Perumusan Masalah Tujuan penelitian Penelitian Yang Relevan

commit to user 5 Berbeda dengan metode pembelajaran konvensional dimana guru hanya memberikan materi secara umum tanpa memperhatikan pengetahuan deklaratif maupun presedural, guru tidak memberikan feedback kepada siswa sehingga hanya mengetahui tingkat keberhasilan siswa dari nilai akhir saja tanpa memperhatikan proses belajar siswa. Sedangkan pada model pembelajaran direct instruction, guru mempersiapkan siswa dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, melakukan presentasi dan demonstrasi, memberikan latihan terbimbing, mengevaluasi pemahaman siswa, kemudian guru memberikan kesempatan latihan mandiri kepada siswa. Model ini cocok diterapkan pada mata pelajaran akuntansi karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk dapat memiliki ketrampilan, yang mana ketrampilan tersebut dapat dilatih setahap demi setahap. Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di SMA N 4 Surakarta dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction DI Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 20092010 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran Direct Instruction DI dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 20092010?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 20092010 melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction DI. commit to user 6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan khusunya dalam bidang pedidikan mengenai penggunaan model Direct Instruction DI guna mengoptimalkan prestasi belajar dan sebagai bahan pertimbangan penelitian di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1 Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. 2 Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh guru guna mencapai prestasi belajar yang optimal.

b. Bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru dalam memilih menentukan model pembelajaran Direct Instruction DI sebagai model yang tepat digunakan guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di bidang akuntansi.

d. Bagi Peneliti

1 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima peneliti dari perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi. 2 Membekali peneliti sebagai calon guru untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat. commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah 2005: 63 berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan ”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan keluarganya sendiri. Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan lainnya. Gagne 1970 berpendapat bahwa “ Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”. Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan menurut Hilgard dan Bower yang dikuti dari Syaiful Sagala 2007: 51, “Balajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan disebabkan oleh adanya proses pendewasaan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Edward Thorndike yang dikutip dari Syaifu Sagala 2007: 51 yang menyatakan bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai 7 commit to user 8 kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa sendiri”. Slameto 1995: 2 mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut belajar. Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap permanent sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah, mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin Syah 2005: 144, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 3 macam: 1 Faktor Internal Siswa Faktor internal siswa meliputi dua aspek: a Aspek Fisiologis Aspek Fisiologis meliputi kondisis umum jasmaniah dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. commit to user 9 b Aspek Psikologis Termasuk faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial antara lain: 1 Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, 2. Sikap, 3. Bakat, 4. Minat, 5. Motivasi. 2 Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal terdiri dari dua macam: a Faktor Lingkungan Sosial Faktor lingkungan sosial siswa, masyarakat dan tetangga juga teman- teman sepermainan dilingkungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat yang serba kumuh dan kekurangan, dan anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga letak rumah, semuanya akan membei dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya. b Faktor Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c Faktor Pendekatan Belajar Faktor pendekatan belajar dapat diartikan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam emnunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996: 787 “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. commit to user 10 Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor. Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan cara memberikan soal-soal objektif pada siswa serta tingkat keaktfan siswa. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbinsyah 2005: 195 “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Muhibbin syah 2005: 199 menyatakan “berbagai macam evaluasi mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post test evaluasi presyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam-macam evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Pre-test dan Post test Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yangtelah diajarkan. commit to user 11 2 Evaluasi Prasyarat Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. 3 Evaluasi Formatif Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidilal perbaikan. 4 Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 5 Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. 6 Ujian Akhir Nasional UAN Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 1991: 130 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu: commit to user 12 1 Faktor internal terdiri dari dua macam: a Faktor jasmaniah fisiologis baik yang bersifat bawan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: 1 Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2 Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c Faktor budaya seperti adat istiadat, Faktor kematangan fisik maupun psikis 2 Yang tergolong faktor eksternal ialah: a Faktor sosial yang terdiri atas: 1 Lingkungan keluarga 2 Lingkungan sekolah 3 Lingkungan masyarakat 4 Lingkungan kelompok b Ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

e. Hakikat Akuntansi

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMA kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran ini diajarkan untuk memberikan pengetahuan awal kepada siswa tentang akuntansi yang dapat digunakan sebagai bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. commit to user 13 Menurut AICPA American Institute of Certified Public Accounting “Akuntansi adalah merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya”. 1 Fungsi dan Tujuan a Fungsi mata pelajaran Akuntansi Fungsi mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan SAK. b Tujuan mata pelajaran Akuntansi Tujuan mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah membekali tamatan SMK dan MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa. 2 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMK dan MA Ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah: a Akuntansi dan sistem informasi b Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi c Struktur dasar Akuntansi d Siklus akuntansi perusahaan jasa e Siklus Akuntansi perusahaan dagang f Siklus Akuntansi koperasi g Analisis laporan keuangan commit to user 14 h Metode kuantitatif

f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Prestasi mata pelajaran Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Akuntansi dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Instruction

a. Pengertian Model Pembelajaran Direct Instruction

Joyce Weil 2009 mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Direct instruction atau pengajaran langsung dikenal dengan sebutan active teaching, penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas, dengan berfokus pada produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan ketrampilan dan perilaku serta pemodelan berfikir. Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto 2009: 41 mengatakan bahwa ”Direct instruction pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Sedangkan menurut Joice,Weil, Calhaun 2000: 339 : ”The term direct instruction has been used by researchers to refer to a pattern of teaching that consist of the teacher’s explaining a new concept or skill to a large group of students, having them test their understanding by practicing under tacher direction that is, controlled practice, and encouraging them to commit to user 15 continue to practice under teacher guidance guided practice”. Uraian tersebut menjelaskan bahwa model pengajaran langsung telah digunakan untuk menjelaskan suatu konsep atau kemampuan baru kepada kelompok besar siswa, memberikan ujian mengenai pemahaman materi dengan berlatih dibawah bimbingan guru latihan terbimbingterkontrol dan mendorong mereka melanjutkan latihan dibawah pengawasan guru latihan terbimbing. Menurut Joice,Weil, Calhaun 2000: 338 model pembelajaan direct instruction memiliki fokus utama antara lain: 1 Menitik beratkan pada prestasi belajar yang tinggi the most prominent features are an academic focus 2 Adanya arahan dan bimbingan guru yang besar a high degree of teacher direction and control 3 Adanya harapan yang besar untuk kemajuan siswa high expectations for pupil progress 4 Adanya sistem pengelolaan waktu yang baik a system for managing time 5 Suasana lingkungan yang alami atmosphere of relatively neutral affect

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Direct Instruction

Direct instruction merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru teacher center. Menurut Arends yang dikutip oleh Kardi dan Nur 2000: 27 Direct instruction memiliki 5 fase atau tahap pembelajaran, yaitu: “estlabishing set, demonstrating, guided practice, feedback, dan extended practice ”. Menurut Kardi dan Nur 2000: 27 uraian lengkap dari pengembangan kelima fase tersebut, yaitu: 1 Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa Tujuannya yaitu untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, serta untuk memotivasi mereka agar berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara commit to user 16 menuliskannya dipapan tulis yang berisi tahap-tahap dan isinya serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. 2 Presentasi dan demonstrasi Kunci keberhasilan dalam model pembelajaran direct instruction ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Direct instruction berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari hasil belajar berasal dari mengamati orang lain. Agar dapat mendemontrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan baik, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan dan berlatih melakukan demostrasi untuk menguasai komponen-komponennya. 3 Memberikan latihan terbimbing Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi yang baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan antara lain: a Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna b Memberikan pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai konsep atau keterampilan yang dipelajari c Memberikan kelebihan dan kekurangan pada seluruh latihan serta menyelesaikan latihan pada tingkat awal. 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik, misalnya secara lisan, tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik yang spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan ketrampilan yang mantap. Menyediakan umpan balik yang efektif dapat ditempuh dengan cara: a Menyediakan umpan balik sesegera mungkin b Memberikan umpan balik yang spesifik c Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku commit to user 17 d Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa e Memberikan pujian dan umpanbalik pada kinerja yang benar f Apabila memberi umpan balik negatif, guru perlu menunjukkan bagaimana tampilan yang benar g Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil h Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri 5 Memberikan kesempatan latihan mandiri Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri, kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan dirumah atau diluar jam pelajaran. Menurut Daniel Muijs dan David Reynold yang dikutip oleh Agus Suprijono 2009: 50, langkah-langkah yang dilakukan pada tiap fase dapat dilihat pada tabel dibawah ini: commit to user 18 Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran Direct Instruction FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 : Estabilishing Set Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik Fase 2 : Demonstrating Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Fase 3 : Guided Practice Membimbing pelatihan Fase 4 : Feed back Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5 : Extended Practice Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap Merencanakan dan memberi pelatihan awal Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari Sumber: Agus Suprijono, 2009: 50 Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut: 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik Menjelaskan tujuan para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. commit to user 19 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. 3 Memberikan latihan terbimbing Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang disebut umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti model pembelajaran direct instruction adalah sebagai berikut: 1 Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif, kemudian memberikan materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang menyangkut materi sebelumnya agar diingat kembali oleh siswa. 2 Guru menjelaskan materi lanjutan dari materi sebelumnya secara sistematis dan mendalam. 3 Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi kesempatan siswa untuk memahami materi yang telah diberikan. commit to user 20 4 Guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa kemudian membahas jawaban dari latihan yang sudah diberikan. Sehingga terjadi interaksi aktif antara siswa dengan guru. 5 Dalam latihan terbimbing, siswa diarahkan untuk mengerti dan dapat memahami serta menganalisis permasalahan yang ada. Dari permasalahan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk megemukakan pendapatnya dan bertanya, kemudian guru memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh siswa secara individu ataupun kelompok. 6 Siswa diberi latihan mandiri dari materi yang telah diberikan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Dalam presentasi tersebut, pikiran siswa akan terangsang untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankan hasil pekerjaannya. Dalam proses ini, guru bertindak sebagai fasilitator jalannya presentasi. Dalam fase ini, akan terjadi interaksi aktif antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. 7 Guru memberikan tugas rumah yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 8 Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil. 9 Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran akan meningkat sehingga prestasi belajar akuntansi akan meningkat.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction

Menurut Yuli Sulisnayanti 2009: 47 model pembelajaran direct instruction memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain: 1 Kelebihannya model pembelajaran direct instruction, yaitu: a Guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. b Melalui model direct instruction selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, siswa juga bisa melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan demonstrasi. commit to user 21 c Siswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan diberikannya waktu untuk latihan mandiri dan diskusi serta kegiatan pendemonstrasian siswa itu sendiri. d Model ini dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. 2 Di samping memiliki kelebihan, model direct instruction juga memiliki bebarapa kelemahan, diantaranya: a Model ini hanya mungkin dapat dilakukan untuk mata pelajaran tertentu dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama agar semua siswa dapat berpartisipasi selama proses pembelajaran. b Model ini tidak mungkin bisa mengatasi perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, hubungan sosialisasi, dan lain sebagainya. c Keberhasilan penerapan model ini sangat terbatas oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menanamkan konsep materi kepada siswa d Oleh karena gaya komunikasi kadang lebih banyak terjadi secara satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi menjadi sangat terbatas.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran direct instruction antara lain: 1. Fatimah Ratnasari 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”. Hasil penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan dengan sering mendengarkan memperhatikan penjelasan guru siswa 97.55, sering membaca buku LKS 99.18, sering melaksanakan tugas kelompok 100, sering menulis sesuai dengan proses belajar mengajar 100. Sedangkan respon siswa terhadap model pembelajaran yang commit to user 22 dilakukan guru secara umum 61.42 siswa menyatakan setuju. Pembelajaran direct instruction disertai diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan rata-rata nilai siswa dari tes awal 1.83, tes siklus I 4.99, dan tes siklus II 7.03. 2. Yuli Sulisnayanti 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di Kelas X AK 2 SMK Negeri 3 Surakarta Melalui Penerapan Metode Direct Instruction Tahun Diklat 20082009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: 1 keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukkan peningkatan dari 48.7 atau 19 siswa menjadi 87 atau 34 siswa. 2 Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 18 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 32 siswa, 3 Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 33 siswa. 4 Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 59.5 atau 22 siswa menjadi 86,8 atau 33 siswa. 3. Aijaz Ahmed The Turkish Online Journal of Educational Technology – April 2007 dalam penelitian nya yang berjudul “Direct Instruction And Appropriate Intervention For Children With Learning Problems ”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa direct instruction dapat mengembangkan prestasi belajar mereka. The result of the delayed post-treatment test still shows that experimental group performed statistically better than the comparison group as a result of the treatment. The result of Post Hoc test shows that the experimental group improved learning rate were 0.75, 0.86 and 0.77 respectively in maths, reading and social studies. This improved learning rate is important educationally for children with learning problems. commit to user 23

C. Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 7 172

Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2009 2010

0 4 248

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONPADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 1 SMKNEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 128

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS PADA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 83

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 198

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TEKNIK MEMORI (BRAIN BASED TECHNIQUE QUANTUM LEARNING) BAGI SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 68

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI IS 4 SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 100

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI SEKOLAH DASAR NEGERI 02 PAPAHAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 10

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 SMA X MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA PETA KONSEP | - | Jupe-Jurnal Pendidikan Ekonomi 4182 9340 1 SM

0 0 11