commit to user 26
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta
Tahun Ajaran 20092010”.
commit to user 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Surakarta, yang beralamat di Jalan L.U. Adisucipto Nomor 1. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 34 anak. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pertama, sekolah tersebut belum
pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Kedua, banyak siswa yg berpendapat khususnya
siswa kelas XI IPS 4 bahwa pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran dan prestasi
belajarnya juga kurang optimal. Ketiga, antara peneliti dengan sekolah sudah terjalin hubungan yang baik.
2. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010 sampai Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Kegiatan
2010 2010
2010 2010
2010 2010
1. Persiapan Penelitian a. Penyusuanan Judul
b. Penyusunan Proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I b. Siklus II
4. Review 5. Penyusunan Laporan
Sumber: Observasi Awal, 2010 27
commit to user 28
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari enam kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 34
siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun diklat 20092010 dengan jumlah siswa 34 anak.
2. Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian tindakan kelas PTK ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari: a.
Pemilihan modelmetode pembelajaran b.
Pelaksanaan modelmetode pembelajaran yang dipilih c.
Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar d.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran e.
Prestasi proses pembelajaran
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi:
1. Informan
Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian sehingga dapat diperoleh
data yang obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas PTK ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta
tahun ajaran 20092010 dan juga praktikan.
2. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi menjadi sumber informasi karena dalam pengamatan harus sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat atau
commit to user 29
sumber lokasinya. Tempat atau lokasi tindakan ini adalah sekolah dan ruang kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, penelitian bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan
sendiri secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa XI IPS 4 SMA N 4
Surakarta.
4. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas ini. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang
dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian tindakan kelas ini, yaitu; silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan hasil
pekerjaan siswa. Dalam hal ini siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 20092010.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas PTK, yang merupakan suatu penelitian praktis bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dalam bahasa inggris PTK diartikan dengan Classroom Actions Research, disingkat CAR.
Menurut pendapat Ebbut yang dikutip oleh Kasihani Kasbolah 2001: 9, “Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam
upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”. Sedangkan Menurut Suharsimi
Arikunto 2007: 2-3, ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu: 1.
Penelitian Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
suatu cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi si peneliti
commit to user 30
2. Tindakan
Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Kasihani Kasbolah 2001: 9, “Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,
memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan”. Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri untuk menanggulangi masalah yang ada didalam kelas yang
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan tugas dan tanggungjawab guru
terhadap kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal akademik pada umumnya. Menurut Ibnu yang dikutip oleh Zainal Aqib 2009:
16, Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik antara lain: 1.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional 2.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya 3.
Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional 5.
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus Menurut Hopkins yang dikutip oleh Zainal Aqib 2009: 17 menyebutkan
prinsip- prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas, antara lain:
commit to user 31
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode penelitian
tindakan kelas yang diterapkannya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran 3.
Metodologi yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi
serta merumuskan
hipotesis secara
meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah
yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional 5.
Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan
pekerjaannya 6.
Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas dan atau mata pelajaran ertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Menurut Hopkins 1993 yang dikutip oleh Prof. Suhardjono 2008: 64, secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus,
yaitu 1 perencanaan, 2 tindakan,3 pengamatan, dan 4 refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user 32
Gambar 2. Siklus PTK Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 74
Keterangan:
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar- benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti. Permasalahan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Permasalahan Baru Hasil
Refleksi Refleksi I
Pengamatan Pengumpulan data I
Perncanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Apabila Permasalahan
belum terselesaikan Refleksi II
Dilanjutkan ke Siklus
Selanjutnya Pengamatan
Pengumpulan Data II
Siklus I
Siklus II
commit to user 33
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK. c.
Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan a langkah demi langkah kegiatan yang akan
dilakukan,b kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,c kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, d rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, e jenis intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan datapengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
3. Observasi dan Interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format
observasi penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara
commit to user 34
cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa
data kualitatif hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi
yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul
memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat
digunakan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan pengumpulan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara dilakukan oleh peneliti
terhadap guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah hasil yang dicapai dari proses pembelajaran
tersebut. Jenis wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara bebas terpimpin, di mana penginterview membawa kerangka pertanyaan yang telah
dibuat untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai kebijaksanaan interviewer.
commit to user 35
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengamati,
mengidentifikasi dan mencatat kelebihan serta kekurangan proses
pembelajaran. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi yaitu observasi dimana observer terlibat langsung secara aktif terhadap obyek
yang diteliti.
3. Tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis dan praktek atau lisan dengan
mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan kelas.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengamatan terhadap gejala-gejala yang diteliti yang memberikan gambaran bagaimana sebuah
penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga
data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif Komparatif
Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh
pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.
commit to user 36
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif
sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Dari
informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif
diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan
parameter atau teori tertentu.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Adapun Tahap-tahap tersebut
meliputi:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: a.
Mengidentifikasi masalah b.
Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a.
Penyusunan jadwal penelitian b.
Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dengan rencana pembelajaran c.
Penyusunan soal evaluasi
commit to user 37
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I, dan siklus II Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction, yakni untuk meningkatkan pestasi
belajar akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan
dapat dilakukan secara beriringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan interpretasi model pembelajaran.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
H. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta
melalui penerapan model pembelajaran direct instruction. penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1 Perencanaan Tindakan, 2 Pelaksanaan Tindakan, 3 Observasi dan Interpretasi, dan 4 Analisis dan Refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus, diantaranya:
1. Siklus Pertama I a.
Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun: 1
Skenario pembelajaran sebagai berikut:
commit to user 38
a Kegiatan awal:
1 Apersepsi:
Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.
Guru menjelaskan poin-poin kunci tujuan pembelajaran. 2
Motivasi: Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi
pelajaran b
Kegiatan inti: 1
Guru melakukan pendekatan terstruktur ciri pengajaran langsung yakni menjelaskan materi pelajaran secara bertahap
dengan terstruktur dan jelas. 2
Teacher directed ciri pengajaran langsung. Guru mendemonstrasikanmemberikan contoh, prosedur perhitungan
dari materi pelajaran dan memberikan latihan terbimbing kepada siswa.
3 Seatwork peran praktik individual di dalam pengajaran
langsung Guru memberikan praktik tugas mandiri kepada siswa.
Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa. Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan
melalui presentasi tugas. Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah
dikerjakan. c
Kegiatan akhir: 1
Menarik kesimpulan pembelajaran 2
Guru memberikan pekerjaan rumah dengan memasukkan satu atau dua soal revisi.
Selain membuat skenario pembelajaran, juga dibuat instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan menetapkan indikator
ketercapaian.
commit to user 39
Tabel 3. Indikator Ketercapaian
Aspek yang diukur Persentase
Target Capaian
Cara mengukur
Ketuntasan hasil belajar standar nilai minimal
adalah 68 80
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 68 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 68 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
Keaktifan Siswa 70
Diamati saat
siswa mengajukan
idepertanyaan, saat siswa menjawab pertanyaan,
dan saat
siswa mendemonstrasikan
tugas, dengan
menggunakan lembar observasi dan dihitung
dari jumlah
siswa yang
menunjukkan perhatian
dan kesungguhan dalam KBM.
Sumber: Observasi Awal di Kelas XI IPS 4, 2010
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Aktivitas PTK tidak boleh mengganggu kegiatan
pembelajaran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaian tujuan pembelajaran.
c. Tahap observasi dan interpretasi
Tahap ini observasi dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan model pembelajaran direct instruction pada proses
pembelajaran akuntansi.
d. Tahap analisis dan refleksi
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan terhadap semua informasi yang diperoleh
commit to user 40
dari pelaksanaan tindakan dan berguna untuk perencanaan siklus berikutnya.
2. Siklus Kedua II
Pada siklus II Merencakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang mendasarkan pada tahap refleksi siklus I, sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi.
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada
siklus sebelumnya siklus I. b.
Mengamatimengobservasi tindakan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa.
c. Melakukan kegiatan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuk secara langsung menjadi SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan sekolah swasta yang
bernama SMA Bagian C. Didirikan oleh Drs. G. P. H. M. Prawironegoro pada tahun 1946. berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
7371131950 tanggal 2 September 1950, SMA Bagian C resmi menjadi SMA Negeri 3 Bagian C dengan kepala sekolah G. P. H. M. Prawironegoro dan dibantu
wakil kepala sekolah Drs. Kabul Dwijolaksono. SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan Baluwarti
pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1951, selanjutnya dari tahun 1951 sampai 1958 menempati dua lokasi, yaitu gedung SMP Kristen Banjarsari dan Gedung
SMP Negeri 4 Surakarta. SMA Negeri Bagian C dari tahun ke tahun mulai menampakkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dari
daya tampung SMA ini yang semakin meningkat, maka Menteri P dan K mengeluarkan SK No. 4083B III tanggal 5 Agustus 1955 yang berisikan bahwa
SMA Negeri 3 Bagian C dipecah. Sejak saat itu nama SMA Negeri 3 Bagian C tidak digunakan lagi. SMA Negeri 3 Bagian C dipecah menjadi dua bagian yaitu:
a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs. G. P. H. M.
Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Surakarta. b.
SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Drs, Kabul Dwijolaksono yang menempati gedung SMP Negeri 4 Surakarta.
Kedua SMA tersebut pada bulan Agustus 1958 pindah ke gedung baru di Jl. LU Adisucipto No.1 Surakarta, sedangkan kegiatan akademik atau proses
belajar mengajar dilaksanakan pada waktu: a.
SMA Negeri 4 Bagian C pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 WIB b.
SMA Negeri 5 Bagian C pada siang hari jam 13.00 – 18.00 WIB
41
commit to user 42
Sejak bulan September 1974 untuk SMA Negeri 5 Bagian C menempati gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta. Sedangkan lokasi yang berada
di Jalan LU. Adisucipto No.1 digunakan seluruhnya oleh SMA Negeri 4 Bagian C yang telah diubah namanya menjadi SMA Negeri 4 Surakarta sampai sekarang.
2. Struktur Organsisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan . Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan
dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan –
tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu SMA negeri 4 Surakarta dalam pengeloalaannya memiliki struktur
organisasi yaitu :
Waka Bid. Imersi
Waka Bid. Kurikulum
Waka Bid Kesiswaan
Waka Bid. Supras
Waka Bid. Humas
Hardjono, S.pd Dra. Eny Rosita
Drs. Munarso Drs. Suharno
Hariyanto, S.Pd, M.Pd
PU :
Meyra Dwi N, S.Si, M.Pd
Dra. Endang Siwi R, M.Pd
PU :
Drs. Hari Purwoto, M.Pd
Dra. Ratih Ismu H. Nanang
Inwanto, S.Pd
PU :
Drs. Sunardi Drs. Suyono
PU :
H. Sudarsono, S.Pd
Yohannes Sutopo, S.Pd
PU :
Drs. Titi Priyono, MM.
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Kepala Sekolah
Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd
commit to user 43
Tugas dan fungsi daris struktur organisasi adalah : a.
Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan depdiknas di bawah tanggung jawab kepala kantor pendidikan pemuda
dan olahraga kota surakarta. b.
Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian tamatan SMP
c. Melaksanakan kurikulum yang belaku.
d. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat
e. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa
f. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.
3. Motto, Visi, dan Misi SMA Negeri 4 Surakarta
a. Motto Sekolah
“ MEGAH, INDAH, JAYA”
b. Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM PRESTASI SANTUN DALAM PERILAKU” Dengan indikator :
1 Unggul dalam Ujian Nasional
2 Unggul dalam Persaingan Ujian Masuk PT
3 Unggul dalam Lomba Akademik dan Non Akademik
4 Unggul dalam Mentalitas dan Moralitas
c. Misi Sekolah
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan dengan upaya:
1 Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa.
2 Menghantarkan siswa dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
commit to user 44
3 Menyediakan wahana pembinaan siswa melalui pengembangan
IMTAQ. 4
Memperluas pengetahuan dan peningkatan SDM dalam pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4
di SMA Negeri 4 Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk mengetahui pembelajaran akuntansi di XI IPS 4 SMA
Negeri 4 Surakarta. Kegiatan observasi dilakukan pada tanggal 5 April 2010 dan 7 April 2010. Berdasarkan dokumentasi nilai dan hasil diskusi awal dengan guru
mata pelajaran akuntansi dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan materi akuntansi siswa yang relatif masih rendah. Identifikasi lebih lanjut terhadap model
pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi masih bersifat konvensional yaitu dengan ceramah. Materi akuntansi yang kompleks serta model
pembelajaran yang masih konvensional ini menyebabkan siswa mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran, mereka akhirnya cenderung ramai sendiri dengan
teman sebangkunya. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan
konsentrasi belajar. Berdasarkan analisis dokumen, nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata
pelajaran akuntansi dengan materi laporan keuangan perusahaan jasa, dari 34 siswa terdapat 9 siswa yang nilainya belum memenuhi batas nilai tuntas yaitu 68.
Nilai siswa kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi dengan materi laporan keuangan perusahaan jasa sebelum dilakukan tindakan adalah sebagai berikut:
commit to user 45
Tabel 4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal No.
Nomor Induk
NAMA LP
Nilai Ulangan
Keterangan 1.
18304 Ageng Tri Bayu Pramono L
70 Tuntas
2. 18307 Alma Hajjan Muhandhis
L 65
Belum Tuntas 3.
18308 Alviana Afriska P
80 Tuntas
4. 18149 Amanda Ayudia Putri
P 75
Tuntas 5.
18225 Andry Dimas Pradesasta L
80 Tuntas
6. 18312 Ardian Wisnu Wardhana
L 78
Tuntas 7.
18150 Arfian Mahendra Tama L
55 Belum Tuntas
8. 18151 Arinda Anggit Pawestri
P 75
Tuntas 9.
18152 Auvi Nurul Yasmin P
68 Tuntas
10. 18116 Bagus Hendro Kusumo
L 65
Belum Tuntas 11.
18270 Deon Marlen L
78 Tuntas
12. 18318 Diva Qanita Octaviana
P 70
Tuntas 13.
18160 Ervin Ahmad Saputro L
65 Belum Tuntas
14. 18320 Evita Nur Estini
P 78
Tuntas 15.
18238 Fatimah Puspita Pambudi P
75 Tuntas
16. 18163 Febriana Pralasia
P 78
Tuntas 17.
18202 Fenndy Satria Wijaya L
75 Tuntas
18. 18242 Hergi Rabjani
L 60
Belum Tuntas 19.
18126 Hisyam Faturrahman L
80 Tuntas
20. 18244 Ikhsan Fahmi
L 75
Tuntas 21.
18167 Intan Sani Putri P
78 Tuntas
22. 18245 Inu Ardhanvi Adiputri
P 70
Tuntas 23.
18328 Krishna Cahya Murthi K L
65 Belum Tuntas
24. 18344 Lancia Eka Sari Putri
P 68
Tuntas 25.
18133 Miranti Rizki Amalia P
65 Belum Tuntas
26. 18052 Muhammad Fathan
L 78
Tuntas 27.
18332 Muhammad Fuad Z L
75 Tuntas
28. 18335 Prativi Kartika Devi
P 68
Tuntas 29.
18252 Priscilya Vita Riandita Ayu Kusu P
65 Belum Tuntas
30. 18213 Putri Andini
P 85
Tuntas 31.
18253 Rahardyan Bayu Prafitra L
78 Tuntas
32. 18293 Rizal Himmawan Sucipto
L 75
Tuntas 33.
18339 Syarifudin L
65 Belum Tuntas
34. 18221 Yudha Maulana
L 70
Tuntas
Rata-rata Kelas 72,06
Sumber: Nilai Ulangan pada saat Observasi Awal, 2010 Dari sumber data diketahui bahwa 9 orang nilainya belum memenuhi
batas nilai tuntas atau sebesar 26,47, sehingga jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai batas nilai tuntas yaitu sebanyak 25 siswa atau sebesar 73,53.
commit to user 46
Disamping itu nilai rata-rata kelas juga hanya mencapai 72,06. Sebagai salah satu sekolah yang diunggulkan di Surakarta, nilai siswa seharusnya bisa menunjukkan
prestasi yang lebih bagus lagi. Adanya permasalahan tersebut maka timbul pemikiran peneliti untuk
menerapkan model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct instruction merupakan cara mengajar dimana guru memberikan konsep dasar
sehingga membentuk pengetahuan dan keterampilan yang baru pada diri siswa yang dapat diajarkan setahap demi setahap dengan pola yang terstruktur sehingga
siswa lebih mudah menyerap dan memahami konsep, pengetahuan, kemampuan baru, secara bertahap, sedikit demi sedikit dan didukung oleh peran guru sebagai
fasilitator dalam mengembangkan kemampuan siswa.
C. Deskripsi Hasil Penelitian