Polietilen Polipropilen KEMASAN PLASTIK

14 dikemas kantong plastik PVC dengan jarak antar lubang 4 – 6 cm dengan luas permukaan kemasan 193,75 cm 2 dan bobot bahan sebesar 162,18 gram. Norman dan Salunkhe 1980 menegaskan bahwa plastik film yang permeabilitasnya terhadap uap air rendah, umumnya menyebabkan peningkatan kerusakan, kecuali bila plastik tersebut dilengkapi dengan ventilasi yang cukup. Dalam bungkus plastik dapat timbul udara termodifikasi yang menguntungkan. Udara yang telah mengalami perubahan itu menghambat pematangan dan memperpanjang masa simpan. Meskipun demikian, bungkus- bungkus tertutup rapat biasanya harus diberi lubang-lubang kecil atau dibuka sebelum pemasaran untuk memberi kesempatan menjadi matang secara normal dan mencegah kerusakan karena pengaruh kandungan CO 2 tinggi atau O 2 yang terlalu sedikit Zagory dan Kader, 1988.

1. Polietilen

Polietilen merupakan jenis plastik yang paling banyak digunakan dalam industri karena sifat-sifatnya yang mudah dibentuk, tahan terhadap berbagai bahan kimia, penampakannya jernih dan mudah digunakan sebagai pelapis. Berdasarkan densitasnya, PE dapat dibagi atas : a Polietilen Densitas Rendah LDPE: Low Density Polyethylene, b Polietilen Densitas Menengah MDPE : Medium Density Polyethylene, c Polietilen Densitas Tinggi HDPE : High Density Polyethylene Syarief, 1988. Menurut Sacharow dan Griffins 1980 LDPE merupakan jenis film yang murah dengan kejernihan serta daya regang yang sedang. LDPE mempunyai ketahanan terhadap kelembaban tinggi tetap bukan barrier O 2 yang baik. Keuntungan utamanya adalah mempunyai kemampuan sealing yang baik. Plastik polietilen dengan ketebalan 0,04 mm baik digunakan untuk sistem penyimpanan dengan udara terkendali karena permeabilitas polietilen CO 2 lebih besar daripada O 2 sehingga laju akumulasi CO 2 di sekitar lebih kecil daripada absorpsi oksigen. Polietilen relatif lebih permeabel terhadap uap air Wills et al., 1981. 15 Pantastico 1986 mengemukakan bahwa perpanjangan umur simpan buah alpukat dalam kantung-kantung polietilen mungkin disebabkan oleh turunnya kandungan O 2 dan naiknya kandungan CO 2 di dalam kantung. Konsentrasi O 2 yang rendah mempunyai pengaruh 1 menurunkan laju respirasi dan oksidasi substrat, 2 menunda kemasakan yang berakibat umur komoditas menjadi lebih panjang, 3 menunda perombakan klorofil, 4 memperlambat produksi etilen, 5 laju pembentukan asam askorbat berkurang, 6 perbandingan asam-asam lemak tak jenuh berubah dan 7 laju degradasi senyawa pektin tidak secepat seperti dalam udara.

2. Polipropilen

Menurut Syarief 1988, polipropilen adalah jenis polimer termoplastik yang sangat luas penggunaannya. Polipropilen termasuk jenis olefin dan merupakan polimer dari propilen. Sifat polipropilen antara lain ringan, mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih. Polipropilen memiliki titik lebur yang tinggi sehingga mudah untuk dikelim dengan panas yang baik. Selain itu, permeabilitas terhadap uap air plastik jenis polipropilen rendah. Karakteristik polipropilen dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik Polipropilen PP Syarief et al,. 1989 Karakteristik Nilai Densitas 0,9 gcm 3 Young Modulus E 11000 – 13000 MPa Suhu melunak 149 °C Kristalinitas 60 – 70 Indeks fluiditas 0,2 - 2,5 Tahanan volumetrik 10 17 Titik leleh 170 °C Permeabilitas gas cc100 in 2 24 jamatm : - Nitrogen 4,4 - Oksigen 23 - Gas Karbon 92 Permeabilitas uap air g100 in 2 24 jamatm 600 16 Beberapa keunggulan polipropilen adalah ringan dan mudah dibentuk, tidak mudah sobek sehingga mudah untuk penanganan dan distribusi, transparan, putih alami serta memiliki sifat mekanik yang baik Syarief et al ., 1989. Polipropilen sangat rentan terhadap sinar ultraviolet dan oksidasi pada suhu tinggi Beck, 1980. Menurut Robertson 1993, polipropilen memiliki densitas yang lebih rendah dan memiliki titik lunak yang lebih tinggi yaitu suhu 140 – 150 °C dibandingkan dengan polietilen, transmisi uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tahan terhadap lemak dan bahan kimia, tahan gores, stabil pada suhu tinggi sampai dengan 150 °C, serta memiliki kilap yang bagus dan kecerahan tinggi. Menurut Hanlon 1971, polipropilen memiliki sifat permeabilitas gas sedang sehingga tidak cocok untuk kemasan makanan yang peka terhadap oksigen dan memiliki permeabilitas terhadap uap air yang rendah. Sifat-sifat polipropilen yang lain adalah tidak bereaksi antara bahan dengan oksigen, tidak menimbulkan racun dan mampu melindungi bahan dari kontaminan Pantastico, 1986. 17

III. BAHAN DAN METODE