63
Inflasi .038
.155 .048
.243 .809
GDP .405
.357 .242
1.135 .262
FDR -.003
.003 -.164
-1.041 .303
NPF .039
.066 .094
.595 .555
BOPO -.001
.006 -.035
-.221 .826
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa variabel inflasi, Gross Domestic Product, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing dan
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 atau 5. Artinya, tidak terjadi heteroskedastisitas pada kelima variabel
independen tersebut.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dilakukan pada penelitian ini untuk memprediksi hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan layak dilakukan
analisis statistik. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 2.788
3.723 .749
.458 Inflasi
.020 .199
.013 .099
.922 GDP
.568 .459
.176 1.238
.222 FDR
-.001 .004
-.023 -.222
.825 NPF
-.002 .085
-.003 -.028
.977 BOPO
-.054 .008
-.743 -6.947
.000 a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
64 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 maka diperoleh model persamaan regresi
linier sebagai berikut : Y = 2,788 + 0,020X
1
+ 0,568X
2
– 0,001X
3
– 0,002X
4
– 0,054X
5
+ ɛ
Dimana : Y = Return on Asset ROA X
1
= Inflasi X
2
= Gross Domestic Product GDP X
3
= Financing to Deposit Ratio FDR X
4
= Non Performing Financing NPF X
5
= Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO ɛ = error
Persamaan regresi diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1.
Nilai konstanta sebesar 2,788 artinya apabila nilai variabel independen inflasi, Gross Domestic Product GDP, Financing to Deposit Ratio FDR, Non
Performing Financing NPF, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO bernilai nol maka nilai variabel dependen Return on Asset
ROA konstan di 2,788. 2.
Inflasi memiliki koefisien regresi sebesar 0,020, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel inflasi bertambah 1 satuan, maka variabel Return on Asset ROA
mengalami kenaikan sebesar 0,020.
65 3.
Gross Domestic Product GDP memiliki koefisien regresi sebesar 0,568, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Gross Domestic Product GDP
bertambah 1 satuan, maka variabel Return on Asset ROA mengalami kenaikan sebesar 0,568.
4. Financing to Deposit Ratio FDR memiliki koefisien regresi sebesar -0,001,
hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Financing to Deposit Ratio FDR bertambah 1 satuan, maka variabel Return on Asset ROA mengalami
penurunan sebesar 0,001. 5.
Non Performing Financing NPF memiliki koefisien regresi sebesar -0,002, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel Non Performing Financing NPF
bertambah 1 satuan, maka variabel Return on Asset ROA mengalami penurunan sebesar 0,002.
6. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO memiliki
koefisien sebesar -0,054, hal ini menujukkan bahwa jika variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO bertambah 1 satuan,
maka variabel Return on Asset ROA mengalami penurunan sebesar 0,054.
4.2.4 Uji Hipotesis