Kualitas Pelayanan KERANGKA TEORI

16 perusahaan dibandingkan para pesaing. Selain itu, para ghost shoppers juga dapat mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya dalam melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan menangani setiap masalahkeluhan pelanggan. 3. Lost Consumer Analysis Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan pennyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. Hanya saja kesulitan menerapkan metode ini adalah pada mengidentifikasi dan mengkontak mantan pelanggan yang bersedia memberikan masukan dan evaluasi terhadap kinerja perusahaan. 4. Survei Kepuasan Pelanggan Mcneal dan Lamb Tjiptono, 2003: 105 mengatakan bahwa umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan menggunakan metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bagi perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.

2.2 Kualitas Pelayanan

2.2.1 Pelayanan

Universitas Sumatera Utara 17 Definisi pelayanan yang simpel diberikan oleh Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby Ratminto, 2005: 2: “Pelayanan adalah produk- produk yang tidak kasat mata tidak dapat diraba yang melibatkan usaha- usaha manusia dan menggunakan peralatan”. Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos sebagaimana dikutip dibawah ini : “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata tidak dapat diraba yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal- hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen pelanggan” Ratminto, 2005: 2. Menurut Moenir Majid, 2011:34 pelayanan adalah ”aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya”. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah Kasmir, 2005: 15. Majid 2011: 35 mendefinisikan pelayanan menjadi dua pokok penting, yaitu: 1. Sebuah kata kerja yang bersifat aktif bukan pasif, dinamis bukan statis, proaktif bukan reaktif, tanggap dan peduli terhadap orang lain bukan cuek, mau menolong orang lain bukan diam atau menghindar. Universitas Sumatera Utara 18 2. Suatu tindakan nyata dan segera untuk menolong orang lain pelanggan, mitra kerja, mitra bisnis, dan sebagainya, disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus. Menurut John Sviokla Sunoto, 2015: 287, salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan Riset dan literatur manajemen jasa mengungkap bahwa jasa layanan memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya Tjiptono, 2012: 28. Keempat karakteristik tersebut terdiri dari: 1. Intangibility Jasa bersifat intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. 2. Inseparability Jasa tidak dapat dipisahkan dari pembeli jasa itu, baik pembeli jasa itu adalah orang maupun mesin. Jasa tidak dapat dijejerkan pada rak-rak penjualan dan dapat dibeli oleh konsumen kapan saja dibutuhkan. 3. Variability Jasa sangat beraneka rupa karena tergantung siapa yang menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekarupaan yang besar ini akan membicarakan dengan yang lain sebelum memilih satu penyedia jasa. 4. Perishability Universitas Sumatera Utara 19 Perishability berarti bahwa jasa layanan adalah komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan.

2.2.2 Kualitas Pelayanan

Kualitas dipandang secara luas sebagai keunggulan atau keistimewaan dan didefinisikan sebagai penyampaian layananan yang relatif istimewa atau superior terhadap harapan pelanggan Utami, 2010:291. Jika perusahaan melakukan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan, berarti bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan kualitas layanan yang baik. Lovelock 2002:87 menyatakan bahwa kualitas layanan adalah perspektif konsumen dalam jangka panjang dan merupakan evaluasi kognitif dari transfer jasa. Kualitas layanan juga merupakan konstruk yang kompleks dan paling diinvestigasikan pada disiplin ilmu pemasaran. Sebagai istilah yang paling diinvestigasikan, kualitas layanan digambarkan secara umum dan dievaluasi secara menyeluruh dalam jasa. Bahkan dikemukakan bahwa kualitas layanan telah dideskripsikan sebagai multidimensional konstruk yang dibangun melalui evaluasi terhadap konsep dari sejumlah atribut yang terkait dengan jasa. Sebagai konstruk yang kompleks dan paling diinvestigasi pada disiplin ilmu pemasaran, maka pemikiran tentang konsep kualitas layanan terus mengalami perkembangan. Khususnya kebutuhan terhadap model untuk menilai kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu persepsi pelanggan atas layanan nyata yang mereka terima perceived service dan layanan yang sesungguhnya yang diharapkan atau diinginkan expected service. Universitas Sumatera Utara 20 Kepuasan nasabah dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, dalam hal ini kualitas pelayanan terdiri dari wujud fisik, empati, kehandalan, daya tanggap dan jaminan. Pemberian pelayanan secara excellent atau superior selalu difokuskan pada harapan nasabah. Apabila jasa yang diterima oleh nasabah sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan nasabah, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal excellence service. Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang diterima oleh nasabah lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk atau tidak memuaskan. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan dalam memuaskan nasabah tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam hal ini Pegadaian Cabang Medan Utama dalam memenuhi harapan nasabah KREASI secara konsisten.

2.2.3 Dimensi Kualitas Pelayanan Service Quality

Model atau dimensi kualitas pelayanan yang paling populer dan hingga saat ini dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model SERVQUAL service quality yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry Tjiptono, 2012: 198 yang dapat dilihat dari 10 dimensi pokok layanan, yaitu: 1. Reliabilitas, mencakup dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja performance dan sifat terpercaya dependability. Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan layanannya secara benar sejak awal, memenuhi janjinya secara akurat dan andal. 2. Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera. Universitas Sumatera Utara 21 3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui approachability dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas layanan mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi. 5. Kesopanan Courtesy, meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan kontak seperti resepsionis, operator telepon, teller bank, dan lain- lain. 6. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. 7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan pelanggan hard selling versus soft selling approach. 8. Keamanan Security, yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Termasuk di dalamnya adalah keamanan secara fisik, keamanan finasial, privasi dan kerahasiaan. 9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler. 10. Bukti fisik Tangibles, meliputi penampilan fisik, peralatan, personil, dan bahan- bahan komunikasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara 22 Diantara sepuluh dimensi kualitas layanan di atas, menurut Parasuraman et al Tjiptono, 2012: 174 ada yang saling tumpang tindih, sehingga mereka menyodorkan lima dimensi kualitas layanan yang yang lebih sederhana yang, yaitu: 1. Bukti Fisik Tangibles Dimensi ini merupakan aspek perusahaan jasa yang mudah terlihat dan ditemui pelanggan, yang meliputi penampilan fasilitas fisik, perlengkapanperalatan, sumber daya manusia, dan sarana komunikasi perusahaan. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan tentang kualitas kenyamanan, dan keamanan dari jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Karena tangibilitas, khususnya lingkungan fisik, merupakan salah satu aspek organisasi jasa yang dengan mudah terlihat oleh konsumen, maka penting kiranya lingkungan fisik ini, apapun bentuknya, harus didesain dalam cara yang konsisten dengan strategi posisi. Ini harus demikian bahkan apabila tangibel bukanlah fokus dari strategi posisi. Contoh lembaga hukum yang sangat laris, berkantor di lokasi sebuah mal yang memfokuskan pada penetapan harga yang pantas dan pelayanan kepentingan umum dengan cara yang sederhana, perlu mendesain hal- hal tangibelnya agar konsisten dengan posisinya dan bukannya desain yang terkesan mewah bagi klien sasarannya. 2. Kehandalan Reliability Kehandalan adalah kemampuan yang dapat diandalkan, akurat dan konsisten dalam mengerjakan jasa menyampaiakan layanan sesuai dengan yang diinginkan konsumen dan juga dengan akurat sejak pertama kali. Sebagai contoh, sebuah perusahaan barangkali memilih konsultan semata-mata Universitas Sumatera Utara 23 berdasarkan reputasi. Apabila konsultan tersebut mampu memberikan apa yang diinginkan klien, klien tersebut akan puas dan membayar fee konsultansi. Namun, bila konsultan tersebut gagal mewujudkan apa yang diharapkan klien, fee konsultansi tidak akan dibayar penuh tentunya, tergantung negosiasi awal. 3. Ketanggapan Responsiveness Ketanggapan adalah kemauan untuk memberikan pelayanan dan membantu konsumen dengan segera. Sejumlah organisasi memilih untuk berfokus kepada tanggapan responsiveness dalam posisinya. Mereka memberi tanggapan terhadap keinginan konsumen dengan “kemauan untuk membantu” melayani segera mungkin. Yang penting diingat adalah bahwa standar- standar yang digunakan harus disesuaikan dengan permintaan kecepatan tanggapan yang diinginkan konsumen serta persepsi konsumen tentang kecepatan dan kesegeraan, dan bukannya didasarkan atas persepsi perusahaan. 4. Empati Empati mencakup kemudahan akses, komunikasi yang baik, dan pemahaman terhadap konsumen. Empati berarti bahawa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 5. Jaminan Assurance Jaminan Assurance mencakup keandalan atau jaminan kompetensi dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan Universitas Sumatera Utara 24 mereka dalam menumbuhkan rasa percaya trust dan keyakinan pelanggan confidence.

2.3 Penelitian Terdahulu