Prinsip-prinsip dasar dalam swamedikasi.

20 bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi, dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Oleh sebab itu, sebagai salah satu sarana kesehatan, dalam pelayanannya, apotek harus mengutamakan kepentingan masyarakat, yaitu menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik Bogadenta, 2012.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. 2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. 3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika. 4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional Bogadenta, 2012.

2.2 Prinsip-prinsip dasar dalam swamedikasi.

Masyarakat dibanjiri dengan berbagai obat, ditawarkan oleh produsen melalui iklan-iklan. Semua iklan meyatakan produknyalah yang paling manjur, paling cepat menyembuhkan, rasa yang enak, dan sebagainya. Belum lagi suatu obat dikenal dengan baik, obat baru yang sejenis sudah muncul lagi. Mungkin sudah sulit dihitung berapa macam obat untuk sakit kepala, flu, batuk, pegal- pegal, vitamin, yang membuat konsumen sulit memilihnya. Barangkali mereka Universitas Sumatera Utara 21 akan selalu mencoba produk baru yang ditawarkan dan membandingkan khasiatnya berdasarkan pengalaman dan perasaan. Sesunggunya dari sekian banyak merek obat tersebut seringkali mengandung isi yang sama atau hampir sama dan bahwa tidak semua obat memiliki kemanjuran yang sama untuk pribadi yang berbeda Widodo, 2004 Leaflet obat merupakan informasi singkat berkaitan dengan obat. Biasanya berupa tulisan pada kertas kecil yang ditempelkan pada tiap strip obat atau lembaran lepas dalam tiap dos, atau bisa juga tertera pada kemasan obat. Informasi yang diberikan umumnya meliputi: a. Komposisi, yakni obatzat aktif apa saja yang terkandung dalam obat beserta jumlah masing-masing. b. Cara kerja obat, sebagai apa atau dengan cara bagaimana obat bekerja. c. Indikasi, yaitu kegunaan obat dalam pengobatan penyakit. d. Dosis atau cara pemakaian, besarnya obat yang boleh digunakan dalam sekali pakai dan dalam sehari sesuai berat badan atau umur pengguna. e. Kontraindikasi, yaitu siapa yang tidak boleh menggunakan obat berkaitan kondisi tubuh pengguna. f. Efek samping, efek-efek tidak diinginkan yang dapat muncul akibat penggunaan obat. g. Peringatan dan perhatian, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh pengguna. h. Interaksi obat, yaitu pengaruh yang disebabkan oleh obat ataupun makanan bila digunakan bersamaan dengan obat tersebut. Universitas Sumatera Utara 22 i. Waktu kadaluarsa, yaitu waktu yang menunjukkan batas akhir obat masih memenuhi persyaratan seperti semula, sehingga sebaiknya obat digunakan sebelum batas waktu tersebut. Selain informasi tersebut sering pula ada beberapa informasi tambahan lain seperti cara penyimpanan, mekanisme kerja dan lain sebagainya yang perlu diketahui sebelum memilih obat Widodo, 2004. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat adalah: a. Pilihlah obat yang paling khusus untuk penyakit. Sangat penting mengetahui secara cermat penyakit yang akan diobati. Ketepatan dalam memahami penyakit adalah separuh jalan menuju pengobatan yang tepat. Contohnya penyakit batuk, harus diperjelas apakah berjenis batuk berdahak ataukah batuk kering. b. Mengacu kepada kondisi tubuh. Adalah tidak benar anggapan yang menyatakan bahwa obat yang manjur untuk seseorang akan selalu manjur bagi orang lain. Hal ini karena kondisi tubuh yang berbeda antara satu dengan yang lain. Kondisi tubuh meliputi keadaan jantung, ginjal, hati, kepekaan tubuh, penyakit yang diderita, berat badan, umur, sedang hamil, dan lain sebagainya. Termasuk dalam hal memilih obat, perlu penyesuaian dengan kondisi tubuh, karena obat memiliki sifat dan cara kerja masing-masing yang pada suatu kondisi tubuh tertentu menjadi kurang efektif atau bahkan berbahaya. c. Pilihlah yang efek samping paling ringan. Hampir semua obat memiliki efek samping, misalnya mual, muntah, diare, mengantuk, badan lemah, namun demikian terjadinya efek samping obat juga bergantung kepada kepekaan seseorang. Sebagian orang merasakan efek samping berat, sementara sebagian Universitas Sumatera Utara 23 lain hanya merasakan ringan saja. Bila mungkin pilihlah obat yang memiliki efek samping paling ringan. d. Pilih bentuk sediaan obat yang paling sesuai dan nyaman. Suatu obat seringkali tersedia dalam berbagai bentuk, misalnya tablet, sirup, salep sehingga bisa memilih bentuk obat yang paling aman dan nyaman, misalnya bila menderita penyakit ringan yang cukup diobati dengan obat luar, sebaiknya jangan memilih obat yang diminum berefek sistemik, karena efek samping obat luar lebih ringan dari pada obat yang diminum. e. Pilihlah yang harganya murah. Obat dengan harga tinggi tidak selalu menunjukkan kualitas yang lebih baik. Kenyataannya obat-obat dengan isi yang sama, antar merek obat bisa berbeda harga hingga 3 kali lipat bahkan lebih. Produsen obat berlomba membuat iklan yang memikat, dan biaya iklan yang tinggi ini akan dibebankan kepada harga produk obat tersebut. Salah satu cara mendapatkan obat bermutu dan relatif murah adalah dengan membeli obat generikWidodo, 2004.

2.3 Penggolongan Obat