variasi harian yang serupa Tjasyono, 1996. Menurut Brooks 1988, suhu udara harian terendah terjadi sesaat sebelum
subuh, meningkat mulai matahari terbit hingga mencapai puncak saat tengah hari dan kemudian menurun secara bertahap hingga malam. Perbedaan suhu udara di
lanskap merupakan pemicu terjadinya pertukaran panas baik secara konduksi, konveksi dan radiasi antara lingkungan dengan tubuh maupun bangunan. Ketika
terjadi perbedaan suhu udara, energi panas akan ditrasferkan dari area bersuhu udara tinggi ke area dengan suhu udara yang lebih rendah.
Menurut Frick dan Suskiyanto 2007, kehangatan suhu udara di kota saat siang hari meningkat di pusat kota, membumbung di situ dan memadatkan
partikel debu, dan sebagainya. Kubah debu terbentuk secara berkala di atas kota sebagai akibat dari aktivitas dalam kota. Udara tercemar tersebut membentuk
kanopi kabut yang mengurangi sinar matahari langsung. Pada malam hari, kanopi kabut mengurangi pemantulan radiasi ke angkasa, mengakibatkan peningkatan
suhu sampai 6°C dan menghalangi angin sejuk ke dalam kota.
2.2.3 Kelembaban Udara
Menurut Allaby 2007, kelembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Istilah ini hanya mewakili air yang hadir dalam bentuk gas. Kelembaban
dapat dihitung dalam beragam cara yaitu mixing ratio, specific humidity dan relative humidity. Berkaitan dengan laporan cuaca, kelembaban yang dimaksud
atau umum digunakan adalah relative humidity kelembaban relatif dimana biasa disingkat RH. Kelembaban relatif adalah rasio antara massa uap air yang ada
dalam satuan massa udara kering mixing ratio dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan saturasi saturation mixing ratio dalam udara tersebut.
Angka kelembaban bernilai 0-100 dimana 0 artinya udara kering dan 100 berarti udara jenuh dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air saturasi.
Menurut Brooks 1988, kelembaban udara bersiklus dan berhubungan erat dengan suhu udara. Secara umum, kelembaban udara maksimum terjadi pagi
hari sebelum matahari terbit saat suhu udara minimum. Hal ini memicu pengembunan bila udara bersentuhan dengan permukaan bersuhu lebih rendah
dari suhu titik embun. Kelembaban udara minimum terjadi saat tengah hari bersamaan dengan suhu udara maksimum.
Kelembababan tertinggi terjadi di khatulistiwa sedangkan terendah terjadi di lintang 40°. Besarnya kelembaban dapat menstimuli curah hujan. Di Indonesia
kelembaban tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Kelembaban tinggi merupakan kondisi lingkungan yang tidak nyaman
bagi manusia. Kondisi lingkungan nyaman bila kelembaban antara 40-75. Walaupun peningkatan kelembaban di daerah tropis menyebabkan berkurangnya
kenyamanan, namun gerakan air dapat menimbulkan kesejukan.
2.2.4 Angin