Saran Studi Korelasi Antara Proses Geomorfik Dan Pedogenesis Di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
P1 Puncak Datar, Kemiringan Lereng 0-3
P2 Lereng Terjal, Kemiringan Lereng 30-60
Jenis Analisis Tanah Metode yang Digunakan
1. Kemasaman Tanah pH
Dalam media air dan KCl, diukur dg pH meter 2.
Kadar C- organik Walkley dan Black
3. Kapasitas Tukar Kation
Ekstraksi NH4OAc, pH 7 4.
Kejenuhan Basa Ekstraksi NH4OAc, pH 7
5. Kalium K, Natrium
Na, Magnesium Mg, dan Kalsium Ca
Ekstraksi NH4OAc, pH 7
6. Kadar N-total
Kjeldahl 7.
Kadar P-tersedia Bray I
8. Kadar AL dan H
Ekstraksi KCl 1 N 9.
Kadar Fe aktif Atomic Absorption Spectrophotometer AAS
P3 Kaki Lereng Landai, Kemiringan Lereng 2-5
Lampiran 2. Jenis Analisis Kimia Tanah serta Metode yang Digunakan
Lampiran 1. Sketsa Pengamatan Pedon SecaraToposekuen Puncak,Lereng, dan Kaki Lereng
Pedon Horison pH
1:1 Walkley
dan Black
Kjeldhal Bray I
NNH
4
OAc pH 7.0 KB
N KCl 0.05
N HCl
Simbol Kedalaman
cm H
2
O KCl C-org N-Total P Ca Mg K Na KTK
Al H Fe
.... .... ppm ……….me100g……….
.... ...me100g…
ppm
P1 A1.1
0-33 5.10 4.40 2.47
0.25 6.2 3.93 1.46 0.12 0.21 17.35 32.97 1.42 0.28 4.20
A1.2 30-68 4.90 4.10 1.84
0.17 5.1 2.93 1.20 0.09 0.17 15.61 28.12 3.28 0.34 3.12
BW1.1 68-114 5.00 4.30 1.44 0.15
3.6 3.61 1.59 0.11 0.27 14.92 37.40 1.76 0.22 2.40 BW1.2 114-155 5.00 4.20 1.44
0.14 2.7 3.11 1.42 0.07 0.35 11.21 44.16 1.94 0.25 6.36
BW1.3 155-175 5.00 4.20 0.88 0.09
2.4 2.18 1.09 0.08 0.69 13.39 30.17 2.38 0.29 6.04
P2 A1
0-25 5.20 4.50 1.60
0.17 3.1 4.38 1.33 0.10 0.13 18.75 31.68 0.38 0.16 3.10
BW1.1 25-51 4.90 4.10 1.36 0.13
2.6 3.11 1.30 0.07 0.15 21.61 21.43 2.11 0.28 4.88 BW1.2 51-79 5.00 4.20 1.44
0.14 2.1 4.17 1.46 0.08 0.20 18.14 32.58 1.18 0.24 4.48
BW1.3 79-120 4.90 4.20 0.88 0.09
1.7 3.88 1.37 0.07 0.46 18.35 31.50 2.04 0.26 10.60
P3 A1
0-33 5.00 4.30 2.47
0.25 6.5 4.02 1.74 0.18 0.39 16.10 39.32 0.56 0.24 3.08
BW1.1 33-72 5.20 4.40 0.48 0.05
2.1 3.96 1.37 0.07 0.48 15.84 37.12 2.38 0.18 16.68 BW1.2 72-107 5.00 4.30 0.64
0.05 1.7 3.24 1.74 0.09 0.48 15.99 34.71 0.64 0.23 17.00
BW1.3 107-150 4.90 4.10 0.32 0.03
1.1 3.31 1.37 0.08 0.48 14.78 35.45 1.62 0.27 12.12 BW1.4 150-180 5.00 4.30 0.24
0.02 1.1 2.02 1.41 0.07 0.52 15.81 25.43 0.86 0.21 12.96
Lampiran 3. Data Analisis Sifat Kimia Tanah dari Tiga Pedon Pewakil di Daerah Penelitian 45
Pedon Horison Data
Morfologi Tanah Horison
Penciri Penciri
Lain Macam Tanah
Simbol Kedalam
an cm Batas
Topograf i Horison
Warna Matriks
Kelas Tekstur
Struktur Konsisten
si Epipedon Horison
Bentuk Ukuran Tingkat
Perkem bangan
Lembab
P1 A1.1
0-33 c, s
5 YR 46 Si L
sb F
1 vf
Melanik Sifat
Andik Typic
Melanudand A1.2
30-68 c, s
5 YR 54 Si L
sb F
1 vf BW1.1
68-114 c, s
5 YR 54 Si L
ab F
1 vf Kambik
BW1.2 114-155
c, s 5 YR 54
Si L ab
F 1 vf
Kambik BW1.3
155-175 c, s
5 YR 58 Si Cl L
ab F
1 f
P2 A1
0-25 c, s
5 YR 46 Si L
sb F
1 vf
Umbrik Sifat
Andik Typic
Hapludand BW1.1
25-51 c, s
5 YR 54 Si L
sb F
1 vf Kambik
BW1.2 51-79
c, s 5 YR 54
Si L sb
F 1 vf
Kambik BW1.3
79-120 c, s
5 YR 58 Si L
sb F
1 f
P3 A1
0-33 c, s
5 YR 34 Si L
sb F
1 vf Melanik
Sifat Andik
Typic Fulvudand
BW1.1 33-72
c, s 5 YR 68
Si L sb
F 1 f
Kambik BW1.2
72-107 c, s
5 YR 66 Si L
sb F
1 f Kambik
BW1.3 107-150
c, s 5 YR 68
Si Cl L sb
F 1 f
Kambik BW1.4
150-180 c, s
5 YR 78 Si Cl L
sb F
1 f Lampiran 4. Rekapitulasi Data Morfologi dari Tiga Pedon Pewakil
46
Keterangan : 1
Batas Topografi Horison: c, s = jelas, rata 2
Warna Matriks : 5 YR 34 = Coklat kemerahan gelap
5 YR 46 = Merah kekuningan 5 YR 54 = Coklat kemerahan
5 YR 58 = Merah kekuningan
5 YR 66 = Kuning kemerahan
5 YR 68 = Kuning kemerahan 5 YR 78 = Kuning kemerahan
3 Kelas Tekstur : Si L = Lempung berdebu
Si Cl L = Lempung liat berdebu 4 Struktur :
a. Bentuk
: ab = Gumpal bersudut sb = Gumpal membulat
b. Ukuran
: F = Halus c.
Perkembangan : 1 = Lemah 5 Konsistensi
Lembab : vf = Sangat gembur
f = Gembur
Lampiran 5. Data Morfologi Tanah dari Tiga Pedon Pewakil di Daerah Penelitian
Pedon : P1
Posisi : Puncak lereng
Lokasi : Desa Lamajang, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung
Koordinat : 07
07’26.6” LS dan 107 31’56.1 BT
Macam TanahSubgroup : Typic Melanudand
Soil Survey Staff, 2010 Drainase :
Baik Fisiografi
: Lungur volkan tengah Lereng
: Datar 0-3 Bentuk Lahan Landform : Dataran punggung volkan tengah berbahan induk
batuan andesitik, datar, tidak tertoreh.Vat 3.5.0 Elevasi
: 1106 m dpl Bahan Induk
: Tuf volkan intermedier batuan andesit Vegetasi
: Kebun sayuran, bawang merah, bayam, dan rumput-rumputan
Horison Uraian
Simbol Kedalaman
cm A
11
0 - 30 Merah kekuningan 5 YR 46; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus,
banyak; beralih jelas, rata.
A
12
30 - 68 Coklat kemerahan 5 YR 54; lempung berdebu;
gumpal membulat, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus, sedang; beralih jelas,
rata.
Bw
11
68 - 114 Coklat kemerahan 5 YR 54 lempung berdebu;
gumpal bersudut, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus banyak; beralih jelas,
rata.
Bw
12
114 - 155 Coklat kemerahan 5 YR 54; lempung berdebu;
struktur gumpal bersudut, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus, sedang;
beralih jelas, rata.
Bw
13
155 - 175 Merah kekuningan 5 YR 58; lempung liat
berdebu; gumpal bersudut, halus, lemah; gembur lembab; perakaran halus, sedikit.
Lampiran 5.Lanjutan Pedon :
P2 Posisi :
Lereng tengah
Lokasi : Desa Lamajang, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung
Koordinat : 07
07’26.6” LS dan 107 31’56.4 BT
Klasifikasi Tanah : Typic Hapludand
Soil Survey Staff, 2010 Drainase :
Baik Fisiografi
: Lungur volkan tengah Lereng
: Curam 30-60 Bentuk Lahan Landform : Lereng volkan tengah berbahan induk batuan
andesitik, terjal, tertoreh Vat 3.6.3 Elevasi
: 1092 m dpl Bahan Induk
: Tuf volkan intermedier batuan andesit Vegetasi : Kebun sayuran, bawang merah, bayam, dan cabai
Horison Uraian
Simbol Kedalaman cm
A
1
0 - 25 Merah kekuningan 5 YR 46; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus,
banyak; beralih jelas, rata.
Bw
11
25 - 51 Coklat kemerahan 5 YR 54; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus,
sedang; beralih jelas, rata.
Bw
12
51 - 79 Coklat kemerahan 5 YR 54; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus,
sedikit; beralih jelas, rata.
Bw
13
79 - 120 Merah kekuningan 5 YR 58 lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; gembur lembab; perakaran halus sangat
sedikit.
Pedon
: P3
Lokasi : Desa Lamajang, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung
Koordinat : 07 07’26.4” LS dan 107
31’57 BT Macam TanahSubgroup
: Typic Fulvudand Soil Survey Staff, 2010
Drainase :
Baik Fisiografi
: Lungur volkan tengah Lereng
: Landai
2-5 Bentuk Lahan Landform
: Kaki lereng volkan tengah berbahan induk batuan andesitik,landai, tertoreh sedang Vat 3.5.2
Elevasi :
1088 m
dpl. Bahan Induk
: Tuf volkan intermedier batuan andesit. Vegetasi : Putri malu, bayam, alang-alang, dan harendong
Melastoma sp __________________________________________________________________
Simbol Uraian
Horison Kedalaman cm
A
1
0 - 33 Coklat kemerahan gelap 5 YR 34; lempung
berdebu; gumpal membulat,halus, lemah; sangat gembur lembab; perakaran halus,
banyak; beralih jelas, rata.
Bw
11
33 - 72 Kuning kemerahan 5 YR 68; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; gembur lembab; perakaran halus, sedang;
beralih jelas, rata.
Bw
12
72 - 107 Kuning kemerahan 5 YR 66; lempung
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; gembur lembab; perakaran halus, sedang;
beralih jelas, rata.
Bw
13
107 - 150 Kuning kemerahan 5 YR 68; lempung liat
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; gembur lembab; perakaran halus, sedikit;
beralih jelas, rata.
Bw
14
150 - 180 Kuning kemerahan 5 YR 78; lempung liat
berdebu; gumpal membulat, halus, lemah; gembur lembab
Lampiran 5. Lanjutan
Sifat Tanah Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
C-Organik 1.00
1.00 - 2.00 2.01 - 3.00
3.01 - 5.00 5.00
Nitrogen 0.10
0.10 - 0.20 0.21 - 0.50
0.51 - 0.75 0.75
P
2
O
5
Bray-1 ppm 10
10 - 15 16 - 25
26 - 35 35
K
2
O HCl 25 mg100 g 10
10 - 20 21 - 40
41 - 60 60
KTK me100g 5
5 - 16 17 - 24
25 - 40 40
Kejenuhan Basa 20
20 - 35 36 - 50
51 - 70 70
Aluminium 10
10 - 20 21 - 30
31 - 60 60
Susunan Kation : K me100g
0.1 0.1 – 0.2
0.1 – 0.5 0.6 – 1.0
1.0 Na me100g
0,1 0.1 – 0.3
0.4 – 0.7 0.8 – 1.0
1.0 Mg me100g
0.4 0.4 - 1.0
1.1 - 2.0 2.1 - 8.0
8.0 Ca me100g
0.2 2 - 5
6 - 10 11 - 20
20
Sangat Masam Masam
Agak Masam Netral
Agak alkalis Alkalis
pH H
2
O 4,5
4,5 - 5,5 5,6- 6,5
6,6-7,5 7,6-8,5
8,5 Lampiran 6. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah PPT, 1983 dalam Hardjowigeno, 2007
51
Lampiran 7. Pembagian Bentuk Lahan Volkan dan Simbolnya Desaunettes, 1977
V1. Craters V11. Crater
V12. Caldera V13. Volcanic vent.
V2. Volcano upper slope
V21. Slightly dissected V22. Moderately dissected
V23. Dissected V24. Strongly dissected
V3. Volcano middle slope
V31. Slightly dissected V32. Moderately dissected
V33. Dissected V34. Strongly dissected
V35. Flat and level part of mid slope V36. Elongated spur, hill size volcanic ridge
V37. Benched V38. -
V39. Terraced
V4. Volcano lower slope
V41. Slightly dissected V42. Moderately dissected
V43. Dissected V44. Strongly dissected
V45. Flattish V46. Volcanic ridge
V47. Terraced
V5. Lava flows V51. Recent lava flow
V52. Ancient lava flow V53. Very ancient and dissected, broken down
V54. Scories, cinders cone V55. Lava flow and lahar combined
V56. Toe of lava flow or volcanic ridge V57. Lava plain
V58. Lava plateau
V6. Lahar V61. Terraced footslope on lahar, with boulders and
blocky V62. Undulating to rolling valley, with boulders and
blocky V63. Terraced footslope with hummocks
V64. Slope with catsteps and hillocks V65. Talus slope on lahar with blocks
V7. Planeze V71. Flat, level and non dissected planeze
V72. Undulating and dissected level planeze V73. Rolling, strongly dissected with ravines and gorges
level planeze V74. Slope planeze
V75. Intervolcano plain, slightly dissected, undulating V76. Intervolcano plain, dissected, rolling
V77. Intervolcano plain, strongly dissected rolling with
hummocks
Lampiran 7. Lanjutan V8. Volcanic plain
V81. Flat V82. Undulating
V83. Rolling V84. Flat + hummocks
V85. Undulating + hummocks V86. Rolling + hummocks
V87. Undulating + hillocks V88. Rolling + hillocks
V9. Volcanic outcrops
V91. Batholith V92. Dyke
V93. Boss V94. Stock
V95. Neckplug V96. Spine
V97. Piton small volcano, hill size, rocky
Posisi : Lereng Pedon 2 : Typic Hapludand
Posisi : Puncak Lereng
Pedon 1 : Typic Melanudand
Posisi : Kaki Lereng Pedon 3 : Typic Fulvudand
Lampiran 8. Foto Penampang Tegak dari Tiga Pedon Pewakil
STUDI KORELASI ANTARA PROSES GEOMORFIK DAN PEDOGENESIS DI DESA LAMAJANG, KECAMATAN
PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG
Oleh DWI SEPTIANA
A14050180
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
SUMMARY
DWI SEPTIANA . Study of Correlation between Geomorphic Processes and
Pedogenesis in Lamajang Village, Pangalengan Subdistrict, Bandung District. Guided by ANANG S. YOGASWARA and DARMAWAN.
Landform and soil formed by geomorphic and pedogenic processes. Geomorphic processes play a role in change and shape the earths surface through
out a process of physical and chemical weathering, volcanism, and extraterrestrial, while the pedogenic process produce soil body. According to van Wambeke and
Forbes 1986, land unit is a container of a soil unit due to the similarity genetic factors abiotic and biotic and the genetic processes. Geomorphic processes
based on abiotic factors parent material, climate, relief, and time, while biotic factors organisms, especially vegetation only serves as an indicator, for
example: gelam is an indicator of landform with acid sulphate soils. The processes of pedogenic based on factors biotic and abiotic itself. Research areas belong to
volcanic landscape which dominated by the surface processes, such as: erosion, deposition, sedimentation, and mass movements, thus forming various forms of
landform.
This research intends to do analysis, interpretation, and correlation between land formation geomorphic processes and soil formation pedogenesis in
volcanic landscapes. The aim is to determine land units landforms systematically Desaunettes, 1977 as containers of soil units Soil Survey Staff,
2010. This research includes preparation, field work, laboratory analysis, processing data, and preparation of final report.
The results of research showed that the diversity of landforms are coinciding with the diversity of soil units Great Group. There were found that the landform
of ridge plains of volcano midlle, with parent material from andesitic rocks,
undissected and flat slope 0-3 Vat 3.5.0 is occupied by Melanudand Pedons P1; Landform of volcano midlle, with parent material from andesitic rocks,
dissected and steep slope 30-60 Vat 3.6.3 is occupied by Hapludand Pedons P2; and Landform of foot slope volcanic midlle, with parent material from
andesitic rocks, slightly dissected and gently slope 2-5 Vat 3.5.2 is occupied by Fulvudand Pedons P3. Correlation between geomorphic and pedogenesis
processes which observed through the toposequent direction, supported by laboratory analysis data and secondary data Puslittanak, 1993 and then
extrapolated to the entire Village Lamajang, resulting seven landform mapping units as the component of semidetailed Landform Map of Lamajang Village
Scaled at 1 : 50.000.
Keywords : geomorphic, pedogenesis, soil unit, landform, and mapping
RINGKASAN
DWI SEPTIANA. Studi Korelasi antara Proses Geomorfik dan Pedogenesis, di
Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh ANANG S. YOGASWARA
dan DARMAWAN.
Bentuk lahan dan tanah terbentuk melalui proses geomorfik dan pedogenesis. Proses geomorfik berperanan dalam mengubah dan membentuk
permukaan bumi melalui proses hancuran iklim secara fisik dan kimia, volkanisme serta ekstraterestrial, sedangkan proses pedogenesis menghasilkan
tubuh tanah. Menurut van Wambeke dan Forbes 1986, satuan lahan merupakan wadah satuan tanah karena adanya kesamaan faktor genentik abiotik dan biotik
dan proses genesisnya. Proses geomorfik didasarkan pada faktor abiotik bahan induk, iklim, relief, dan waktu, sedangkan faktor biotik organisme, terutama
vegetasi hanya berperan sebagai indikator, contoh : vegetasi gelam mengindikasikan landform dengan tanah sulfat masam sedangkan proses
pedogenesis didasarkan pada faktor-faktor biotik dan abiotik. Daerah penelitian tergolong bentang lahan landscape volkanik yang didominasi proses-proses
dipermukaan, yaitu : erosi, deposisi, sedimentasi, dan gerakan massa, sehingga terbentuk berbagai bentuk lahan landform.
Penelitian ini bermaksud melakukan analisis, interpretasi, dan korelasi antara proses-proses pembentukan lahan proses geomorfik dan proses-proses
pembentukan tanah proses pedogenesis pada bentang lahan volkanik. Tujuannya untuk menghasilkan satuan-satuan lahan bentuk-bentuk lahan secara sistematik
Desaunettes, 1977 sebagai wadah satuan-satuan tanah Macam Famili Tanah secara taksonomik Soil Survey Staff, 2010. Penelitian ini meliputi : persiapan,
pelaksanaan lapang, análisis laboratorium, pengolahan data, dan penyusunan skripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman satuan lahan bentuk lahan sejalan dengan keragaman satuan tanah Jenis Tanah Great Group. Bentuk lahan
dataran punggung volkan tengah, berbahan induk batuan andesitik, datar 0-3, tidak tertoreh Vat 3.5.0 ditempati Melanudand, Pedon P1; bentuk lahan lereng
volkan tengah, berbahan induk batuan andesitik, terjal 30-60, tertoreh Vat 3.6.3 ditempati Hapludand Pedon P2; bentuk lahan kaki lereng volkan tengah,
berbahan induk batuan andesitik, landai 2-5, tertoreh sedang Vat 3.5.2 ditempati Fulvudand Pedon P3. Hubungan antara proses geomorfik dan
pedogenesis yang diamati secara toposekuen dan didukung oleh data analisis laboratorium serta data sekunder Puslittanak, 1993 kemudian diekstrapolasi ke
seluruh Desa Lamajang, maka dihasilkan 7 Satuan Peta Bentuk Lahan sebagai komponen Peta Bentuk Lahan Semidetil Desa Lamajang Skala 1 : 50.000.
Kata Kunci : Proses Geomorfik, Pedogenesis, satuan tanah, landform, dan
pemetaan
PENDAHULUAN