66
f. Peraturan Daerah
Sebagaimana digambarkan sebagai berikut
Gambar 5. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
Adapun undang-undang itu sendiri dibagi menjadi dua bagian menurut subsatansi yaitu dikaitkan dengan Undang-Undang organik dan Undang-Undang non
organik. Undang-Undang organik adalah Undang-Undang yang substansinya merupakan penjabaran langsung dari delegasi pengaturan yang disebut secara
eksplisit dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Undang-Undang non organik adalah Undang-Undang yang melaksanakan hal-hal yang sepatutnya
diatur dalam Undang-Undang atau Undang-Undang yang melaksanakan delegasi pengaturan dari UU lainnya. Dalam penelitian ini sendiri yang sendiri yang akan
dibahas adalah jenis peraturan perundang-undangan yakni Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak,
Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas yang mana merupakan penjelasan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Secara Substansi UU Ini merupakan salah satu Undang- Undang Non Organik
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Universitas Sumatera Utara
67
Pada alinea ke empat pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa pemerintahan negara Republik indonesia memiliki tujuan salah satu tujuannya
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan ini sendiri negara indonesia melakukan yang namanya pembangunan
nasional. Salah satu aspek yang menjadi fokus dalam pembangunan itu sendiri adalah pada aspek lalulintas dan angkutan jalan.
Oleh karenanya lalu lintas dan angkutan jalan menjadi salah satu aspek strategis dalam pembangunan nasional. Bidang lalu lintas sendiri masuk menjadi
bagian strategi yaitu sistem Transportasi nasional. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus dikembangkan
potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan
ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan negara.
Penajaman formulasi mengenai asas dan tujuan dalam Undang-Undang ini, selain untuk menciptakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman,
selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain, juga mempunyai tujuan untuk mendorong perekonomian nasional, mewujudkan kesejahteraan
rakyat, persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa. Aspek keamanan juga mendapatkan perhatian yang ditekankan dalam
pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain itu, di dalam Undang-Undang ini juga ditekankan terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa just
culture melalui upaya pembinaan, pemberian bimbingan, dan pendidikan berlalu lintas sejak usia dini serta dilaksanakan melalui program yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
68
Hal ini didasarkan pada penalaran dari penulis sendiri didalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 ” tiap warga berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiann” hal ini berarti bahwa hidup yang layak itu adalah mendapatkan kenyamanan dalam menjalani kehidupan tanpa ada rasa takut akan gangguan.
Dalam Undang-Undang ini juga disempurnakan terminologi mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah
satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya. Disisi lain dalam rangka mengantisipasi perkembangan lingkungan
strategis global yang membutuhkan ketangguhan bangsa untuk berkompetisi dalam persaingan global serta untuk memenuhi tuntutan paradigma baru yang
mendambakan pelayanan Pemerintah yang lebih baik, transparan, dan akuntabel, sehingga Undang-Undang ini dirumuskan berbagai terobosan yang visioner dan
perubahan yang cukup signifikan Dengan adanya kebijakan tentang pengaturan mengenai lalu lintas dan
angkutan jalan setiap pihak yang berkepentingan dapat mewujudkan tujuan dari undang-undang ini yaitu dengan melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-
masing stakeholder untuk menciptakan kesejahteraan umum berupa kenyamanan dalam berlalu lintas dan melakukan kegiatan angkutan oleh masyarakat secara
umum baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dalam Undang- undang tentang lalu lintas dan angkutan jalan ini masih diperlukan peraturan
penjelas dalam membantu proses implementasi yakni dibuatlah peraturan pemerintah setahun setelah disahkannya Undang-Undang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
69
2. Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas.
Adapun keberadaan dari peraturan pemerintah ini adalah sebagai bagian dari petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Undang-Undang Nomor 22
tahun 2009 terkhusus pada Bab IX dari yaitu tentang lalu lintas. Hal perlu dilakukan mengingat bahwa UU tersebut dirasa perlu penjelasan secara spesifik
guna menghindari terjadi kesalahan dalam penerapan dari undang-undang ini sendiri. Pembahasan yang terdapat didalam Peraturan Pemerintah ini sendiri
didasarkan pada pandangan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional.
Untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan perlu diatur mengenai manajemen dan rekayasa, analisis dampak, serta manajemen kebutuhan lalu lintas.
Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilakukan melalui penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan, penetapan kebijakan gerakan lalu lintas
pada jaringan jalan tertentu, serta optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas. Strategi pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan,
persimpangan dan jaringan jalan dilakukan dengan penetapan prioritas angkutan massal melalui penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus, pemberian prioritas
keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, pemisahan atau pemilihan pergerakan arus lalu lintas berdasarkan peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas,
pemaduan berbagai moda angkutan, pengendalian lalu lintas pada persimpangan
Universitas Sumatera Utara
70
dan ruas jalan serta perlindungan terhadap lingkungan. Dimana kesemuanya tujuan yang dicantumkan diatas sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
umum yang menjadi tujuan dari Negara Indonesia yang tertuang didalam UUD 1945 pada alinea yang keempat.
Didalam peraturan pemerintah ini sendiri dijelaskan bahwa ruang lingkup kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan,
pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan, dan pengawasan. Kegiatan perencanaan, pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan, dan pengawasan
dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan untuk jalan nasional, menteri yang bertanggung
jawab di bidang jalan untuk jalan nasional, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk jalan nasional, provinsi, kabupatenkota dan desa, gubernur untuk
jalan provinsi, bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa, dan walikota untuk jalan kota.
Analisis dampak lalu lintas wajib dilakukan dalam setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Analisis dampak lalu lintas paling sedikit memuat:
a. analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan;
b. simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;
c. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d. tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam
1. penanganan dampak; dan
e. rencana pemantauan dan evaluasi.
Universitas Sumatera Utara
71
Adapun manajemen kebutuhan lalu lintas dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan
mengendalikan pergerakan lalu lintas. Peningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dilakukan dengan membandingkan antara manfaat
dan dampak terhadap penggunaan ruang lalu lintas, misalnya penghematan penggunaan bahan bakar, kualitas dan daya dukung lingkungan, serta daya
dukung lalu lintas dan angkutan. Manajemen kebutuhan lalu lintas dilakukan secara simultan dan
terintegrasi melalui beberapa strategi antara lain dengan memberikan pilihan dan menyiapkan fasilitas penggunaan kendaraan umum sebagai pengganti kendaraan
perseorangan, mendorong serta memfasilitasi penggunaan angkutan umum dan kendaraan yang ramah lingkungan, serta mendorong dan memfasilitasi
perencanaan terpadu antara tata ruang dan transportasi. Adapun pelaksanaan dari manajemen kebutuhan lalu lintas dilaksanakan
dengan cara pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu tertentu meliputi pembatasan lalu lintas kendaraan
barang, pembatasan lalu lintas sepeda motor, pembatasan ruang parkir pada kawasan tertentu dengan batasan ruang parkir maksimal, danatau pembatasan lalu
lintas kendaraan tidak bermotor umum. Pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangan dan kendaraan barang dapat dikenai retribusi pengendalian lalu
lintas. Retribusi pengendalian lalu lintas dilakukan dengan kriteria tertentu dengan tetap
memperhatikan kualitas lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
72
a. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
23
Berdasarkan pengertian yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak,
Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas menjelaskan bahwa manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Berdasarkan pengertian diatas bisa kita lihat bahwa kegiatan manajemen
lalu lintas meliputi kegiatan yaitu: A.
perencanaan meliputi 1.
kegiatan identifikasi masalah lalu lintas; 2.
inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas; 3.
inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang 4.
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan; 5.
nventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan; 6.
inventarisasi dan analisis angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas; 7.
inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas; 8.
penetapan tingkat pelayanan; dan 9.
penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas.
23
Disadur berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Universitas Sumatera Utara