Konsep Bentang Lahan Landscape dan Bentuk Lahan Landform

2. Agradasi oleh : 1. Air mengalir 2. Air tanah 3. Gelombang,arus pasang surut, dan tsunami 4. Angin 5. Gletser b. Pengaruh makhluk hidup termasuk manusia Proses geomorfik menghasilkan satuan-satuan bentuk permukaan bumi yang identik dengan satuan-satuan lahan landform units pada suatu bentang lahan landscape tertentu.

2.2 Konsep Bentang Lahan Landscape dan Bentuk Lahan Landform

Secara konseptual keadaan bentang lahan landscape sangat erat terkait dengan keadaan topografi dan jenis batuan, sedangkan bentuk lahan landform merupakan diferensiasi dari bentang lahan. Tabel 2. Perbedaan antara Bentang Lahan Landscape dan Bentuk Lahan Landform Landscape Landform Pengertian Puslittanak 2004 : Realita keberadaan muka bumi yang dicirikan oleh bentuk, perbedaan tinggi, tinggi tempat, kemiringan, dan kondisi permukaannya datar dan rata, datar dengan relief mikro dan jenis serta sifat batuan. Puslittanak 2004 : Bentukan alam mengenai permukaan bumi yang terjadi melalui serangkaian proses geomorfik. Wiradisastra et al., 2002 : Terbentuk melalui proses tektonik dan volkanisme, sedangkan denudasi hasil total dari semua proses pemindahan sampai terjadi bentuk lahan terjadi melalui proses erosi dan gerakan massa mass wasting. Desaunettes 1977 : Hasil dari berbagai proses geomorfik yang terjadi pada berbagai macam batuan dan bahan induk yang berbeda untuk waktu tertentu. Contoh Bentang lahan volkanik volcanic landscape. Landform seperti Dataran punggung volkan tengah berbahan induk batuan andesit, bentuk wilayah datar, dan tidak tertoreh Va.3.1.0. Tabel 1. Lanjutan Bentuk lahan landform menghasilkan suatu Satuan Lahan yang dikenal dengan Satuan Peta Lahan SPL. SPL digunakan sebagai wadah Satuan Peta Tanah SPT. Menurut Desaunettes 1977, maka SPL dibagi menjadi 3 tiga, yaitu : sistem, subsistem, bentuk lahan. Pengkelasan tersebut berdasarkan kriteria relief, litologi dan genesis. Keterangan : V : Grup fisiografi = volkan a : Litologi = andesit 2 : Subgrup : morfologi = lereng atas gunung api 1 : Bentuk wilayah = landai 1: Tingkat torehan = tertoreh ringan Penggunaan SPL sebagai pembeda SPT ataupun sebagai fase suatu takson, akan sangat tergantung pada tingkat pemetaan atau skala petanya. Makin detil tingkat pemetaan makin besar skala petanya, maka SPL yang digunakan akan semakin detil pula, seperti yang tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Hubungan antara Skala Peta dan Satuan Peta LahanSPL Puslittanak, 2004 Skala 1:250.000 Pemetaan Tingkat Tinjau Skala 1: 50.000 Pemetaan Semidetil Skala 1 : 10.000 Pemetaan Detil SPL yang digunakan masih berupa satuan yang lebih besarkasar. Contoh: kerucut volkan volcanic cone. SPL yang muncul akan lebih rinci. Contoh : lereng bawah kerucut volkan. SPL yang digunakan bersifat lebih sempit lagi yaitu land facet atau land element. Contoh : lereng bawah volkan 3-5. Selain itu terdapat klasifikasi Satuan Bentuk Lahan lain, seperti yang dikemukakan oleh Dalrymple, Blong, and Conacher 1968 dalam Selby, 1985. Model klasifikasinya dikenal dengan nama Model 9 Sembilan SBPL Satuan Bentuk Permukaan Lahan seperti tertera pada Gambar 1. Contoh : Va 2.1.1 Deskripsi bentuk lahan : lereng atas gunung api berbahan induk andesit, landai 2-5 , tertoreh ringan 5 PUNCA K LERENG KAKI LERENG 1 2 3 4 • 5 6 7 8 9 • 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ga m b ar 1. Diagram M odel Sem b ilan Satuan B entuk Perm ukaan Lahan dari Dalrymple et a l., 1968 dalam Selby, 1985 Puncak lereng pe m isah Lereng pere m b es an Lereng peray apan cem bun g Tebing Lereng tengah pengangk utan Kaki lereng aluvial Kaki lereng koluvial Dinding su ng ai Dasa r sungai Proses-proses pedogenesis berasosiasi dengan pergerakan air bawah permukaan tanah secara vertikal Pencucian secara fisik dan kimia oleh pergerakan air secara lateral Rayapan tanah , pembentukan teras Longsor, jatuhan, hancuran fisik dan kimia Transportasi bahan-bahan akibat pergerakan massa aliran, longsoran, rayapan, pembentukan teras, aktivitas air permukaan dan bawah permukaan Pengendapan bahan-bahan yang berasal dari pergerakan massa dan sebagian hasial pencucian, pembentukan kipas aluvium, transportasi bahan, rayapan, aktivitas air bawah permukaan tanah Pengendapan bahan-bahan aluvial, proses-proses yang disebabkan pergerakan air bawah tanah Korosi tebing, jatuhan Transportasi bahan-bahan menuju lembah oleh pergerakan air permukaan, agradasi berkala Menurut Marsoedi, Widagdo, Dai, Suharta, Darul, Hardjowigeno, Hof, dan Jordens 1997, landformbentuk lahan diklasifikasikan kedalam 9 sembilan grup atau kelompok utama yang selanjutnya dibagi lebih lanjut sesuai dengan sifat masing-masing. Pembagian kelompok utama tersebut tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi Bentuk Lahan Marsoedi et al., 1997 No. Grup Fisografi Utama Simbol 1. Alluvial Alluvial Landform A 2. Marin Marine Landform M 3. Fluvio-Marin Fluvio Marin Landform B 4. Gambut Peat Landform G 5. Eolin Aeolian Landform E 6. Karst Karst Landform K 7. Volkanik Volcanic Landform V 8. Tektonik dan StrukturalTectonic and Structural Landform T 9. Aneka Miscellaneous Landform X

2.3 Proses Pedogenesis