59
g. Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi dalam
implementasi kebijakan. 3.
Variabel lingkungan nonstatutory variables affecting implementation sering disebut dengan dependen, indikatornya :
a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi
b. Dukungan publik terhadap sebuah kebijakan
c. Sikap dari kelompok pemilih constituency groups.
d. Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini
Gambar 3. Model Mazmanian dan Sabatier
E. Model George C. Edward III 1980
22
Menurut Edward III , salah satu pendekatan studi implementasi adalah harus dimulai dengan pernyataan abstrak, seperti yang dikemukakan sebagai
berikut, yaitu :
22
Tangkilisan. Implementasi kebijakan publik transformasi pemikiran George Edwards. Lukman Offset : Jakarta hal 11
Universitas Sumatera Utara
60
1. Apakah yang menjadi prasyarat bagi implementasi kebijakan ?
2. Apakah yang menjadi faktor penghambat utama bagi keberhasilan
implementasi kebijakan? Implementasi kebijakan model Edward dipengaruhi oleh empat variabel, yakni:
1. Komunikasi
Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi dirtorsi
implementasi. komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Untuk menghindari terjadinya
distorsi informasi yang disampaikan atasan ke bawahan, perlu adanya ketetapan waktu dalam penyampaian informasi, harus jelas informasi yang disampaikan,
serta memerlukan ketelitian dan konsistensi dalam menyampaikan informasi 2.
Sumber Daya Bukan hanya isi sebuah kebijakan dikomunikasikan secara jelas, sumber
daya juga harus tetap dipersiapkan karena mempengaruhi pelaksanaan kebijakan itu sendiri. sumber-sumber dalam implementasi kebijakan memegang peranan
penting, karena implementasi kebijakan tidak akan efektif bilamana sumber- sumber pendukungnya tidak tersedia. Yang termasuk sumber-sumber dimaksud
adalah : a.
staf yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan keterampilan untuk melaksanakan kebijakan
b. informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi
c. dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasi kebijakan
d. wewenang yang dimiliki implementor untuk melaksanakan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
61
3. Disposisi
Disposisi adalah berkaitan dengan bagaimana sikap implementor dalam mendukung suatu implementasi kebijakan. Seringkali para implementor bersedia
untuk mengambil insiatif dalam rangka mencapai kebijakan, tergantung dengan sejauh mana wewenang yang dimilikinya. Disposisi merupakan watak dan
karakter para implementor seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Apabila disposisi para agen pelaksana baik maka kebijakanpun akan dilaksanakan
dengan baik. 4. Struktur Birokrasi
Pedoman para implementor dalam melaksanakan kebijakan merupakan salah satu contoh aspek struktur birokrasi. Pedoman ini sangat mempengaruhi
keberhasilan implementasi kebijakan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar berikut.
Gambar 4. Model George Edward
Universitas Sumatera Utara
62
4. Variabel Yang Relevan Dengan Implementasi Peraturan Pemerintah PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis
Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
Untuk dapat mengkaji dengan baik suatu implementasi kebijakan publik perlu diketahui variabel atau faktor-faktor penentunya. Kembali kepada pendapat
yang dikemukakan oleh Solichin 2004: 70 adalah semakin kompleks permasalahan kebijakan dan semakin mendalam analisis yang dilakukan semakin
diperlukan teori atau model yang relatif operasional, model yang mampu menghubungkan kausalitas antar variable yang menjadi focus masalah. Oleh
karenanya model yang dipakai dalam penelitian implemantasi PP Nomor 32 tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas adalah dengan melihat variable 4.
Kejelasan isi kebijakan undang-undang Pada dasarnya suatu kebijakan atau program diformulasikan dengan misi
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan-tujuan resmi yang dirumuskan secara rinci dan disusun secara jelas sesuai dengan urutan
kepentingannya memainkan peranan yang amat penting sebagai alat bantu dalam mengevaluasi program, sebagai pedoman bagi pejabat-pejabat pelaksana dan
sumber dukungan bagi tujuan itu sendiri Wahab, 2004:87. Salah satu karakter dari kebijakan menyangkut Kejelasan isi atau tujuan-tujuan kebijakan ini juga
berarti bahwa isi kebijakan akan semakin mudah diimplementasikan karena implementor mudah memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata.
Sebaliknya, ketidakjelasan isi kebijakan merupakan potensi lahirnya distorsi atau
Universitas Sumatera Utara
63
penolakan dalam implementasi kebijakan. Adapun isi kebijakan yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut.
a. Kepentingan yang terpenuhi oleh kebijakan interest affected.
b. Jenis manfaat yang dihasilkan tipe of benefit.
c. Derajat perubahan yang diinginkan extent of change envisioned.
d. Kedudukan pembuat kebijakan site of decision making.
e. Para pelaksana program program implementators.
2. Disposisi implementor kecenderungan pelaksana
Para pelaksana mempunyai kekuasaan yang besar dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan komunikasi dari pejabat tingkat atas seringkali tidak jelas
atau tidak konsisten dan sebagian tersbesar dari pelaksana menyukai kebebasan yang besar dari pejabat diatasnya. Berdasarkan fakta ini lahir berbagai macam
kecenderungan dari para implementor tersebut. Adapun kecenderungan itu lahirdalam bentuk :
a. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan
b. Kemapuan dari aparat dan implementor
c. Respon implementor terhadap kebijakan yang akan dipengaruhi
kemauannya untuk melaksanakan kebijakan d.
Kognisi, pemahaman para agen pelaksana terhadap kebijakan, dan e.
Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana
3. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna
Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi dirtorsi
Universitas Sumatera Utara
64
implementasi. komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Untuk menghindari terjadinya
distorsi informasi yang disampaikan atasan ke bawahan, perlu adanya ketetapan waktu dalam penyampaian informasi, harus jelas informasi yang disampaikan,
serta memerlukan ketelitian dan konsistensi dalam menyampaikan informasi. Sementara itu Koordinasi bukanlah sekedar menyangkut persoalan
mengkomunikasikan informasi maupun membentuk struktur-struktur administrasi yang cocok, melainkan menyangkut persoalan yang lebih mendasar, yakni praktik
pelaksanaan kekuasaan. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna. Pernyataan yang terakhir
ini menjelaskan bahwa harus terdapat kondisi ketundukan penuh dan tidak ada penolakan sama sekali terhadap perintahkomando dari siapapun dalam sistem
administrasi itu. 4.
Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari organisasi adalah adanya prosedur operasi
yang standar standard operating procedures atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor untuk bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang
akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya menyebabkan
aktivitas organisasi tidak fleksibel Subarsono, 2009: 92 5.
Sumber daya
Universitas Sumatera Utara
65
Sumber-sumber merupakan faktor yang penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya cukup implementasi tidak akan bisa tercapai.
Perhitungan sumber daya menjadi bagian yang penting dalam implemetasi.Sumber daya itu sendiri bisa berupa sumber daya materil dan non
materil. Sumber daya materil berupa dana dan peralatan yang akan dipakai. Sementara sumber daya non materil meliputi: staf atau personil yang memadai
serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugasmmereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menterjemahkan usul-usul
di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik, serta informasi mengenai program atau kebijakan yang akan diimplementasikan.
C. Gambaran Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Lalu Lintas