Tanaman kopi robusta Gambar 1 berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm. Bentuk daun bulat telur,
ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang, dan ranting-ranting tersusun secara berdampingan. Pada batang atau cabang yang
tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun berselang-seling pada ruas berikutnya. Pada batang atau cabang yang mendatar, pasangan daun terletak pada
bidang yang sama, tidak berselang-seling.
24
Gambar 1. Tanaman kopi robusta.
25
Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun muda berwarna perunggu. Kelopak bunga berwarna hijau, kecil, dan pendek. Daun mahkota bunga terdiri dari
3-8 helai. Benang sari berukuran 5-7 helai, berukuran pendek. Tangkai putik berukuran kecil panjang, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Bakal buah
susunannya tenggelam, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Dari bunga bakal buah menjadi buah masak, akan berlangsung 7-9 bulan tergantung pada jenis, iklim,
dan letak geografi.
24
Batang dan cabang kopi berkayu, tegak lurus, dan beruas-ruas.
26
Tiap ruas selalu ditumbuhi kuncup.
26
Tanaman ini mempunyai dua macam pertumbuhan cabang, yaitu cabang Orthotrop dan Plagiotrop.
26
Cabang Orthotrop merupakan cabang yang tumbuh tegak seperti batang, disebut juga tunas air.
26
Cabang ini tidak
menghasilkan bunga atau buah.
26
Cabang Plagiotrop merupakan cabang yang tumbuh ke samping. Cabang ini menghasilkan bunga dan buah.
26
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar 2 tahun. Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak
berwarna hijau. Bunga tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga.
26
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar eksokarp, lapisan daging buah mesokarp, dan
lapisan kulit tanduk endocarp yang tipis tetapi keras. Buah kopi yang berwarna muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya
menjadi merah. Besar buah kira-kira 1,5 x 1 cm dan bertangkai pendek. Buah kopi mengandung dua butir biji, yang memiliki dua bidang, bidang yang datar dan bidang
yang cembung. Biji kopi memiliki komposisi sebagai berikut: air 12, protein 13, lemak 12, dan gula 9, caffeine 2-2.5 robusta, caffetanic acid 9, cellulose dan
sejenisnya 35, abu 4, dan zat-zat lainnya yang larut dalam air 5.
26
2.4.3 Kandungan Biji Kopi Robusta
Komposisi kandungan dari biji kopi robusta yaitu kafein, asam klorogenik, trigonelline, diterpenes cafestol, dan kahweol. Komposisi lain sama seperti tumbuhan
lainnya yaitu air, karbohidrat, protein, lipid, dan mineral.
27
Kafein merupakan komposisi yang paling terkenal karena sifat fisiologis dan farmakologisnya. Senyawa golongan methylxanthine ini stabil terhadap panas dan
konsentrasinya pada biji kopi robusta sekitar 2 gram per 100 gram atau sekitar dua kali dibandingkan dengan kopi arabika.
27
Polifenol merupakan salah satu kelompok zat yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, yang merupakan variasi dari molekul yang paling sedikit terdiri
dari satu ikatan aromatik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil. Kelompok utama dari polifenol yaitu flavonoid, asam fenolat, alkohol fenolat, stilbenes, dan
lignan. Biji kopi robusta mengandung asam fenolat sebesar 12.
27
Polifenol telah menunjukkan beragam efek biologis termasuk sifat anti adhesif.
9
Asam klorogenik merupakan senyawa utama dari golongan fenol yang terdapat kurang lebih 9 gram per 100 gram. Subkelas utama dari asam klorogenik
yang terdapat pada green coffee yaitu caffeoylquinic acids, dicaffeoylquinic acids, feruloylquinic acids, p-coumaroylquinic acid dan caffeoylferuoylquinic acids.
Diantara kandungan asam klorogenik tersebut, caffeoylquinic acids merupakan kandungan tertinggi dari keseluruhan asam klorogenik yaitu sebesar 80 persen. Asam
klorogenik merupakan senyawa bioaktif. Senyawa ini menunjukkan sifat antibakterial pada beberapa penelitian.
24
Senyawa trigonelline terdapat sekitar 0,6 gram per 100 gram pada biji kopi robusta. Senyawa ini juga telah dianggap sebagai komponen yang
memiliki potensi antibakterial melawan bakteri Streptococcus mutans.
27
Selama proses pemanggangan roasting, terjadi berbagai rangkaian transformasi komposisi kimiawi dari biji kopi. Proses pemanggangan menyebabkan
komponen termolabil seperti asam klorogenik, trigonelline, dan diterpenes pada roasted coffee lebih rendah dibandingkan dengan green coffee.
27
Kandungan aluminium pada kandungan 20 adalah 0,083±0,080 µgmL. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aluminium memiliki aktivitas
antimikrobial terhadap patogen periodontal secara signifikan dengan menurunkan kemampuan streptokokkus berkolonisasi dan menurunkan stabilitas koloidal bakteri
rongga mulut.
12
2.5 Kerangka Teori
Asam klorogenik
Trigonelline Polifenol
Bersifat antibakterial
dan anti adhesif
Antibakterial terhadap
Streptococcus mutans
Plak
Kontrol Plak
Kimiawi Mekanis
Obat Kumur
Larutan ekstrak biji kopi robusta Coffea
canephora 1,5
Menghambat pembentukan plak
Kafein
Menstimulasi aktivitas lisozim
dan menunjukkan aktivitas
bakterisidal Aluminium
Antimikrobial, menurunkan
stabilisasi koloidal bakteri
2.6 Kerangka Konsep Variabel Bebas
Ekstrak biji kopi robusta Coffea
canephora 1,5 Variabel Terikat
Akumulasi Plak Indeks Plak Löe and Sillness
Variabel Terkendali
1. Konsentrasi larutan ekstrak biji
kopi robusta Coffea canephora
2. Lama berkumur
3. Frekuensi berkumur
4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi
Variabel Tidak Terkendali
1. Diet
2. Cara menyikat gigi
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian ulang pre-posttest control group
design.
28
Metode penelitian yang dipakai adalah double-blinded study dimana subjek penelitian dan peneliti tidak mengetahui apakah subjek tergolong kelompok
perlakuan atau kelompok kontrol dengan tujuan untuk menghindari bias.
28
Keterangan: X : obat kumur ekstrak biji kopi robusta Coffea canephora 1,5
Y : plasebo H
: pengukuran indeks plak hari ke-0 H
1 :
pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan obat kumur dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Departemen
Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia. Alasan peneliti melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi karena
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dianggap memiliki tingkat kesadaran memelihara kesehatan rongga mulut yang tinggi dan mengetahui cara pemeliharaan
Perlakuan : H
X XX X X X X H
1
Kontrol : H
Y Y Y Y Y Y Y H
1