5.3.3 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah yang diamati, antara lain : tekstur tanah, drainase, dan kerapatan lindak. Sifat fisik tanah masing-masing pedon relatif seragam, yaitu
pada Pedon P1, P2, dan P3 memiliki sifat rasa licin seperti semir apabila dipirid antara telunjuk dan ibu jari, tidak lekat, tidak plastis lembab, apabila kaki
dihentakan secara vertikal dan berulang-ulang di atas permukaan tanah akan menimbulkan bunyi seperti gendang yang mengindikasikan kerapatan lindak
rendah 0,89 gcm
3
karena tingginya kandungan bahan organik, dan rendahnya kadar liat, serta tingkat perkembangan tanah yang belum lanjut.
5.3.4 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang ditetapkan, antara lain : pH reaksi tanah, Al-dd, C- organik, N-total, KTK, KB, dan P tersedia. Data sifat kimia tanah yang dianalisis
tertera pada Tabel 11. Kriteria sifat kimia tanah mengacu pada Kriteria PPT, 1983 dalam Hardjowigeno, 2007. Uraian data kimia tertera pada Lampiran 3
dan Kriteria PPT tertera pada Lampiran 6. Berikut penjelasan sifat-sifat kimia tanah dari daerah penelitian.
Kemasaman tanah disebabkan Aluminium yang dapat ditukarkan bereaksi dengan air dan melepaskan H
+
ke larutan tanah. Pedon P1 memiliki reaksi tanah tergolong masam dengan nilai pH 4.9-5.1. Nilai Al dd berkisar 1.42 me100g
pada horison A1.1 sampai 3.28 me100g pada horison A1.2. Hubungan antara reaksi tanah dan aktivitas alumunium berbanding terbalik. Artinya bila pH tanah
turun, maka Al menjadi bertambah larut. Kandungan C-organik yang dimiliki oleh Pedon P1 tergolong sedang sampai sangat rendah yaitu 2.47 dan 0.88.
Kandungan C-organik semakin menurun dengan semakin bertambahnya kedalaman tanah. Artinya kandungan C-organik di horison teratas lebih tinggi
dibanding horison di bawahnya, karena akumulasi bahan organik hasil dekomposisi biota tanah dan bahan organik tersebut dapat membentuk kompleks
mineral liat alofan yang memantapkan bahan organik terhadap dekomposisi biotik, sehingga membuat kadar C-organik dipertahankan. Senyawa kompleks ini
sulit untuk dipindahkan melalui pencucian sehingga akan tertimbun di permukaan
pedon. P1 memiliki nilai N total sedang sampai sangat rendah yaitu 0.25-0.09.
Nilai N total sebanding dengan nilai C-organik, yaitu horison teratas lebih tinggi dari horison dibawahnya.
Kapasitas Tukar Kation KTK merupakan kemampuan tanah untuk mengikat kation-kation oleh muatan negatif, terutama yang berasal dari mineral
liat dan koloid humus tanah. Nilai KTK erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur
hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK rendah. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks jerapan koloid tersebut tidak
hilang tercuci oleh air. Nilai KTK tanah pada Pedon P1 tergolong sedang sampai rendah, yaitu : 17.35 me100g Horison A1.1 sampai 11,21 me100g Horison
BW1.2 yang mengindikasikan bahwa tanah tersebut mengalami hancuran iklim yang belum intensif. Semakin rendah KTK tanah, maka semakin intensif hancuran
iklim yang terjadi pada tanah tersebut. Nilai KTK lapisan atas lebih tinggi dari lapisan di bawahnya. Nilai KTK yang tinggi tampaknya berasal dari kontribusi
bahan organik tanah. Nilai Kejenuhan Basa KB merupakan perbandingan antara basa-basa
yang dapat dipertukarkan dan KTK tanah. Pedon P1 memiliki nilai basa-basa yang apabila diurutkan diperoleh nilai basa-basa dari tertinggi sampai terendah,
yaitu : Ca
2+
Mg
2+
Na
+
K
+
. Nilai KB tanah pada Pedon P1 tergolong sedang sampai rendah yang berkisar antara 44.16 dan 28.12 . Hal ini disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi, sehingga proses pencucian berjalan intensif. Pedon P1 memiliki kadar P tersedia di tanah tergolong sangat rendah berkisar antara 6.2
ppm pada horison A11 dan 2.4 ppm pada horison Bw13. Hal ini terjadi karena
tingginya kapasitas jerapan P pada tanah. Kadar P tersedia semakin menurun
seiring bertambahnya kedalaman tanah. Pedon P2 memiliki reaksi tanah tergolong masam dengan nilai pH 4.9-5.2.
Nilai Al dd berkisar 0.38 me100g pada horison A1 sampai 2.11 me100g pada horison BW1.1. Kandungan C-organik tergolong rendah sampai sangat rendah,
yaitu : 1.60 dan 0.88. Kadar C-organik semakin menurun dengan semakin bertambahnya kedalaman tanah. Kandungan C-organik tinggi terdapat pada
lapisan atas. Pedon P2 memiliki nilai N total rendah sampai sangat rendah, yaitu :
0.17-0.09. Nilai N total sebanding dengan nilai C-organik, yaitu : horison
teratas lebih tinggi dari horison di bawahnya. Nilai KTK tanah di daerah penelitian tergolong sedang, yaitu : 21.61 me100g Horison BW1.1 sampai
18.14 me100g Horison BW1.2 yang mengindikasikan bahwa tanah tersebut
mengalami hancuran iklim yang belum intensif. Nilai KB pada P2 tergolong
rendah berkisar antara 21.43 dan 32.58 . Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga proses pencucian berjalan intensif. Pedon P2 memiliki kadar
P tersedia di tanah tergolong sangat rendah berkisar antara 3.1 ppm pada horison A1 dan 1.7 ppm pada horison BW1.3. Kadar P tersedia semakin menurun seiring
bertambahnya kedalaman tanah. Pedon P3 memiliki reaksi tanah tergolong masam dengan nilai pH 4.9-5.2.
Nilai Al dd berkisar dari 0.56 me100g pada horison A1 sampai 2.38 me100g pada horison BW1.1. Kandungan C-organik yang dimiliki oleh Pedon P3
tergolong sedang sampai sangat rendah, yaitu : 2.47 dan 0.24. Kadar C- organik semakin menurun dengan semakin bertambahnya kedalaman tanah.
Pedon P3 memiliki nilai N total sedang sampai sangat rendah, yaitu : 0.25-
0.02. Nilai N total sebanding dengan nilai C-organik, yaitu horison teratas lebih
tinggi dari horison di bawahnya. Nilai KTK tanah di daerah penelitian tergolong rendah, yaitu : 14.78 me100g Horison BW1.3 sampai 16.10 me100g Horison
A1. Nilai KB pada Pedon P3 tergolong sedang sampai rendah, berkisar antara 39.32 dan 25.43 dan memiliki kadar P tersedia di tanah tergolong sangat
rendah berkisar antara 6.5 ppm pada horison A1 dan 1.1 ppm pada horison BW1.3
dan BW1.4. Hal ini terjadi karena tingginya kapasitas jerapan P pada tanah. Kadar
P tersedia semakin menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah.
5.4 Klasifikasi Tanah dan Lahan 5.4.1
Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Klasifikasi Taksonomi Tanah Soil Survey Staff, 2010. Sistem ini menggunakan
data morfologi, kimia, fisik, dan mineralogi tanah serta keadaan iklim terutama suhu udara dan curah hujan untuk mengklasifikasikan tanahnya. Horison-horison
penciri yang terdapat pada ketiga pedon yang teliti tertera pada Tabel 12.
Pedon Horison pH
1:1 Walkley
dan Black
Kjeldhal Bray I
N NH
4
OAc pH 7.0 KB
N KCl
0.05 N HCl
Simbol Kedalaman
cm H
2
O KCl C-org N-Total P Ca Mg K Na KTK
Al H Fe
.... ....
ppm ……….me100g……….
...me100g… ppm
P1 A1.1
0-33 5.10 4.40 2.47
0.25 6.2 3.93 1.46 0.12 0.21 17.35 32.97 1.42 0.28 4.20
A1.2 30-68 4.90 4.10 1.84
0.17 5.1 2.93 1.20 0.09 0.17 15.61 28.12 3.28 0.34 3.12
BW1.1 68-114 5.00 4.30 1.44 0.15
3.6 3.61 1.59 0.11 0.27 14.92 37.40 1.76 0.22 2.40 BW1.2 114-155 5.00 4.20 1.44
0.14 2.7 3.11 1.42 0.07 0.35 11.21 44.16 1.94 0.25 6.36
BW1.3 155-175 5.00 4.20 0.88 0.09
2.4 2.18 1.09 0.08 0.69 13.39 30.17 2.38 0.29 6.04
P2 A1
0-25 5.20 4.50 1.60
0.17 3.1 4.38 1.33 0.10 0.13 18.75 31.68 0.38 0.16 3.10
BW1.1 25-51 4.90 4.10 1.36 0.13
2.6 3.11 1.30 0.07 0.15 21.61 21.43 2.11 0.28 4.88 BW1.2 51-79 5.00 4.20 1.44
0.14 2.1 4.17 1.46 0.08 0.20 18.14 32.58 1.18 0.24 4.48
BW1.3 79-120 4.90 4.20 0.88 0.09
1.7 3.88 1.37 0.07 0.46 18.35 31.50 2.04 0.26 10.60
P3 A1
0-33 5.00 4.30 2.47
0.25 6.5 4.02 1.74 0.18 0.39 16.10 39.32 0.56 0.24 3.08
BW1.1 33-72 5.20 4.40 0.48 0.05
2.1 3.96 1.37 0.07 0.48 15.84 37.12 2.38 0.18 16.68 BW1.2 72-107 5.00 4.30 0.64
0.05 1.7 3.24 1.74 0.09 0.48 15.99 34.71 0.64 0.23 17.00
BW1.3 107-150 4.90 4.10 0.32 0.03
1.1 3.31 1.37 0.08 0.48 14.78 35.45 1.62 0.27 12.12 BW1.4 150-180 5.00 4.30 0.24
0.02 1.1 2.02 1.41 0.07 0.52 15.81 25.43 0.86 0.21 12.96
Tabel 11. Data Analisis Sifat Kimia Tanah dari Tiga Pedon Pewakil di Daerah Penelitian
31