Inflasi Analisis Makro Ekonomi

18

2.1.3.1 Inflasi

Inflasi merupakan indikator penting dan tolak ukur perekonomian yang berkaitan erat dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro. Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting yang mendapat perhatian dari pemerintah disamping data ekspor, impor dan Produk Domestik Bruto PDB www.bps.go.id. Menurut Sumanjaya, et al. 2011:97, inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum yang berlangsung sepanjang masa sehingga mengakibatkan jumlah uang yang beredar lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia atau nilai uang lebih rendah dihadapkan dengan nilai barang atau jasa. Ketika suatu negara mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan bersifat uncertainty tidak menentu maka resiko dari investasi dalam asset-aset keuangan akan meningkat dan kredibilitas mata uang domestik akan melemah terhadap mata uang global. Tingkat inflasi biasanya diukur melalui tingkat perubahan indeks harga konsumen atau Consumer Price Index Ebert dan Griffin dalam Murhadi, 2013:72. Inflasi yang terjadi di Indonesia dipengaruhi banyak faktor antara lain siklus tahunan yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan tingginya inflasi. Seperti bulan Ramadhan, tahun ajaran baru dan akhir tahun atau awal tahun. Selain ketiga faktor yang sudah rutin terjadi diatas, juga ada faktor lain. Secara teoritis ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, yakni inflasi 19 timbul karena adanya tekanan dari sisi supply cost push inflation, dari sisi permintaan demand pull inflation dan dari ekspektasi inflasi. Faktor – faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara – negara partner dagang, peningkatan harga – harga komoditi yang diatur pemerintah administered price, terjadinya bencana alam dan tergangggunya distribusi. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh prilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya www.bps.go.id. Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya. Salah satu teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut adalah teori dana yang dipinjamkan the Loanable Fund Theory. Dalam teori ini apabila jumlah uang yang diminta melebihi jumlah yang disediakan, maka akan dapat mengakibatkan kenaikan harga uang atau tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga dalam hal ini adalah suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antara suku bunga simpanan sisi penawaran dan suku bunga pinjaman sisi permintaan. Keuntungan terbesar bank adalah dari selisih bunga simpanan dan penawaran sehingga bank harus mampu mengelola dan sedapat mungkin mengantisipasi inflasi agar tingkat keseimbangan mediasinya terjaga Rivai, 2008:192. 20

2.1.3.2 Gross Domestic Product GDP

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return on Assets Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di BEI

1 5 60

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

3 26 41

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11

ANALISIS PENGARUH GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP), KURS, INFLASI, FINANCING DEPOSIT RATIO (FDR), PROFIT LOSS SHARING (PLS) TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH INDONESIA

0 0 17

Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 18