Metode Dasar Penelitian Metode Penentuan Daerah Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 17

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Menurut Surakhmad 1994, metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau sekelompok orang tertentu, atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Metode deskriptif menurut Surakhmad 1994 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering disebut metode analitik. Adapun teknik pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah dengan cara survei, yaitu pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dari suatu populasi dalam jangka waktu yang bersamaan dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data Singarimbun dan Effendi, 1995.

B. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jebres. Kemudian dari kecamatan dipilih kelurahan secara purposive sampling, yaitu dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui berdasarkan tujuan penelitian Singarimbun dan Efendi, 1995. Kelurahan yang dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa kelurahan tersebut rawan terhadap banjir dan jumlah rumah tangga miskinnya tergolong tinggi. Data kelurahan rawan banjir dan jumlah kerusakan bangunan akibat banjir di Kecamatan Jebres dapat dilihat pada Tabel 3. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 18 Tabel 3. Data Kelurahan Rawan Banjir dan Jumlah Kerusakan Bangunan Akibat Banjir Kecamatan Jebres Tahun 2008 No. Kelurahan Rawan Banjir Jumlah Kerusakan Bangunan Akibat Banjir 1. Sewu 585 2. Jebres 475 3. Jagalan 991 4. Pucangsawit 924 5. Gandekan 20 6. Sudiroprajan 75 Total 3.070 Sumber : Satkorlak Kota Surakarta, 2008 Berdasarkan Tabel 3, terdapat enam kelurahan di Kecamatan Jebres yang merupakan daerah rawan banjir, yaitu Kelurahan Sewu, Jebres, Jagalan, Pucangsawit, Gandekan, dan Sudiroprajan. Data tersebut menunjukkan bahwa Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit adalah dua kelurahan dengan jumlah kerusakan bangunan akibat banjir tergolong besar daripada kelurahan yang lain. Banjir yang melanda Kelurahan Jagalan menyebabkan kerusakan sebanyak 991 bangunan, sedangkan di Kelurahan Pucangsawit banjir menyebabkan kerusakan sebanyak 924 bangunan. Besarnya tingkat kerusakan bangunan di kedua kelurahan tersebut menunjukkan bahwa Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit adalah kelurahan yang rawan terhadap banjir. Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit juga merupakan dua kelurahan yang jumlah rumah tangga miskinnya tergolong tinggi. Berikut ini merupakan data rumah tangga miskin pada tiap-tiap kelurahan di Kecamatan Jebres. Tabel 4. Data Rumah Tangga Miskin pada Tiap-tiap Kelurahan di Kecamatan Jebres Tahun 2009 No. Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Miskin KK 1. Kepatihan Kulon 99 2. Kepatihan Wetan 154 3. Sudiroprajan 304 4. Gandekan 551 5. Sewu 421 6. Jagalan 605 7. Pucangsawit 788 8. Purwodiningratan 223 9. Tegalharjo 182 10. Jebres 1056 11. Mojosongo 977 Total 5360 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2009 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 19 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui jumlah rumah tangga miskin pada beberapa kelurahan di Kecamatan Jebres. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga miskin di Kelurahan Jagalan sebanyak 605 KK dan Pucangsawit sebanyak 788 KK. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka dipilih Kelurahan Jagalan dan Pucangsawit sebagai daerah penelitian.

C. Metode Pengambilan Sampel