Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

61 mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Tabel 4.3 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .765 a .585 .543 .98296 1.836 a. Predictors: Constant, BOPO, Inflasi, NPF, FDR, GDP b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Uji autokorelasi pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,836. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 55 dan k = 5 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,3743 dan du sebesar 1,7681 sehingga 4-du = 2,2319. Hal ini sesuai dengan ketentuan du d 4-du, yaitu 1,7681 1,836 2,2319 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi tidak terdapat autokorelasi.

4.2.2.4 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau sama maka disebut homokedastisitas, demikian sebaliknya jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel 62 independennya. Alat untuk menguji heteroskedastisitas yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik Situmorang dan Lutfi, 2014:121. Analisis grafik dilakukan melalui pembacaan grafik Scatterplot sedangkan analisis statistik dilakukan melalui uji Gletser. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Pada Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk digunakan. Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan uji Glejser seperti pada Tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.680 2.894 -.580 .564 63 Inflasi .038 .155 .048 .243 .809 GDP .405 .357 .242 1.135 .262 FDR -.003 .003 -.164 -1.041 .303 NPF .039 .066 .094 .595 .555 BOPO -.001 .006 -.035 -.221 .826 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa variabel inflasi, Gross Domestic Product, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 atau 5. Artinya, tidak terjadi heteroskedastisitas pada kelima variabel independen tersebut.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return on Assets Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di BEI

1 5 60

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

3 26 41

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11

ANALISIS PENGARUH GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP), KURS, INFLASI, FINANCING DEPOSIT RATIO (FDR), PROFIT LOSS SHARING (PLS) TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH INDONESIA

0 0 17

Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 18