Pengendalian Emisi Gas Seacara Fisik dan Kimia

12

E. METODE PENGHILANGAN EMISI GAS

Menurut Devinny et al. 1999, ada dua bentuk pengendalian emisi udara yang dapat diaplikasikan. Pengendalian sumber melibatkan pengurangan emisi melalui penggantian bahan baku, pengurangan maupun pendaurulangan. Bagaimanapun, mekanisme pengurangan ini mungkin dapat mengurangi kualitas produk atau meningkatkan biaya. Pengendalian yang kedua merupakan cara dengan melakukan pengolahan gas yang dihasilkan. Pemilihan teknologi sering ditentukan oleh desakan ekonomi ataupun ekologi. Beberapa batasan datang dari keadaan senyawa yang akan diolah, konsentrasi dan bentuk emisi dari aliran limbah gas.

1. Pengendalian Emisi Gas Seacara Fisik dan Kimia

Metoda pemurnian gas buang secara fisik-kimia adalah berdasarkan pada perubahan fase gas diserap oleh fase gas lain, fase cair atau fase padat, sebagai berikut: a. Metode fase gas Metode ini sebenarnya bukan metode penghilangan gas atau bau, akan tetapi menyamarkan bau busuk yang tidak disukai dengan memberikan bau yang enak atau lebih disukai. b. Metode fase cair Gas buang dialirkan dan dipertemukan dengan senyawa penyerap gas adsorban dalam fase cair, pada umumnya menggunakan air. Metode ini sangat baik untuk gas-gas yang memiliki kelarutan yang tinggi terhadap zat cair air. Adsorban yang sudah jenuh perlu dimurnikan kembali bila memungkinkan, dimanfaatkan untuk penggunaan lain atau dibuang. c. Metode fase padat Pada proses ini, gas dialirkan dan dipertemukan dengan senyawa penyerap gas dalam bentuk padat. Molekul-molekul gas akan terserap, terkondensasi dipermukaan adsorban, secara fisik maupun kimia. Arang aktif sudah banyak dikenal sebagai bahan penyerap bau yang relatif murah dan efektif. Arang aktif dalam bentuk butiran granular activatedcarbon, GAC sudah banyak dipergunakan sebagai bahan penyerap bau dan warna. Arang aktif dalam bentuk serat activated carbon fiber, ACF memiliki daya serap yang lebih besar dibandingkan dengan GAC. Daya serap ACF type FN-300GF-15 terhadap gas amoniak adalah 0.72g-NH 3 kg- dry AC sedangkan daya serap ACF-1300 terhadap senyawa organik yang mudah menguap volatile organic carbon, VOC seperti alkohol, aseton dan tetra-hidrofuran adalah 0.44g- VOCkg-dry ACF Lens dan Pol 2000. Daya serap secara fisik-kimia ini hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat sebelum mencapai titik jenuh. ACF atau GAC yang telah jenuh ini perlu dipanaskan pada suhu diatas 100 o C untuk melepaskan gas- gas tersebut regenerasi dan kemudian dapat digunakan kembali. Dengan demikian polutan gas ini tidak dihilangkan, tetapi diubah menjadi bentuk lain, dan mungkin akan tetap menimbulkan polusi. d. Pembakaran Senyawa-senyawa gas organik dapat juga langsung dibakar dan menghasilkan karbon dioksida dan air pada tingkat suhu yang cukup. Metoda ini memerlukan biaya energi yang cukup besar, sehingga banyak dihindari. 13 Devinny et al. 1999 dan Lens dan Pol 2000 menambahkan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menangani limbah gas secara fisik-kimia antara lain: 1. Kondensasi: limbah gas yang pekat dilakukan pendinginan dan dikompres. 2. Insinerasi: terdiri dari insinerasi termal 700-1400 o C dan insinerasi katalis 300-700 o C dengan katalis platinum, palladium dan rubidium. Produksi NOx dan beberapa dioksin juga bisa terjadi. Teknologi ini sesuai untuk aliran limbah gas pekat dan laju alir sedang. 3. Adsorpsi: adsorpsi terjadi dalam bahan pada fixed atau fluidized bed seperti karbon aktif atau zeolite dan sangat efektif untuk uap dengan konsentrasi rendah. Regenerasi karbon dimungkinkan dengan cara recovery polutan dengan desorpsi menggunakan uap air atau udara panas. 4. Absorpsi: penghilangan limbah gas pencemar dengan larutan penyerap, seperti air maupun pelarut organik minyak silikon. Kesuksesan ditentukan oleh afinitas polutan terhadap cairan. Menurut Nathanson 1997, metode ini disebut Flue Gas Desulfurization FGD, dengan larutan penyerap dapat berupa kapur CaO atau batu kapur CaCO 3 . 5. Sistem membran: menggunakan perbedaan tekanan pada dua sisi membran. Tekanan aliran gas sekitar 310-1400 kPa. Membran yang digunakan biasanya merupakan membran hidrofobik mikroporous yang terbuat dari polietilen dan polipropilen.

2. Pengendalian Emisi Gas Secara Biologis