perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
banjir yang melanda Kecamatan Jebres Kota Surakarta dapat menyebabkan akses pangan terbatas. Hal inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya kerawanan
pangan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga miskin pada daerah rawan banjir di Kecamatan
Jebres Kota Surakarta? 2. Berapa besarnya tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin
pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta? 3. Bagaimana hubungan antara proporsi pengeluaran konsumsi pangan dari total
pengeluaran dengan konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta?
4. Bagaimana kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta dilihat dari indikator
proporsi pengeluaran konsumsi pangan dan tingkat konsumsi energi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besarnya proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total
pengeluaran rumah tangga miskin pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
2. Mengetahui besarnya tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
3. Mengetahui hubungan antara proporsi pengeluaran konsumsi pangan dari total pengeluaran dengan konsumsi energi dan protein rumah tangga miskin
pada daerah rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 4. Mengetahui kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin pada daerah
rawan banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta dilihat dari indikator proporsi pengeluaran konsumsi pangan dan tingkat konsumsi energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan topik penelitian dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta, penelitian ini berguna sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, khususnya
yang berkaitan dengan pemantapan ketahanan pangan pada daerah rawan banjir di Kota Surakarta.
3. Bagi pembaca, penelitian ini berguna sebagai wacana dalam menambah pengetahuan mengenai ketahanan pangan rumah tangga miskin pada daerah
rawan banjir. 4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Marwanti 2002 dalam penelitiannya yang berjudul Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Pangan Gizi Penduduk Indonesia Analisis Data Susenas 1999
menyatakan bahwa pengeluaran untuk kelompok makanan masih lebih besar daripada pengeluaran untuk kelompok bukan makanan. Proporsi pengeluaran
untuk kelompok makanan terhadap pengeluaran total pada tahun 1993 sebesar 56,86 dan pada tahun 1996 menurun menjadi 55,27. Hasil ini menunjukkan
adanya perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang akan berimplikasi pada perbaikan konsumsi gizi. Rata-rata konsumsi kalori pada tahun 1993 sebesar
1.879 kalkapitahari dan pada tahun 1996 meningkat menjadi 2.020 kalkapitahari.
Dengan angka
kecukupan konsumsi
energi yang
direkomendasikan oleh WHO sebesar 2.100 kalkapitahari, maka konsumsi kalori penduduk Indonesia belum memenuhi angka kecukupan.
Penelitian Rachman, dkk 2003 yang berjudul Distribusi Provinsi di Indonesia Menurut Derajat Ketahanan Pangan Rumah Tangga menyatakan
bahwa secara nasional pada tahun 1999 lebih dari 30 rumah tangga di Indonesia tergolong rawan pangan, di daerah kota sekitar 27 dan di pedesaan
sekitar 33. Dari 26 provinsi di Indonesia 5 provinsi yang memiliki proporsi rumah tangga rawan pangan tertinggi adalah Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari sisi ekonomi rumah tangga rawan pangan diindikasikan oleh pangsa pengeluaran pangan yang tinggi dan
dari tingkat konsumsi energinya kurang. Hal ini membuktikan bahwa aspek pendapatan untuk meningkatkan akses terhadap pangan merupakan faktor
penting dalam peningkatan ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian Hasan dan Saputra 2005 yang berjudul Ketahanan Pangan dan
Kemiskinan : Implementasi dan Kebijakan Penyesuaian menunjukkan bahwa 1 masih lemahnya sistem ketahanan pangan pada masyarakat miskin di Sumatra
Barat, 2 lemahnya sistem ini memberikan dampak yang besar terhadap kondisi