perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
b. Observasi Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
objek penelitian yang berupa kondisi wilayah dan responden. c. Pencatatan
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan langsung mengenai data-data, baik data dari responden maupun data yang ada pada
instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian. d.
Recall Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
konsumsi pangan tingkat individu atau perorangan. Prinsip dari metode recall adalah mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi
pada periode 24 jam yang lalu Supariasa, 2002.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan terhadap Total Pengeluaran
Rumah Tangga Proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran
rumah tangga menggunakan rumus :
å
= p
Kp Qp
x 100
Keterangan : Qp : Proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran
rumah tangga Kp : Pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga RupiahBulan
∑p : Total pengeluaran rumah tangga RupiahBulan 2. Analisis Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Rumah Tangga
Konsumsi energi dan protein rumah tangga dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
KGij x
Bdd x
BPj Gij
j
100 100
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Keterangan : Gij
: Jumlah energi atau protein yang dikonsumsi dari pangan j energi dalam satuan kilokalori dan protein dalam satuan gram
BPj : Berat pangan j yang dikonsumsi gram
Bddj : Bagian yang dapat dimakan dari 100 gram pangan j KGij : Kandungan energi atau protein per 100 gram pangan j yang
dikonsumsi energi dalam satuan kilokalori dan protein dalam satuan gram
Untuk mengukur kecukupan konsumsi energi dan protein secara kuantitatif digunakan Parameter Tingkat Konsumsi Energi TKE dan
Tingkat Konsumsi Protein TKP, yang dihitung dengan rumus : TKE=
100 x
dianjurkan yang
AKE Energi
Konsumsi
å
TKP= 100
x dianjurkan
yang AKP
Protein Konsumsi
å
Keterangan : TKE
: Tingkat Konsumsi Energi TKP
: Tingkat Konsumsi Protein ∑ konsumsi energi : Jumlah Konsumsi Energi kkaloranghari
∑ konsumsi protein : Jumlah Konsumsi Protein gramoranghari Angka
Kecukupan Gizi
yang dianjurkan
sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1593MenkesSKIX2005 yaitu berdasarkan umur dan jenis kelamin, yang dapat dilihat pada Tabel 7 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
Tabel 7. Daftar Angka Kecukupan Energi AKE dan Angka Kecukupan Protein AKP Berdasar Umur dan Jenis Kelamin
No. Kelompok Umur
Energi kkal Protein gram
1. Anak
0 - 6 bulan 550
10 7 - 11 bulan
650 16
1 - 3 tahun 1.000
25 4 - 6 tahun
1.550 39
7 - 9 tahun 1.800
45 2.
Laki-Laki 10 - 12 tahun
2.050 50
13 - 15 tahun 2.400
60 16 - 18 tahun
2.600 65
19 - 29 tahun 2.550
60 30 - 49 tahun
2.350 60
50 - 64 tahun 2.250
60 65+ tahun
2.050 60
3. Wanita
10 - 12 tahun 2.050
50 13 - 15 tahun
2.350 57
16 - 18 tahun 2.200
55 19 - 29 tahun
1.900 50
30 - 49 tahun 1.800
50 50 - 64 tahun
1.750 50
65+ tahun 1.600
45 4.
Hamil +an Trisemester 1
+180 +17
Trisemester 2 +300
+17 Trisemester 3
+300 +17
5. Menyusui +an
6 bulan pertama +500
+17 6 bulan kedua
+550 +17
Sumber : Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1593 Tahun 2005 Tingkat Kecukupan Gizi TKG diklasifikasikan berdasarkan pada
nilai ragam kecukupan gizi yang dievaluasi secara bertingkat berdasarkan acuan Departemen Kesehatan RI Tahun 1990, yaitu :
a. Baik : TKG
≥ 100 AKG b. Sedang
: TKG 80 – 99 AKG c. Kurang
: TKG 70 – 80 AKG d. Defisit
: TKG 70 AKG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
3. Analisis Hubungan Proporsi Pengeluaran Konsumsi Pangan dari Total Pengeluaran dengan Konsumsi Energi dan Protein
Proporsi pengeluaran konsumsi pangan mempunyai hubungan terhadap konsumsi energi dan protein rumah tangga. Konsumsi energi dan
protein akan berbeda pada proporsi pengeluaran yang berbeda. Hal ini dapat diketahui dengan analisis korelasi menggunakan program SPSS.
Nilai koefisien korelasi r yang diketahui dengan program SPSS memiliki nilai 1 hingga -1. Tanda positif + dan negatif - menunjukkan
arah hubungan, dimana tanda + menunjukkan hubungan yang searah positive correlation yaitu jika satu variabel naik maka variabel lain juga
naik, sedangkan tanda - menunjukkan hubungan yang berlawanan negative correlation yaitu jika satu variabel naik maka diikuti penurunan variabel
yang lain. Besarnya nilai koefisien korelasi r menurut Trihendradi 2009 dikategorikan sebagai berikut :
a. 0,7 – 1,0 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi
b. 0,4 – 0,7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang sedang
c. 0,2 – 0,4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah
d. 0,2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan Untuk menguji probabilitas tingkat signifikansi dari hasil r,
menggunakan kriteria sebagai berikut : a. Jika probabilitas r
α, berarti Ho diterima tidak terdapat hubungan b. Jika probabilitas r
α, berarti Ho ditolak terdapat hubungan yang signifikan
4. Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Indikator yang digunakan untuk mengukur derajat ketahanan pangan
rumah tangga adalah proporsi pengeluaran pangan dan tingkat konsumsi energi. Kategori rumah tangga berdasarkan indikator ketahanan pangan dapat
dilihat pada Tabel 8 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
Tabel 8. Kategori Rumah Tangga Berdasarkan Indikator Ketahanan Pangan
Konsumsi Energi Proporsi Pengeluaran Pangan
Rendah 60 pengeluaran
total Tinggi
≥ 60 pengeluaran total
Cukup 80 kecukupan energi
1. Tahan Pangan 2. Rentan Pangan
Kurang
≤ 80 kecukupan energi 3. Kurang Pangan
4. Rawan Pangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografi
Kecamatan Jebres merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kota Surakarta yang terletak diantara 110
– 111 Bujur Timur dan
7,6 – 8
Lintang Selatan, dengan ketinggian 80 – 130 mdpl. Kecamatan Jebres mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum adalah 28,6
C dan suhu minimumnya sebesar 24,9
C dengan kelembaban udara 75. Batas-batas wilayah Kecamatan Jebres adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kecamatan Pasar Kliwon dan Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat
: Kecamatan Banjarsari Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar Luas wilayah Kecamatan Jebres adalah 1.258,18 Ha yang terbagi dalam
11 kelurahan yaitu Kelurahan Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres,
dan Mojosongo. Kelurahan Mojosongo merupakan kelurahan yang terluas yaitu dengan luas wilayah 532,88 Ha atau 42,35 dari luas wilayah Kecamatan Jebres
dan kelurahan yang memiliki luas terkecil adalah Kelurahan Kepatihan Kulon yaitu dengan luas wilayah 17,5 Ha atau 1,39 dari luas wilayah Kecamatan
Jebres. Penggunaan lahan di Kecamatan Jebres sebagian besar digunakan untuk
pemukiman yaitu sebesar 53,55. Adapun penggunaan lahan di Kecamatan Jebres pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 9 :