Topografi Geologi dan Tanah

wilayah Parung dengan wilayah meliputi 21 desa yang salah satunya adalah Desa Beji. Terjadi peningkatan pendatang ke wilayah Depok untuk bermukim dipengaruhi pembangunan proyek perumahan nasional di Depok pada tahun 1976, disusul pembangunan perumahan-perumahan swasta. Pada tahun 1980an, pembangunan Jalan Margonda Raya dan Kampus Universitas Indonesia yang berlokasi di Pondok Cina turut menyebabkan peningkatan pembangunan rumah kos, perumahan dan tempat perbelanjaan di Pondok Cina dan Beji. Pada tahun 1981 dibentuklah Kecamatan Beji bersamaan dengan disahkannya Kota Administratif Depok berdasarkan PP nomor 43 tahun 1981. Kota Administratif Depok terdiri dari tiga kecamatan Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji dan 17 desa. Kecamatan Beji terdiri dari lima desa yaitu Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru dan Desa Kukusan. Karena perkembangan pesat maka pada tahun 1998 terjadi perubahan Desa menjadi Kelurahan dan pemekaran kelurahan. Pada Kecamatan Beji bertambah satu kelurahan yaitu Kelurahan Beji Timur. Pada tahun 1999, Kota Administratif Depok berubah menjadi Kota Madya Depok berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang terdiri dari sebelas kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Cilodong, Kecamatan Limo, Kecamatan Cinere, Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Tapos. Kecamatan Beji menjadi pusat Kota Depok dan terdiri dari enam kelurahan yaitu Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan dan Kelurahan Tanah Baru.

4.3 Aspek Biofisik

4.3.1 Topografi

Berdasarkan peta rupabumi tahun 2001, diketahui bahwa Kecamatan Beji terletak di dataran rendah dengan elevasi antara 62 sampai dengan 80 meter di atas permukaan laut. Sebagaian besar wilayah Kecamatan Beji termasuk dalam kemiringan landai dengan kemiringan lereng kurang dari 15. Bentuk kemiringan wilayah tersebut sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas penggunaan lahan dan kepadatan bangunan. Wilayah Beji yang cenderung datar ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemukiman, perdagangan dan jasa.

4.3.2 Geologi dan Tanah

Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, skala 1 : 10.000, stratigrafi wilayah Depok sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batu pasir dan batu lempung sebagai berikut:  Formasi bojongmanik Tmb: perselingan konglomerat, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung;  Formasi serpong Tpss: breksi, lahar, tuf breksi, tuf batu apung;  Satuan batuan gunung api muda Qv: tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingan dengan konglomeratan;  Satuan batuan kipas alluvium: endapan lempung, pasir, kerikil, kerakal; dan  Satuan endapan alluvial Qa. Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok, kondisi geologi Kota Depok termasuk dalam sistem geologi cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor – Tangerang – Bekasi terdapat pada bagian barat – barat daya dimana dijumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan Bojongmanik. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Beji yaitu tanah latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis – basaltis. Jenis tanah ini tingkat kesuburannya rendah – cukup, mudah meresapkan air, tahan terhadap erosi dan memiliki tekstur halus www.depok.go.id, 2010. 4.3.3 Klimatologi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok termasuk daerah iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson, dimana musim kemarau berlangsung pada bulan April – September dan musim penghujan antara bulan Oktober – Maret. Kondisi iklim di Depok relatif sama, ditandai perbedaan curah hujan yang cukup kecil. Berdasarkan data hasil pemeriksaan hujan tahun 2009 di Stasiun Pancoran Mas Tabel 5 diketahui curah hujan bulanan berkisar antara 1 – 330 mm dan banyaknya hari hujan antara 12 – 27 hari. Puncak hari hujan terjadi pada bulan Desember sedangkan hari hujan terendah pada bulan April. Curah hujan rata-rata bulanan Kecamatan Beji adalah 270,8 mm. Tabel 5. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Beji Bulan Hari Hujan Curah Hujan mm Januari 24 260 Februari 18 250 Maret 15 240 April 12 220 Mei 19 260 Juni 17 250 Juli 15 240 Agustus 19 270 September 20 300 Oktober 22 300 Nopember 25 330 Desember 27 330 Sumber: BPS 2009 Dari hasil pengukuran stastiun BMG Jakarta Observatory tahun 2009, diperoleh suhu udara T rata-rata bagi DKI dan sekitarnya yaitu 28,6°C, dengan rata-rata T minimum 25,3°C pada bulan April dan T maksimum 32,4°C pada bulan September. Kelembaban udara RH rata-rata Kecamatan Beji pada tahun 2009 adalah 87,1. Dengan RH maksimum pada bulan Data iklim bulanan di Kecamatan Beji, Kota Depok tahun 2009 seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Data Iklim Rata-Rata Bulanan Kota Depok Bulan Tmean °C Tmax °C Tmin °C RH Januari 27,0 30,2 24,5 90,6 Februari 27,1 30,3 24,4 91,0 Maret 28,4 32,6 25,0 88,2 April 28,9 32,0 23,9 88,7 Mei 28,9 32,6 25,6 88,6 Juni 29,1 33,0 25,5 87,5 Juli 29,3 32,8 25,6 81,5 Agustus 29,5 33,1 25,6 83,5 September 29,5 33,8 25,7 83,3 Oktober 28,5 33,7 25,7 84,7 November 28,6 32,7 25,2 88,2 Desember 28,7 31,9 25,5 89,4 Sumber: BMG 2009

4.4 Aspek Sosial