26 Gambar 7. Densitas Campuran bahan pengisi
Selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test DMRT taraf 5 Lampiran 2c. Berdasarkan uji Duncan dapat diketahui bahwa perlakuan K221 dan K211
tidak berbeda nyata, perlakuan K111 dan K121 tidak berbeda nyata, perlakuan K212 dan K122 tidak berbeda nyata, dan antara perlakuan K122 dab K112 juga tidak berbeda nyata.
Perlakuan K221 dan K212 berbeda nyata, perlakuan K211 dan K112, perlakuan K111 dan K112 juga berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada komposisi yang memiliki jumlah
tanah dan kompos bokashi lebih besar dibandingkan dengan jumlah serasah daun karet cenderung memiliki nilai densitas yang lebih besar. Sebaliknya pada perlakuan dengan jumlah
serasah daun karet lebih besar dari jumlah tanah dan kompos bokashi akan cenderung memiliki nilai densitas yang lebih rendah. Dari hasil uji anova dapat dikatakan bahwa
perlakuan berpengaruh sangat n yata dengan peluang nyata 0.0001 α = 0.01. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa serasah daun karet pada setiap komposisi dapat menurunkan nilai densitas pada setiap perlakuan. Perlakuan yang memiliki tingkat densitas paling tinggi
yaitu K221 dengan rata-rata sebesar 0.213gcm
3
, sedangkan yang memiliki nilai densitas paling rendah adalah perlakuan K112 sebesar 0.117gcm
3
.
2. Porositas Bahan Pengisi
Nilai porositas menunjukkan tingkat kemampuan bahan dalam melakukan penyerapan bahan terhadap air. Porositas ini terkait dengan besar pori memegang air dan pori memegang
udara selama 1 jam dan 24 jam. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Bahan yang digunakan
memiliki nilai porositas sebesar 25.09 untuk tanah, kompos bokashi 34.28, dan serasah daun karet 94.54 Gambar 8.
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
K111 K112 K121 K122 K211 K212 K221
De n
sit as
gcm
3
Komposisi Bahan Pengisi
27 Gambar 8. Porositas bahan pengisi
Dari Gambar 9 dan Lampiran 3a terlihat bahwa adanya penambahan jumlah serasah daun karet pada perlakuan akan meningkatkan nilai porositas seperti yang terlihat pada K111
dan K112. Secara uji statistik dari masing-masing komposisi parameter porositas menunjukkan analisis keragaman dari masing-masing campuran bahan pengisi. Pada analisis
tersebut diperoleh nilai F-hitung = 21.44 lebih tinggi dari nilai F
0.056.14
= 2.85. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masing-masing komposisi berpengaruh nyata terhadap besarnya
porositas tersebut denga n peluang nyata 0.0001 α = 0.01 Lampiran 3b.
Gambar 9. Porositas campuran bahan pengisi Berdasarkan pengaruh nyata selanjutnya dilakukan uji Duncan Multiple Range Test
DMRT taraf 5 Lampiran 3c. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa perlakuan K121 berbeda nyata dengan semua perlakuan. Antara perlakuan K112, K122, dan K212 tidak
berbeda nyata. Antara perlakuan K111, K211, dan K221 juga tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan komposisi jumlah serasah daun karet yang rendah
akan menghasilkan nilai porositas yang tinggi, sedangkan sebaliknya untuk komposisi perlakuan dengan jumlah serasah daun karet yang besar akan menurunkan nilai porositas
bahan. Menurut Sun et al. 2000, serasah adalah daun-daun kering yang berfungsi untuk
meningkatkan porositas pada campuran bahan pengisi. Serasah daun karet memiliki pori-pori 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
Tanah Kompos Bokashi Serasah Daun Karet
P or
os it
as
20 40
60 80
100
K111 K112
K121 K122
K211 K212
K221 P
or os
it a
s
Komposisi Bahan Pengisi
28 yang lebih halus dibandingkan dengan tanah dan kompos bokashi. Pori-pori serasah daun
karet lebih tahan lama menyimpan air dibandingkan dengan pori-pori tanah dan kompos bokashi yang kasar. Menurut Hardjowigeno 2003 pori-pori kasar mengandung udara atau
air yang mudah hilang melalui gaya gravitasi. Porositas berbanding terbalik dengan densitas, jika suatu bahan densitasnya rendah maka tingkat porositas bahan tersebut tinggi dan begitu
juga sebaliknya.
3. Kadar Air Bahan Pengisi