45
E. TRAKSI DAUN
Pada penyimpanan seledri, yang diukur nilai traksinya adalah potongan daun secara vertikal dan horizontal. Ukuran rata-rata daun yang diuji adalah
0,5 cm lebar dan 2 cm panjang. Tujuan dari uji traksi adalah sebagai salah satu indikasi terjadinya kerusakan pada seledri, dimana semakin kecil nilai
traksi daun seledri maka semakin besar tingkat kerusakannya dan tidak disukai konsumen. Adanya penyimpanan dengan pengemasan atmosfer termodifikasi
dharapkan dapat mempertahankan mutu dari seledri. Bourne 1981 menjelaskan buah-buahan dan sayur-sayuran akan
kehilangan airnya karena proses transpirasi dan respirasi setelah pemanenan, sehingga tekanan turgornya menjadi semakin kecil dan menyebabkan komoditi
tersebut menjadi lunak. Menurut Winarno dan Wirakartakusumah 1981 menurunnya kekerasan yang disimpan disebabkan oleh terdegradasinya
hemiselulosa dan pektin. Pantastico 1986 melaporkan bahwa air sel yang menguap menjadikan sel menciut sehingga ruangan antar sel menyatu dan zat
pektin menjadi saling berikatan. Ketegaran daun dipengaruhi oleh faktor kondisi atmosfer, jenis plastik
dan suhu penyimpanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji sidik ragam pada Lampiran 7. Kondisi atmosfer berpengaruh nyata pada ketegaran daun secara
vertikal pada hari ke-1 sampai hari ke-21, tetapi pada hari ke-22 kondisi atmosfer tidak berpengaruh nyata karena F hitung lebih besar daripada F tabel.
Begitu juga dengan pengamatan secara horizontal, kondisi atmosfer berpengaruh nyata pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-21. Menurut hasil uji
lanjut Duncan, secara umum kondisi atmosfer 2 lubang memiliki nilai ketegaran yang paling baik di antara kondisi atmosfer lainnya. Sebaliknya, nilai
ketegaran daun yang paling kecil diperoleh dari seledri yang dikemas dengan 8 lubang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak lubang maka semakin
kecil pula nilai traksi yang dihasilkan. Kehilangan air yang cukup besar menjadi sebab utama nilai ketegaran daun. Pada kemasan yang berlubang, laju
respirasi dan transpirasi menjadi lebih cepat, kemudian H
2
O yang dihasilkan juga lebih banyak dan pada akhirnya akan menguap seiring dengan banyaknya
jumlah lubang. Pada kemasan tanpa lubang, H
2
O tidak dapat keluar dari
46
kemasan dengan baik sehingga terkondensasi dan pada umumnya membuat daun menjadi basah dan lebih layu.
Jenis plastik yang digunakan berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati secara vertikal pada hari ke-1 sampai hari ke-13 dan hari ke-16. Selain
daripada itu, jenis plastik tidak berpengaruh nyata karena F hitung lebih besar daripada F tabel. Pada pengamatan secara horizontal, jenis plastik berpengaruh
nyata dari hari ke-1 sampai hari ke-21. Jenis plastik PP lebih baik daripada plastik PE dalam hal permeabilitas terhadap H
2
O. Koefisien permeabilitas terhadap H
2
O pada jenis plastik PP memiliki nilai 680 mL STP cm cm
-2
s
-1
cm Hg
-1
dan jenis plastik PE memiliki nilai sebesar 800 mL STP cm cm
-2
s
-1
cm Hg
-1
. H
2
O akan lebih cepat keluar pada jenis kemasan PE. Pertimbangan lain adalah koefisien permeabilitas terhadap O
2
dan CO
2
pada plastik PE lebih besar daripada plastik PP, sehingga laju respirasi akan lebih besar dan akan
lebih cepat mengalami kerusakan. Menurut hasil uji lanjut Duncan, nilai ketegaran daun yang dikemas menggunakan jenis plastik PP hasilnya lebih
baik daripada daun yang dikemas dengan jenis plastik PE. Pada pengamatan daun seledri secara vertikal, penggunaan suhu
berpengaruh nyata pada hari ke-1 sampai hari ke-9. Selanjutnya, pada pengamatan daun seledri secara horizontal memiliki hasil yang sama dengan
pengamatan secara vertikal, suhu berpengaruh nyata pada hari ke-1 sampai hari ke-9. Semakin tinggi suhu maka nilai traksi akan semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena suhu berpengaruh terhadap hilangnya H
2
O yang menguap.
47 Gambar 24.
Perubahan nilai ketegaran daun secara vertikal terhadap lama penyimpanan pada suhu 0 – 5 °C
Berdasarkan grafik pada Gambar 24, seledri yang disimpan pada suhu 0 – 5 °C selama 16 – 24 hari penyimpanan, nilai traksi daun seledri secara
vertikal adalah sebesar 0,045 kgf pada hari ke-0. Pada penyimpanan pada suhu ini, nilai traksi yang diperoleh berkisar antara 0,045 kgf sampai dengan 0,004
kgf. Nilai traksi selama penyimpanan mengalami penurunan. Hasil nilai traksi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada penyimpanan suhu 0 – 5 °C, nilai traksi terbesar adalah seledri yang dikemas dengan PP 2 lubang dengan nilai rata-rata sebesar 0,0227 kgf dan laju
penurunan sebesar 0,001 kgf setiap hari penyimpanan. Breaking point terjadi pada saat nilai traksi bernilai 0,015 kgf. Artinya, setelah nilai ini, traksi daun
seledri secara vertikal mengalami sedikit penurunan karena kekuatan daun sudah melemah. Dengan kemasan PP 2 lubang yang disimpan di dalam suhu 0
– 5 °C, seledri memiliki umur simpan selama 22 hari. Sementara itu, PE 8 lubang memiliki laju penurunan terbesar yaitu 0,002 kgf dengan nilai 0,006 kgf
sampai terjadinya breaking point. Nilai traksi rata-rata seledri yang dikemas dengan PE 8 lubang sebesar 0,0189 kgf dengan umur simpan selama 16 hari.
Desain kemasan lain memiliki penurunan nilai sebesar 0,001 kgf sampai 0,002 kgf. Persamaan regresi dari nilai traksi dapat dilihat pada Lampiran 6.
48 Gambar 25. Perubahan nilai ketegaran daun secara horizontal terhadap lama
penyimpanan pada suhu 0 – 5
°
C
Grafik pada Gambar 25 menunjukkan perubahan nilai ketegaran daun secara horizontal yang cenderung menurun mulai dari 0,037 kgf sampai 0,001
kgf. Nilai traksi secara horizontal terkecil diperoleh dari seledri yang dikemas dengan PE 8 lubang yang memiliki rata-rata 0,011 kgf dan laju penurunannya
adalah nilai terbesar jika dibandingkan dengan desain kemasan lain yaitu sebesar 0,002 kgf setiap hari penyimpanan. Semakin besar laju penurunan nilai
traksi, maka kekuatan daun semakin melemah, atau dengan kata lain nilai ini menunjukkan penurunan kualitas seledri. Nilai traksi terbesar diperoleh dari
seledri yang dikemas dengan PE 2 lubang karena memiliki nilai laju penurunan terkecil sebesar 0,001 kgf dan memiliki rata-rata 0,018 kgf yang merupakan
nilai rata-rata terbesar di antara desain kemasan lainnya. Pada traksi daun secara horizontal, didapatkan nilai yang lebih kecil daripada traksi daun secara
vertikal. Hal ini disebabkan karena struktur daun secara vertikal lebih kuat daripada secara horizontal.
49 Gambar 26.
Perubahan nilai ketegaran daun secara vertikal terhadap lama penyimpanan pada suhu 10 – 15 °C
Berdasarkan grafik pada Gambar 26, seledri yang disimpan pada suhu 10 – 15 °C laju penurunan ketegaran daun secara vertikal berkisar antara 0,003
kgf sampai 0,005 kgf. Laju penurunan berdasarkan persamaan regresi dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada penyimpanan pada suhu ini, nilai traksi yang
diperoleh mulai dari 0,045 kgf, kemudian menurun sampai dengan 0,010 kgf. Hasil nilai traksi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada penyimpanan suhu 10 – 15 °C, nilai traksi daun secara vertikal terbesar adalah seledri yang dikemas dengan PE 2 lubang dengan nilai rata-rata
sebesar 0,0225 kgf dan laju penurunan sebesar 0,004 kgf setiap hari penyimpanan. Umur simpan seledri yang dikemas dengan PE 2 lubang dan
disimpan pada suhu 0 – 5 °C adalah selama 9 hari. Laju penurunan terbesar adalah seledri yang dikemas dengan kondisi vakum, yaitu sebesar 0,005 kgf
setiap hari penyimpanan. Sementara itu, nilai rata-rata traksi terkecil adalah pada daun seledri vertikal yang dikemas dengan PE 8 lubang yaitu sebesar
0,019 kgf.
50 Gambar 27. Perubahan nilai ketegaran daun secara horizontal terhadap lama
penyimpanan pada suhu 10 – 15 °C
Berdasarkan Gambar 27, grafik menunjukkan nilai ketegaran daun yang diukur secara horizontal pada suhu 10 – 15 °C. Semakin lama umur simpan
seledri, maka nilai ketegaran daun akan semakin kecil. Laju penurunan ketegaran daun yang diukur secara horizontal pada suhu 10 – 15 °C berkisar
antara 0,003 kgf sampai dengan 0,005 kgf. Nilai rata-rata traksi terbesar didapatkan dari seledri yang dikemas dengan PP 2 lubang sebesar 0,016 kgf
dan laju penurunan nilai ketegaran yang paling kecil jika dibandingkan dengan desain kemasan lainnya yaitu sebesar 0,003 kgf. Sementara itu, nilai rata-rata
ketegaran daun terkecil adalah seledri yang dikemas dengan PE 8 lubang yaitu sebesar 0,012 kgf dan laju penurunan sebesar 0,004 kgf.
51 Gambar 28. Perubahan nilai ketegaran daun secara vertikal terhadap lama
penyimpanan pada suhu
ruang Grafik pada Gambar 28 menunjukkan perubahan nilai ketegaran daun
secara vertikal pada suhu ruang. Nilai ketegaran daun menurun mulai dari 0,045 kgf sampai dengan 0,014 kgf. Nilai breaking point masing-masing
perlakuan berkisar antara 0,018 kgf sampai 0,025 kgf. Nilai traksi secara vertikal terbesar diperoleh dari seledri yang dikemas dengan PP 2 lubang yang
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,025 kgf dan memiliki laju penurunan terkecil yaitu 0,003 kgf setiap hari penyimpanan. Sementara itu, nilai ketegaran daun
secara vertikal pada suhu ruang adalah seledri yang dikemas dengan PE vakum yang memiliki rata-rata 0,022 kgf dan memiliki laju penurunan terbesar yaitu
0,005 kgf. Laju penurunan dapat mengindikasikan penurunan kualitas daun seledri. Seledri diamati sampai pada hari ke-3 dan 4, karena setelah itu daun
seledri telah layu dan rusak. Tanda-tanda kerusakan dapat dilihat pada Lampiran 4.
52 Gambar 29. Perubahan nilai ketegaran daun secara horizontal terhadap lama
penyimpanan pada suhu
ruang Berdasarkan Gambar 29, grafik menunjukkan nilai ketegaran daun
seledri yang diukur secara horizontal pada suhu ruang. Pengamatan dilakukan sampai pada hari ke-3 dan 4, karena setelah itu seledri sudah sangat rusak.
Tanda-tanda kerusakan seledri dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada pengamatan dengan daun yang dipotong horizontal, didapatkan laju penurunan
yang berkisar antara 0,003 kgf sampai dengan 0,005 kgf. Nilai rata-rata terbesar diperoleh dari seledri yang dikemas dalam PP 2 lubang yaitu sebesar
0,019 kgf. Sementara itu, nilai rata-rata terkecil diperoleh dari seledri yang dikemas dengan PE 8 lubang yaitu sebesar 0,015 kgf.
F. TOTAL MIKROBA TOTAL PLATE COUNT