33 b. Batuk tak berdahak batuk keringterjadi apabila tidak ada sekresi saluran
napas, iritasi pada tenggorokan, sehingga timbul rasa sakit. Penanggulangan:
a. Terapi non-obat: Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat dikurangi dengan
cara sebagai berikut: sering minum air putih untuk mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal. Hindari paparan debu, minuman atau
makanan yang merangsang tenggorokan, dan udara malam yang dingin. b. Terapi obat
Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut di atas, maka dapat digunakan obat batuk. Sesuai dengan jenis batuk, maka obat batuk
dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Ekspektoran pengencer dahak, dan Antitusifpenekan batuk Depkes RI, 2007.
2.4.7 Flu Pilek
Flu adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang disebut ingus. Pilek alergi bukan penyakit yang diturunkan.
Penyebabnya: a. Reaksi alergi
Alergi dapat terjadi pada setiap golongan umur, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak dan semakin berkurang dengan bertambahnya umur.
Penyebab reaksi alergi adalah alergen tertentu seperti: debu, bulu binatang peliharaan, serat kainkapas, dan lain-lain. Reaksi alergi yang terjadi antara
alergen dan zat pertahanan tubuh menyebabkan terlepasnya beberapa zat mediator
Universitas Sumatera Utara
34 yang bersifat vasodilator. Akibatnya terjadi pembengkakan selaput lendir hidung
yang nampak sebagai hidung tersumbat, meningkatnya sekresi lendirmeler, mata berair, dan bersin-bersin.
b. Infeksi Pilek juga merupakan suatu gejala infeksi virus atau bakteri, misalnya:
influenza. Penanggulangan:
a. Terapi non-obat: pilek akibat alergi dapat dicegah dengan menghindari alergen.
b. Terapi obat: obat pilek biasanya mengandung antihistamin dan dekongestan hidung Depkes RI, 2007.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan. Seseorang yang merasakan sakit akan melakukan upaya demi memperoleh
kesehatannya kembali. Pilihan untuk mengupayakan kesembuhan dari suatu penyakit antara lain adalah dengan berobat ke dokter atau mengobati diri sendiri
Atmoko dan Kurniawati, 2009. Pemerintah juga menganggap kesehatan masyarakat penting. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk masyarakat miskin pemerintah mengadakan program asuransi jaminan kesehatan yang dikenal
dengan BPJS badan penyelenggara jaminan sosial. Namun hal ini masih sangat memprihatinkan karena pelayanan yang kurang maksimal dan perlunya disoroti
fakta ketersediaan obat di rumah sakit penyelenggara BPJS. Sempat terjadi kasus dimana pihak rumah sakit hanya memberikan sebagian obat dari resep yang dibuat
dokter, sementara obat sisanya harus dibeli di apotek swasta sehingga masyarakat merasa pengobatan sendiri untuk penyakit ringan jauh lebih efektif, tidak rumit,
dan tidak menyita energi dan waktu yang lama Putri, 2014. Fakta menunjukkan bahwa persentase pelayanan swamedikasi di indonesia lebih banyak dibandingkan
pelayanan resep Sulistyarini, 2010 yaitu antara 20-70 Pal, 2002 ; Rinukti dan widayati, 2005 ; Chui dan Li, 2005 dalam Hasana, dkk., 2013.
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan penggunaan obat, baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh
Universitas Sumatera Utara