Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

(1)

206 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abidin, Said Zainal.2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Pancur Siwah

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek. Jakarta. Rineka cipta

Budi winarno. 2004. Teori dan Proses Kebijakan public.Media Presindo: Yogjakarta Bungian, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis

Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Emzir. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta :Rajawali

Indiahono, Widianto. 2009. Kebijakan Publik berbasis Dinamic Policy Analysis. Yogyakarta : Penerbit Grava Media

Idrus, Muhammad. 2009. Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

Moleong, lexi. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT Remaja. Rosdakarya

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survay. LP3ES: Jakarta

Solichin, H Abdul Wahab. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. UMM Press: Malang

Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif R &D. Bandung. Alfabeta

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Lukman Offset YPAPI: Yogyakarta.

Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial ( edisi Kedua). Jakarta. Bumi aksara

Parsons, Wayne.2005. Publik Policy Pengantar Teori dan Praktik Analisis kebijakan. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media group

Warpani, P Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : Penerbit ITB

Zuriah, Nurul. 2006. Metode penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sumber Undang-Undang dan Peraturan


(2)

207

Undang-undang Dasar 1945

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 32 Thaun 2004 Tentang pemerintahan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

Sumber Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Medan tahun 2011-2015 Rencana strategis Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2011-2015 Rencana strategis Dinas Bina Marga Kota Medan tahun 2011-2015

Rencana strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tahun 2011-2015

Rencana Kerja Pemerintah Dina Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan 2001-2015

Sumber Jurnal

Jurnal Administrasi Publik. Volume I No. I Thn. 2010

Sumber Internet

pada pukul 09.36, 26/4/2013


(3)

81

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Bentuk Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006) penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian- kejadian, secara sistematis dan akurat, mengenai sifat- sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dengan menguji hipotesis27

3.2.Lokasi Penelitian

. Oleh karenanya dalam penelitian inj sendiri penulis akan mencari gejala, fakta-fakta kejadian dan yang berhubungan dengan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Didalam penelitian ini sendiri penulis akan berusaha menghubungkan secara sistematis akan gejala-gejala yang berhubungan dengan implementasi kebijakan sehingga lahir suatu analis yang akan melahirkan suatu pandangan baru akan kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas terkhusus pandangan dalam rangka implementasi kebijakan yang bersangkutan.

27

Zuriah, Nurul. 2006. Metode penelitian Sosial dan Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara) hal. 47


(4)

82 Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, pada awalnya lokasi penelitian ini hanya kantor Dinas Perhubungan kota Medan yang beralamat di Jalan Pinang Baris no 14 A, Medan kode pos 20127. Namun seiring berjalannya proses penelitian ini ternyata penulis merasa tidak cukup hanya penjelasan dari pihak Dinas Perhubungan. Penulis membutuhkan informasi dari pihak lain yang ikut terlibat dalam pengerjaan kebijakan ini. Oleh karenanya dalam Pengerjaan penelitian ini penulis melakukan penelitian di dinas lain yaitu Dinas Bina Marga Kota Medan dan dinas Tata ruang Tata Banguna Kota Medan.

3.3. Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hendarso menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalan focus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagi informasi yang diperlukan selama proses penelitian28

1. Informan Kunci (Key Informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti.

.

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Menurut Bagong (2005) informan peneliti meliputi beberapa macam yaitu

28

Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial ( edisi Kedua). (Jakarta. Bumi aksara) Hal. 50


(5)

83 Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala Dinas Perhubungan Kota Medan yang di wakilkan Kepada Kassubag Penyusunan Program Perencanaan Dinas perhubung yaitu Bapak Amik Hasibuan.

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti .Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pelaksana kebijakan yaitu Kepala Bidang Lalu Lintas dan angkutan Darat Yang diwakilkan oleh salah sat pegawai bidang Lalu Lintas dan angkutan darat Nikmal F Lubis, Kepala dinas Dinas Bina Marga yang diwakilakan Kepada Bagian Perencanaan dan Program Jalan Bapak Edi Ganda Pandapotan Sihite, Kepala Dinas Perencanaan Tata Ruang kota dan Tata Bangunan Kota Medan yang diwakilkan Kepada Kepala Bidang Perencanaan dan Program Dinas Tata Ruang Kota Medan Bapak S Gule.

3. Informan Tambahan yaitu adalam mereka yang memberikan informasi walaupun tidak terlibat dalam interaksi social yang diteliti. Adapun informan tambahan yaitu pegawai pegawai dinasterkai selain yang disebutkan diatas dimana mempunyai pandangan atau pengalaman dalam pengerjaan kebijakan ini. adapun informan tambahan tersebut adalah Herpin Napitupulu pegawai Dishub bidang Administrasi Umum, Bapak Massa Simatupang Pegawai Bagian Umum Dinas Tata ruang Kota Medan, Nurmaya Siahaaan salah satu pegawai Bagian Umum Dinas Bina Marga)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan Data Primer


(6)

84 Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui :

a. Wawancara, yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan memiliki relevansi terhadap masalag yang berhubungan dengan penelitian.

b. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data- data yang diperlukan sebagai acuan untuk yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, sturuktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk, pelaksana, petunjuk teknis, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secar sistematis. Menurut Moleong (2006:274 ), teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, dan menyusunya dalam satuan-satuan, yang


(7)

85 kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Burhan Bungin (2012) terdapat beberpa aktifitas dalam analisis data yaitu29

a.Data reduction/reduksi data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan keraj peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah dilakukan data akan secara mudah dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan

b.Data display/penyajian

Display data bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang

29

Bungian, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis Dan

Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada) Hal. 61


(8)

86 terkait dengan proses analisis data model interaktif. Dengan demikian kedua proses ini berlangsung selama selama proses penelitian berlangsung dan belum berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun. Display data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, gambar atau bentuk tabel.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).

Conclusian/verifikation adalah usaha penarikan arti data yang telah ditampilkan berdasarkan bukti-bukti yang didapat oleh peneliti. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-poladan tema yang sama, pengelompokan dan pencarian kasus negative (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang).

Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan tersebut berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.

3. 6. Pengujian Keabsahan Data

Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yag valid dan reliable. Untuk itu dalam kegiatan penelitian kualitatif dilkukan upaya validasi


(9)

87 data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validitas data yang diperoleh. Dengan mengacu pada moleong (2006), untuk pembuktian dan validitas data ditentukan oleh kredibilitas dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian (perspektif emik)30

1. Memperpanjang observasi .

Agar terpenuhinya validitas data dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara antara lain

2. Pengamatan yang terus menerus 3. Triangulasi

4. Membicarakan hasil temuan dengan orang lain 5. Menganalisis kasus negative

6. Menggunakan bahan referensi

Adapun reliabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sisematis, berulang dan dalam situasi yang berbeda.

Guba menyarankan tiga teknik agar data dapat memenuhi Kriteria validitas dan reliablitas yaitu: memperpanjang waktu tinggal, observai lebih tekun, melakukan triangulasi. Lebih lanjut menurut Denzin triangulasi yang dimaksud meliputi menggunakan sumber, metode, peneliti lebih dari satu atau ganda sampai ditemukan data jenuh31.

30

Moleong, lexi. 2006. Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung. PT Remaja. Rosdakarya) 31

Idrus, Muhammad. 2009. Metode penelitian ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. (Yogyakarta : PT Gelora Aksara Pratama) Hal. 141


(10)

88

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Kondisi Pemerintah Kota Medan

A. Visi Dan Misi Kota Medan

Adapun yang menjadi visi pembangunan Kota Medan Tahun 2011–2015 adalah: Kota Medan menjadi kota metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera. Makna utama visi pembangunan kota tahun 2011-2015 dapat dijelaskan sebagai berikut32

1. Kota Metropolitan

:

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional terutama pusat penyelengaraan pemerintahan; pusat kehidupan politik lokal; pusat pertumbuhan kegiatan perdagangan dan jasa; pusat kegiatan sosial, seni dan budaya masyarakat; serta pusat permukiman maju yang ditandai oleh semakin terpadunya kegiatan sosial ekonomi; terciptanya ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan; tersedianya prasarana dan sarana yang maju, bermutu, dan terpadu; tertatanya ruang dan lingkungan hidup, sebagai ciri utama kota metropolitan baru.

2. Berdaya saing

Bermakna bahwa Kota Medan mempunyai keunggulan kompetitif, komparatif dan koperatif secara regional, nasional dan global yang ditandai oleh tingginya produktivitas sumberdaya manusia; berkembangnya industri, perdagangan dan jasa keuangan; tersedianya infrastruktur sosial ekonomi yang lengkap; terjaganya stabilitas keamanan, sosial, dan politik; terwujudnya tata

32

Disadur berdasarkan penjelasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Daerah Medan tahun 2011-2015


(11)

89 pemerintahan yang profesional; serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Nyaman

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota layak huni bagi seluruh warga kota dan warga asing dalam mengekspresikan dan menjalankan kegiatan sosial, ekonomi dan budaya yang ditandai oleh suasana aman, tenang, damai, tertib, beradab, bersahaja, serta bebas dari rasa takut dan khawatir.

4. Peduli

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang memberikan pelayanan dan perhatian yang tulus, empati, adil, dan merata bagi seluruh warga kota tanpa membedakan suku, ras, agama, asal-usul, dan golongan yang ditandai oleh sikap warga kota yang disiplin, suka bekerja keras,terbuka, toleran, berpikir positif, kebersamaan, keteladanan dan kearifan.

5. Sejahtera

Bermakna utama bahwa Kota Medan menjadi kota dengan masyarakat yang terpenuhi dan terfasilitasi hak-hak dasarnya, baik hak atas pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan, perumahan, kehidupan keagamaan, keamanan, berkurangnya angka kemiskinan absolut dan pengangguran serta semakin meningkatnya pendapatan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kota yang ditetapkan dan sekaligus mempertegas tugas, fungsi dan dan tanggungjawab seluruh pelaku pembangunan, baik oleh penyelenggara pemerintahan daerah maupun masyarakat selama lima tahun ke depan, maka misi pembangunan kota tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut


(12)

90 1. Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan,

transparan dan akuntabel.

Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel berarti dan dimaknai membangun suatu pemerintahan yang beretos kerja memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip-prinsip pokok 10 kepemerintahan yang baik. Pemerintahan daerah yang baik merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan kota yang berdaya guna dan berhasil guna serta memiliki daya saing. Oleh karena itu, membangun pemerintahan daerah yang baik merupakan misi utama yang dijalankan 5 tahun ke depan.

2. Meningkatkan penataan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota.

Hal ini dimaknai sebagai membangun dalam rangka kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun ekonomi. Pembangunan dilakukan secara serasi dan seimbang berarti tetap memperhatikan prinsip efisiensi dalam rangka meningkatkan produktivitas, juga tetap memperhatikan keserasian antara kawasan misalnya kawasan pusat kota dan kawasan lingkar luar maupun kawasan lainnya yang tertinggal. Daya saing ekonomi kota akan sangat berarti bila didukung oleh sarana dan prasarana kota yang modern. Hadirnya sarana dan prasarana kota yang modern, handal dan asri merupakan syarat perlu bagi pembangunan kota secara keseluruhan.

3. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota yang merata dan berkelanjutan


(13)

91 Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota dimaknai sebagai percepatan pertumbuhan perekonomian kota yang memiliki kualitas dan mampu menciptakan kesempatan kerja sekaligus mengentaskan kemiskinan kota secara berkelanjutan, serta upaya memberikan perkuatan terhadap sektor unggulan ekonomi kota, terutama UKMK.

4. Mewujudkan penataan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman dan religius.

Lingkungan perkotaan baik permukiman, perdagangan dan industri harus bersih, sehat, nyaman dan religius serta terhindar dari bahaya seperti banjir, kebakaran, dan konflik sosial. Ini dimakna lingkungan yang akan diciptakan harus dapat memberikan rasa nyaman dan menunjang peningkatan kesehatan, serta harus berkelanjutan dan menjamin masa depan pembangunan kota. 5. Meningkatkan kualitas masyarakat kota

Misi ini dimaknai untuk membangun masyarakat yang sejahtera melalui upaya peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan publik, keamanan dan ketertiban, religius dan partisipatif serta dalam suasana kehidupan yang harmonis dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing, serta peningkatan kualitas sumber daya masyarakat.

B. Struktur Organisasi

Organisasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan tugas – tugas umum pemerintahan, kewenangan desentralisasi serta membantu


(14)

92 kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Kepala Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Unit Pelaksana Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

1. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 28 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Medan dan Sekretariat DPRD Kota Medan. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 orang Sekretaris Daerah, 4 orang Asisten dan 11 orang Kepala Bagian, 1 Sekretaris Dewan dan 3 Bagian.

5. Dinas Daerah.

Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemko Medan yang terdiri dari 21 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsure pelaksana


(15)

93 pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, pariwisata dan kebudayaan, kesehatan, perhubungan, informasi, telekomunikasi dan pengolahan data elektronik, pertanian dan lain-lain.

6. Lembaga Teknis Daerah.

Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Medan yang terdiri dari 8 Badan dan 5 Kantor. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kota Medan antara lain Badan Pengawas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Kantor Polisi Pamong Praja dan Kantor Penanaman Modal Daerah, dan lain-lain.

7. Unit Pelaksana Daerah.

Unit Pelaksana Daerah berkedudukan sebagai pelaksana daerah yang membantu Walikota di bidang tertentu, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

8. Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada


(16)

94 Walikotamelalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan 5 seksi. Pemerintah Kota Medan dibantu oleh 21 Kecamatan, 151 Kelurahan dan 105 seksi.

4.2. Kondisi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pelaksana Kebijakan Lalu Lintas

A. Kondisi Dinas Perhubungan 1. Visi dan Misi Dinas Perhubungan

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Kota Medan 2011-2015 dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Dinas Perhubungan Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut33

1. Handal,

:

” Terciptanya Transportasi Kota Medan yang Handal, Nyaman, dan Manusiawi”

Yang dimaksud dengan handal adalah kuat atau kokoh dalam menerima goncangan dari segala sesuatu. Transportasi yang handal dapat tercipta apabila mempunyai sistem transportasi yang effektif dan effisien didalam suatu sistem jaringan yang ideal yang mengutamakan Sistem Transportasi Terpadu. Sistem Jaringan ideal terbentuk dimana adanya suatu keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan oleh pengguna dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam mengatasi transportasi yang ada. Indikator kehandalan transportasi yang diharapkan terkait dengan kinerja lalulintas adalah kecepatan

33

disadur berdasarkan rencana strategi dinas Perhubungan kota medan


(17)

95 dan keamanan. Transportasi yang handal dapat mendukung multi aspek yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

2. Nyaman,

yang dimaksud dengan nyaman adalah sehat. Transportasi yang nyaman akan memberikan kesehatan bagi masyarakat pengguna lalulintas dan masyarakat sekitarnya. Sehingga dalam kegiatan transportasi harus mengedepankan aspek lingkungan yang akan ditimbulkannya.

3. Manusiawi,

yang dimaksud dengan manusiawi adalah dihargai seperti manusia. Keterkaitan dengan transportasi arti kata manusiawi dapat dikatakan bahwa pelayanan transportasi yang diberikan layak untuk seorang pengguna transportasi. Terkait pelayanan transportasi yang manusiawi tidak terlepas dari prasarana angkutan umum yang ada. Penilaian manusiawi terkait dengan angkutan umum indikator penilaian yang diharapakan adalah persepsi masyarakat terhadap pemerintah dalam memberikan layanan angkutan umum ditinjau dari sarana berupa kendaraan, prasarana berupa fasilitas terminal dan tarif angkutan umum.

Dengan memperhatikan visi tersebut, maka misi Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun masyarakat

2. Meningkatkan sarana prasarana penunjang ketertiban, kelancaran keamanan dan kenyamanan lalu lintas


(18)

96 3. Meningkatkan peran bidang perhubungan dalam mendukung pembangunan/

pengembangan wilayah, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya

4. Meningkatan peran dalam penggalian sumber pendapatan asli daerah dan sektor perhubungan

B. Struktur Organisasi Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan

Secara umum, rencana strategis Dinas Perhubungan Kota Medan dalam tahap implementasi pelaksanaan akan dikelola oleh seluruh jajaran aparatur Dinas Perhubungan Kota Medan dengan struktur organisasi sebagai berikut :

1. Struktur Organisasi

Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan terdiri dari : Satu orang kepala dinas Dinas, Sekretariat, membawahi: Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Penyusunan Program, Bidang Teknik Sarana dan Prasarana, membawahi: Kasi Teknik Perbengkelan dan Karoseri, Kasi Pengembangan Teknik PKB, dan Kasi Pengembangan Teknik Terminal, Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat, membawahi: Kasi Manajemen dan Rek. Lalu Lintas, Kasi Pengendalian dan Ketertiban dan Kasi Angkutan Darat. Bidang Perhubungan Laut dan Udara, membawahi : Kasi Kepelabuhanan dan Kebandarudaraan, Kasi Lalu Lintas angkutan laut dan Kasi Penunjang Keselamatan Pelayaran. Bidang Perparkiran, membawahi : Kasi Parkir Khusus, Kasi Parkir Wil. I dan Kasi Parkir Wil. II. Selain terdapat 4 (empat) unit UPTD meliputi Ka. UPTD PKB Amplas, Ka. UPTD PKB P. Baris, Ka. UPTD Terminal Tipe A Amplas, Ka. UPTD Terminal Tipe A P. Baris,


(19)

97

Kepada Dinas

Sekretaris

Kassubag Umum Kassubag Keuangan Kassubag Penyusunan Program

Kabid Tekhsapra Angk.Darat Kabid Lalin & Angkutan Darat Kabid Hub. Laut & Udara Kabid Parkir

Kasi Tekhnik Perbengkelan Karoseri

Kasi Pengembangan Tekhnik Penguji Kendaraan Bermotor

Kasi Pengembangan Teknik Terminal

Kasi Manajemen & Rekayasa Lalu Lintas

Kasi Angkutan Darat

Kasi Pengendalian & Ketertiban

Kasi Kepelabuhan & Kebandar udaraan

Kasi Lalu Lintas &

Kasi Penunjang Kes.Pelayaran

Kasi Parkir Khusus

Kasi Parkir Harian Wilayah - I

Kasi Parkir Harian Wilayah - II

UPTD Terminal Penumpang Type A P.Baris

UPTD Terminal Penumpang Type A Amplas UPTD Pengujian Kend.Bermotor P.Baris Gambar 6.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

UPTD Pengujian Kend.Bermotor Amplas


(20)

98 Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan ini dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 Tanggal 4 Maret 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

2. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Penyelenggaraan urusan perhubungan selama Tahun 2010, secara kelembagaan digerakkan oleh sumber daya kepegawaian sebagai berikut :

Tabel 2 : Kualifikasi Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan

NO URAIAN JUMLAH

(ORANG)

Persentase (%)

1. Jumlah Pegawai 616 100

2. Kualifikasi menurut Pendidikan :

2.1 SLTA sederajat 494 80.19

2.2 D-III 10 1.62

2.3 S1 97 15.75

2.4 S2 15 2.44

3. Kualifikasi menurut Golongan :

3.1 Gol. I 35 5.68

3.2 Gol. II 376 61.04

3.3 Gol. III 200 32.47

3.4 Gol. IV 5 0.81

4. Kualifikasi menurut Jabatan :

4.1 Eselon II 1 4.00

4.2 Eselon III 5 20.00

4.3 Eselon IV 19 76.00

Dari aspek pengetahuan teknis transportasi, dari 616 pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan hanya 10 orang (0,02%) yang mempunyai latar belakang pendidikan formal dibidang transportasi dan 26 orang (0,05%) yang pernah mengikuti kursus teknis/fungsional Lalu Lintas dan Angkutan jalan, Penyidik Pengawai Negeri Sipil (PPNS) sebanyak 36 orang (0,08%)..


(21)

99

Tabel 3. Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat Teknis/Fungsional sampai dengan Tahun 2010

No. Nama/Jenis Pendidikan Latihan Teknis Jumlah Orang

1. Pembekalan Kepala Dinas 1

2. Orientasi Tingkat I Lalu Lintas Angkutan Jalan (OLLAJ I) - 3. Orientasi Tingkat II Lalu Lintas Angkutan Jalan (OLLAJ

II)

1

4. Orientasi LLASDP -

5. Orientasi Pelabuhan -

6. Pembantu Syahbandar -

7. Manajemen Terminal Angkutan Jalan (MTAJ) 7

8. Surveior Supervisi LLAJ -

9. Otomotif -

10. Manajemen Angkutan Umum (Mau) -

11. Manajemen Lalu Lintas (MLL) 4

12. Perencanaan Jaringan Transportasi 2

13. Analisis Dampak Lalu Lintas (Andall) 3

14. Teknik Pengumpulan dan Pengolah Data 1

15. Patroli Pengawalan -

16. Pengujian Kendaraan Bermotor 9

17. PPNS LLAJ 39

18. Pendidikan Formal di Bidang Transportasi 10

J u m l a h 77

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2010).

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan pasal 3, 4 dan 5 Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan, telah diatur tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan.

Dinas merupakan unsur pelaksanaan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaian dimaksud dalam pasal 4, Dinas menyelenggarakan fungsi :


(22)

100 a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang perhubungan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam melaksanakan tugas pokok sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program;

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan; b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas;

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;


(23)

101 g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah ini dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat menyelenggarakan fungsi:

1. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup teknik perbengkelan karoseri, pengembangan teknik terminal.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan teknik terminal;

c. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup usaha bengkel umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi;

d. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan terminal;


(24)

102 e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan Unit

Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas;

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkup bidang sarana dan prasarana angkutan darat;

g. Pelaksanaan memonitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang sarana dan prasarana angkutan darat;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat menyelenggarakan fungsi:

1. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup manajemen dan rekayasa lalu lintas, angkutan darat, pengendalian dan ketertiban;

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup manajemen dan rekayasa lalu lintas, angkutan darat, pengendalian dan ketertiban;

c. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kota; d. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan;


(25)

103 e. Pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi

pengoperasian penyelenggaraan angkutan penyeberangan dan pelaksanaan perkeretapian kota;

f. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam kota, penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kota, penetapan jaringan lintas angkutan barang, rencana umum jaringan sungai dan danau;

g. Pelaksanaan proses prijinan dan pelayanan lainnya lingkup lalu lintas dan angkutan kota meliputi ijin trayek angkutan kota operasi angkutan taksi, usaha angkutan pariwisata, usaha angkutan barang dan lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan kota;

h. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup lalu lintas dan angkutan darat;

i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang lalu lintas dan angkutan darat;

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perhubungan Laut dan Udara

Bidang Perhubungan Laut dan Udara dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam

melaksanakan tugas pokok Bidang Perhubungan Laut dan Udara

menyelenggarakan fungsi:


(26)

104 1. Bidang Perhubungan Laut dan Udara mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kepelabuhan, kebandar udaraan, lalu lintas, angkutan laut, dan penunjang keselamatan pelayaran;

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perhubungan Laut dan Udara menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perhubungan Laut dan Udara;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kepelabuhan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkutan laut dan penunjang keselamatan pelayaran;

c. Pelaksanaan proses perijinan, lalu lintas dan angkutan laut, dan penunjang keselamatan pelayaran meliputi surat ijin berlayar (SIB), ijin kegiatan pengerukan kegiatan reklamasi, ijin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal, ijin usaha pelayaran rakyat, ijin usaha perusahaan angkutan laut dan lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan kota;

d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup

kepelabuhanan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkutan laut, dan penunjang keselamatan pelayaran;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang perhubungan laut dan udara;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya


(27)

105

5. Bidang Perparkiran

Bidang Perparkiran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Perparkiran menyelenggarakan fungsi:

1. Bidang Perparkiran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup parkir khusus dan parkir harian;

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perparkiran menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perparkiran; b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perparkiran;

c. Pelayanan perparkiran untuk tempat umum dan tempat khusus;

d. Pelaksanaan proses pemberian ijin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;

e. Pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kota;

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup perparkiran; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

perparkiran;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

B. Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan A. Visi dan Misi

Rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan merupakan penjabaran RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu, perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Tata Ruang dan Tata


(28)

106 Bangunan dalam lima tahun mendatang (2011-2015) berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota Medan tahun 2011-2015.

1. Visi

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015 dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:

“Terwujudnya Kota Medan Yang Tertata, Nyaman, Modern Dan Berdaya Saing”

2. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan dilaksanakan selama periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan mengevaluasi rencana tata ruang dan kebijakan penataan ruang dan penataan bangunan secara berkualitas dan berkesinambungan dengan melibatkan stakeholder

2. Mengembangkan menejemen organisasi SDM, program kerja dan sarana serta prasarana yang berkelanjutan;


(29)

107

3. Memberikan pelayanan dan informasi yang prima dengan

mengembangkan teknologi sistem informasi;

4. Mengendalikan kebijakan penataan ruang dan bangunan melalui pengawasan, pembinaan, penertiban dan koordinasi pembangunan;

5. Menigkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kota dan bangunan.

B. Struktur Organisasi, Susunan Kepegawaian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

1. Struktur Organisasi

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Dinas yang membawahi 4 (empat) orang Kepala Bidang dengan 12 (dua belas) Kepala Seksi dan 1 (satu) orang Sekretaris dengan 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat ini masih belum terbentuk.

JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS

Kasubbag Penyusunan Program Kasubbag

Keuangan Kasubbag Umum

KABID PENGUKURAN&PEMETAAN

KABID TATA RUANG

KABID KABID PENGENDALIAN&

PEMANFAATAN RUANG

- Kasi Pengembangan Data dan Sistem - Kasi Pengukuran

- Kasi Pemetaan

- Kasi Perencanaan Tata Letak - Kasi Penelitian Rencana Tata

Ruang

- Kasi Evaluasi dan

Pengembangan Rencana Tata Ruang

- Kasi Perencanaan Bangunan - Kasi Pelestarian&Konservasi

Bangunan

- Kasi Konstruksi Bangunan

- Kasi Pengaduan

- Kasi Operasi Pengawasan - Kasi Penyuluhan

KEPALA DINAS


(30)

108

Gambar 7. Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan Kota Medan

2. Susunan Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan saat ini didukung oleh SDM sebanyak 142 orang yang terdiri atas :

Tabel 4. Rincian Pegawai dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

NO URAIAN JUMLAH (ORANG)

1. Jumlah Pegawai 142

2. Kualifikasi menurut Pendidikan :

2.1 SLTP 6

2.2 SLTA sederajat 57

2.3 D-III Non Teknik 2

2.4 D-III Teknik 3

2.5 S1 non Teknik 26

2.6 S1 Teknik 23

2.7 S2 Non Teknik 3

2.8 S2 Teknik 5

3. Kualifikasi menurut Golongan :

3.1 Gol. I 1

3.2 Gol. II 22

3.3 Gol. III 97

3.4 Gol. IV 5

3. Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan peraturan daerah kota medan Nomor 3 tahun 2009 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah lingkungan kota medan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan kota medan adalah sebagai berikut 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan

2. Penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang tata ruang dan tata bangunan


(31)

109 4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Adapun tugas dan fungsi dinas tata ruang dan Tata Bangunan Kota medan berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 disebutkan bahwa

a. Sekretariat

bertugas menyelnggarakan pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program dengan fungsi

1. Penyusunanan rencana, program kegiatan kesekretariatan 2. Pengkordinasi penyusunan perencanaan program dinas

3. Pelaksana dan penyelenggara pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian keuangan dan kerumahtanggaan dinas

4. Pelaksana kordinasi penyelenggaraan tugas dinas

5. Pengelolaann dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian 7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Pengukuran dan pemetaan bertugas melaksanakan tugas dinas lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem dengan fungsi 1. Penyusunan rencana, program kegiatan bidang pengukuran dan pemetaan 2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan

data dan sistem


(32)

110 3. Pengumpulan pengolahan data yang berhubungan dengan bidang tugas

pengukuran dan pemetaan

4. Penyelenggarana kegiatan pengukuran pemetaan dan fotogrametri rencana kota

5. Penyelengaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data ruang kota

6. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pemabaharuan peta dasar, foto udara dan dokumentasi, serta pemetaan GIS dalam pemetaan

7. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengukuran dan pemetaan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Bidang Tata Ruang

Mempunyai tugas dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan letak, evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang dengan fungsi

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang tata ruang

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengmebangan data dan sistem

3. Pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan malalui mekanisme advis plan

4. Pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Kertangan Rencana Peruntukan (KRP) dan Ijin Mendirikan Banguna (IMB) agar sesuai dengan rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penata ruang dan bangunan


(33)

111 5. Perencanaan dan penelitian Kelayakan site Plan (tata letak) pada permohonan IMB agar sesusi dengan rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penata ruang dan bangunan

6. Perencanaan kebutuhan fasilitas sosial pada suatu kawasan atau lingkungan 7. Penyusunan advis plan

8. Penyusunan perencanaan penelitian/ survei dalam rangka penyusunan evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota kawasan strategis dan kebijaksanaan teknis penataan runag kota dan bangunan yang telah ditetapkan

9. Pnyususnan dan penyebarluasan ketentuan norma-norma, standar pedoman dan manual bagi pelaksanaan ketentuan yang berlaku\

10.Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan lingkup tata ruang

11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan fungsinya

c. Bidang Tata Bangunan

Mempunyai tugas perancangan kontruksi, konservasi bangunan dan kawasan, dengan fungsi

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang tata bangunan 2. Penyusunan petunujuk teknis lingkup tata bangunan

3. Pelaksanaan proses penerbitan ijin mendirikan bangunan

4. Penelitian setiappermohonan ijinmendirikan bangunan menyangkuat desai dan kontruksi bangunan sesuai dengan advis plan

5. Pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut desai arsitektur, fasilitas bangunan dan kontruksi bangunan


(34)

112 6. Pengawasan, menfasilitasi dan membina upaya-upaya pelestarian dan

konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan usulan-ususlan pengikatan pelestarian bangunan

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata banguna 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan

fungsinya

d. Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Mempunyai tugas pengawasan, penyuluhan dan pengaduan dengan fungsi 1. Penyusunan rencana dan kegiatan bidang pengendalian dan pemanfaatan

ruang

2. Penyusunan petunjuk teknis pengawasan, penyuluhan dan pengaduan

3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB

4. Pelaksanaan kordinasi dengan instansi lain terkait penertiban bangunan yang menyimpang

5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat

6. Penerimaan proses pengaduan keberatan masyarakat sesuai denga peraturan yang berlaku

7. Pelaksanaan proses hukum terhadap pekerjaan mendirikan bangunan yang menyipang dari IMB untuk diajukan kepengadilan

8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian dan pemanfaatan ruang

9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan fungsinya


(35)

113

C. Dinas Bina Marga 1. Visi Dan Misi

Rencana Strategis Dinas Bina Marga merupakan penjabaran RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu, perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dalam lima tahun mendatang (2011-2015) berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota Medan tahun 2011-2015.

Visi

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015 dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Dinas Bina Marga Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:

“Meningkatnya penataan sarana dan prasarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota”

Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Dinas Bina Marga menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan dilaksanakan selama periode Renstra Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana jalan, jembatan dan drainase 2. Meningkatkan profesionalisme sumberdaya aparatur

3. Meningkatkan keterpaduan dan kerjasama lintas wilayah dalam pengembangan prasarana jalan, jembatan dan drainase


(36)

114 4. Mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pemeliharaan

fungsi prasarana jalan, jembatan dan drainase

2. Struktur Organisasi ,Susunan Kepegawaian Dan Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Bina Marga

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Bina Marga Kota Medan mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 50 Tahun 2000 tentang : “Pedoman Susunan Organisasi Perangkat Daerah”. Menindaklanjuti ketentuan tersebut telah dikeluarkan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang : “Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan”. Berdasarkan Perda tersebut, organisasi Dinas Bina Marga Kota Medan terdiri dari 1 (satu) Sekretaris dan 5 (lima) Bidang teknis. Susunan Kepegawaian

e. Susunan Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Bina Marga Kota Medan saat ini didukung oleh SDM sebanyak 128 orang, terdiri dari Golongan I sebanyak 1 orang, Golongan II sebanyak 23 orang, Golongan III sebanyak 101 orang, dan Golongan IV sebanyak 3 orang. Kontribusi terbesar adalah Golongan III, yaitu sebesar 78,9%. Sedangkan terkecil adalah Golongan I, yaitu sebesar 0,78%.

Sumber Daya Manusia Aparatur berdasarkan eselonisasi, fungsional dan staf tahun 2006 berjumlah 128 orang terdiri dari Eselon II sebanyak 1 orang, Eselon III sebanyak 6 orang, Eselon IV sebanyak 19 orang, Eselon IV/Fungsional


(37)

115 sebanyak 6 orang, Staf/Fungsional sebanyak 2 orang dan Staf sebanyak 94 orang. untuk ebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5. Rincian Pegawai Dinas Bina Marga Kota Medan

NO URAIAN JUMLAH

(ORANG)

Persentase (%) 3. Kualifikasi menurut Golongan :

3.1 Gol. I 1

3.2 Gol. II 23

3.3 Gol. III 101

3.4 Gol. IV 3

4. Kualifikasi menurut Jabatan :

4.1 Eselon II 1

4.2 Eselon III 6

4.3 Eselon IV 19

f. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 tahun 2009 tentang : “Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan”, Dinas Bina Marga Kota Medan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Adang menjadi tugas pokok dan fungsi dinas marga adalah melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum yang meliputi jalan, jembatan drainase dan sumber daya air termasuk perawatan, pengawasan dan pengamanan bangunan fisik untuk menunjang tercapainya usaha kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan tugas pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.

Sementara itu fungsi dari dinas Bina Marga Kota medan adalah sebagai berikut

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum.


(38)

116 2. Menyusun program pelaksanaan pembangunan fisik meliputi jalan, jembatan ,

drainase dan sumber daya air

3. Mengendalikan pelaksanaan pembangunan fisik jalan-jalan, jembatan , drainase dan sumber daya air serta sarana-sarana milik pemerintah.

4. Melaksanakan pengawasan pembuat jalan, jembatan , drainase dan sumber daya air yang dilaksanakan pihak ketiga.

5. Memberikan izin dalam membantu, mengawasi pelaksanaan

pemasangan/penggalian saluran bawah tanah dan izin pembuatan jalan, jembatan dan saluran pembuangan air.

6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

8. Mengurus Penyewaan alat-alat yang disewa pihak lain.


(39)

117

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengumpulan data dan penelitian tentang Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. maka penulis akan menyajikan hasilnya. Pada dasarnya, dalam melakukan penelitian perlu adanya analisis untuk mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan data-data atau informasi yang telah didapatkan selama penelitian di lapangan sehingga diperoleh temuan, baik temuan formal maupun temuan substantif yang dapat menjawab fokus atau masalah penelitian. Dalam bab ini penulis juga menyajikan hasil analisis data yang ditemukan penulis selama melakukan penelitian di lapangan, yang telah dilakukan oleh penulis selama 3 bulan.

5.1. Hasil Penelitian

A. Gambaran Umum Kondisi Perhubungan Kota Medan.

Urusan perhubungan adalah urusan pemerintahan di bidang perhubungan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah kota sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam penyelenggaraan sub urusan lalu lintas dan angkutan darat, kegiatan manajemen lalu lintas yang dapat dilakukan adalah membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan serta peningkatan kualitas manajemen lalu lintas meliputi:

a. Identifikasi masalah lalu lintas;

b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;

c. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;


(40)

118 d. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan;

e. Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas; f. Penetapan tingkat pelayanan jalan;

g. Pengadaan, pemasangan, perbaikan dan pemeliharaan pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan;

h. Pemberdayaan perencanaan pengaturan dan perekayasaan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan pemberian arahan, bimbingan, penyuluhan, pelatihan dan bantuan teknis;

Urusan perhubungan merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam mendorong pembangunan di Kota Medan. Dalam fungsinya sebagai promoting sector dan servicing sector, transportasi telah memegang peranan yang besar sebagai urat nadi perekonomian. Pembangunan sektor ini dimaksudkan untuk menggerakkan berbagai potensi daerah, pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang lebih baik dan menjangkau berbagai wilayah terutama mengintegrasikan kawasan pusat kota dengan kawasan lingkar luar (pinggiran) Kota Medan. Hal penting lainnya adalah untuk mengantisipasi kecenderungan peningkatan masalah transportasi di Kota Medan seiring perkembangan kegiatan kota dan pemilikan kendaraan yang sangat tinggi dibanding peningkatan kapasitas ruas jalan.

Sasaran utama pembangunan sektor transportasi di wilayah ini adalah untuk terwujudnya pemerataan pembangunan wilayah, dan mempertahankan nilai aksesibilitas di pusat kota serta mengintegrasikan berbagai moda transportasi yang ada. Peningkatan prasarana dan sarana transportasi bertujuan untuk menghubungkan antara sentra produksi yang terbesar letaknya dengan


(41)

119 sentra yang bersifat transito, membuka kesempatan kerja, membuka dan meningkatkan arus perhubungan antara desa dengan kota, dan sebagainya. Pembangunan sektor transportasi juga merupakan sektor yang diprioritaskan karena pada sektor ini memegang peranan yang penting untuk mendorong investasi melalui penurunan biaya produksi baik untuk sektor perumahan dan pemukiman industri, maupun sektor jasa perdagangan.

Penyediaan sarana dan prasarana transportasi perkotaaan merupakan tantangan untuk dipecahkan di Kota Medan. Masalah-masalah baru akan timbul dari sistem transportasi mengingat penyediaan prasarana dan sarana tansportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang selalu berubah-ubah. Investasi pemecahan masalah transportasi yang terjadi saat ini semakin tinggi baik dari segi kualitas. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan dan penanganan yang seksama terutama dalam mengantisipasi kecenderungan meningkatnya permintaan akan jasa transportasi di masa mendatang.

Masalah meningkatnya waktu tempuh perjalanan, tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas demikian juga masalah lingkungan baik kebisingan, getaran maupun polusi udara serta tingginya konsumsi bahan bakar akibat parahnya tingkat kemacetan didaerah perkotaan. Masalah ini akan berkembang dan semakin parah sejalan dengan bertambahnya kebutuhan tanpa disertai solusi pemecahan yang bijaksana dalam penyediaan prasarana dan sarana transportasi perkotaan.

Sejalan dengan itu, intensitas pemecahan masalah transportasi perkotaan menjadi semakin relevan mengingat perubahan pendekatan pembangunan yang semula berdasarkan pendekatan sektoral menjadi pendekatan yang terintegrasi,


(42)

120 tidak saja terbatas pada sektor transportasi, tetapi juga menyangkut berbagai sektor, seperti tata guna lahan, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan Kota Medan ini menjadi penting keberadaannya dalam mendukung tidak saja perekonomian lokal kota, namun juga Propinsi Sumatera Utara bahkan perekonomian nasional. Medan telah tumbuh sebagai kota Metropolitan. Pertumbuhan kota Medan dan perluasan pusat-pusat kegiatan di wilayah sekitarnya, menjadikan wilayah penyangga disekitar kota Medan ikut berkembang, seperti Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang. Dengan kondisi demikian kota Medan dan sekitarnya pada saat ini tumbuh membentuk kawasan aglomerasi MEBIDANG.

Kebijakan pengembangan tata ruang yang ditetapkan pada tingkat nasional dalam RTRWN dan kemudian dipertimbangkan dalam RTRW Propinsi Sumatera Utara meliputi:

a. Menetapkan Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional

b. Menetapkan Pematang Siantar, Rantau Prapat, Kisaran dan Sibolga sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

c. Menetapkan kawasan andalan sekitar PKW untuk pengembangan sektor unggulan

d. Menetapkan kawasan perkotaan Medan–Binjai–Deli Serdang

(MEBIDANG) sebagai kawasan tertentu yang mempunyai nilai strategis untuk diprioritaskan pengembangannya dalam konstelasi Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT);

e. Menetapkan Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhn utama sekunder, Pelabuhan Sibolga dan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan pengumpul


(43)

121 regional, serta Pelabuhan Gunung Sitoli dan Teluk Nibung sebagai pelabuhan pengumpan lokal.

f. Bandar Udara Polonia Medan diarahkan sebagai pusat penyebaran primer. Arahan struktur Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sebagai pusat pelayanan primer, pusat yang melayani wilayah Propinsi Sumatera Utara.

Pengembangan Kota Medan sebagai pusat pelayanan primer A diarahkan sebagai pusat aktivitas sekunder dan tersier bagi Propinsi Sumatera Utara dengan fungsi utama

a. Pusat Pemerintahan;

b. Pusat perdagangan dan jasa regional;

c. Pusat distribusi dan kolektor barang dan jasa regional; d. Pusat pelayanan jasa pariwisata;

e. Pusat transportasi darat, laut dan udara regional; f. Pendidikan Tinggi;

g. Industri.

Untuk melaksanakan fungsinya wilayah Kota Medan dibagi menjadi 9 Bagian Wilayah Kota (BWK) dan 2 pusat primer:

a. BWK Belawan terdiri dari Kecamatan Medan Belawan;

b. BWK Medan Labuhan terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan; c. BWK Medan Marelan terdiri dari Kecamatan Medan Marelan;

d. BWK Medan Perjuangan terdiri dari Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung;


(44)

122 e. BWK Medan Area terdiri dari Kecamatan Medan Area, Medan Kota,

Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan Amplas;

f. BWK Medan Polonia terdiri dari Kecamatan Medan Polonia dan Medan Maimun;

g. BWK Medan Helvetia terdiri dari Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Sunggal;

h. BWK Medan Selayang terdiri dari Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor; i. BWK Medan Timur terdiri dari Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan

Timur dan Kecamatan Medan Barat.

Dua pusat sekunder adalah Pusat Primer Utara : antara Kecamatan Labuhan dan Marelan dan Pusat Primer CBD Polonia: Kecamatan Medan Polonia dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota bagian selatan dan untuk dapat lebih merata dan mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadi inti pusat Kota Medan. Pengembangan pusat primer didukung dengan pengembangan pusat sekunder.

Oleh karena itu adanya penetapan kawasan perkotaan Mebidang berimpikasi terhadap Rencana Sistem Transportasi di Kota Medan, artinya Kota Medan sudah harus didukung dengan Sistem Angkutan Umum Massal dengan memperhatikan pusat pengembangan primer secara internal dan eksternal. Dan perlu MOU antar Kota dan Kabupaten Wilayah Mebidang.

Semua hal diatas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam managemen pembangunan Kota Medan, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasannya. Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam


(45)

123 manajemen pembangunan Kota Medan adalah transportasi. Perkembangan wilayah yang begitu pesat menyebabkan ketertinggalannya penyediaan sarana dan prasara transportsi sehingga tidak sesuai lagi dengan permintaan.

B. Gambaran Transporasi Kota Medan 1. Prasarana Transportasi

Jaringan transportasi di Kota Medan terdiri dari jaringan transportasi darat, laut dan udara. Jaringan transportasi darat terdiri dari jalan dan kereta api. Transportasi darat jalan mendominasi pelayanan angkutan barang dan penumpang. Panjang jaringan jalan di Kota Medan pada kondisi tahun 2009 adalah 3,078.94 km, yang terdiri dari jalan negara sepanjang 56.86 km, jalan propinsi sepanjang 70.70 km dan jalan kota sepanjang 2,951.38 km. Disamping itu Kota Medan juga memiliki jalan tol Balmera yang menghubungkan Belawan-Medan-Tanjung Morawa. Adapun kondisi jaringan jalan kereta api di Kota Medan pada dasarnya mempunyai pola mengikuti jalur jalan arteri yaitu menghubungkan kota-kota pusat kegiatan ekonomi dari Kota Medan ke kota lainnya di sekitar kota Medan seperti Binjai, Rantau Prapat, Siantar dan Tanjung Balai. Sedangkan untuk memenuhi transportasi laut, pada saat ini Kota Medan memiliki pelabuhan Belawan. Pelabuhan Belawan merupakan pintu gerbang transportasi laut di Sumatera Utara dan diproyeksikan sebagai pelabuhan internasional.

2. Jaringan Transportasi Jalan Raya

Pada tahun 2009 Kota Medan telah memiliki jaringan jalan sepanjang 3.078,94 km. Berdasarkan status jalannya , panjang jalan di Kota Medan terbagi menjadi jalan negara sepanjang 56,86 km, jalan propinsi sepanjang 70,70 km dan jalan kota sepanjang 2.951,38 km. Bila dilihat dari kondisi jalannya, pada tahun


(46)

124 2009 sepanjang 2.082,31 km (67,76%) dalam keadaan baik, sepanjang 385,50 km (12,50%) dalam kondisi sedang, sepanjang 113,08 km (4 %) dalam kondisi rusak, sepanjang 1,30 km (0,04%) dalam kondisi rusak berat dan sepanjang 353,47 km (11,19%) tidak diperinci. Bila dilihat dari jenis permukaannya, maka pada tahun 2009 panjang jalan Kota Medan dengan katagori jalan beraspal adalah sepanjang 2.951,38 km (95,85%), katagori jalan tanah sepanjang 8,95 km (0.29%) dan tidak diperinci sepanjang 393,54 km (12,78%).

Melalui Tabel dibawah dijelaskan bahwa berdasarkan kelasnya pada tahun 2009 panjang jalan Kota Medan yang masuk dalam katagori kelas I adalah sepanjang 127,56 km (4,14%), katagori kelas II sepanjang 96,03 km (3,12%). Sementara untuk katagori kelas III, IIIA, IV dan kelas tidak diperinci secara berturut-turut adalah sepanjang 566,47 km (18,40%), 762.58 km (24.77%), 1,010.66 km (32.82%) dan 515.64 km (16.75%).

Ketersediaan prasarana jalan menurut kelasnya menunjukkan perlunya pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terbesar dan dimensi kendaraan bermotor. Banyaknya katagori kelas III menunjukkan bahwa secara umum jalan-jalan di Kota Medan dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 1.200 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm ukuran paling tinggi 3.500 mm dan muatan sumbu terberat 8 ton.

Tabel 6. Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kelas Jalan dan Penanggungjawab Tahun 2004 – 2009

Kelas Jalan\Status Negara Propinsi Kota Jumlah Rasio

2004 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94

2005 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94

2006 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94

2007 56,86 70,70 2.951,38 3,078.94


(47)

125

2008 56,86 70,70 2.951,38 3,078.35

2009 56,86 70,70 2.951,38

Kelas I 56.86 70.70 - 127.56 4.14

Kelas II - - 96.03 96.03 3.12

Kelas III - - 566.47 566.47 18.40

Kelas IIIA - - 762.58 762.58 24.77

Kelas IV - - 1,010.66 1,010.66 32.82

Kelas V - - - - -

Tidak diperinci - - 515.64 515.64 16.75

56.86 70.70 2,951.38 3,078.94 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Medan (2009)

Tabel 7 menunjukkan perlunya perawatan jalan setiap tahun untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas sesuai dengan fungsi jalan dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terbesar dan dimensi kendaraan bermotor. Tentunya Sebagai kota Metropolitan jenis permukaan jalan juga harus didukung oleh kualitas yang mendukung fungsi jalan dimaksud, dimana kondisi baik permukan jalan di Kota Medan mencapai 71,87 %, dari 86,93 % yang diaspal.

Tabel 7: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kondisi Tahun 2004 – 2009

Kondisi Jalan\Status Negara Propinsi Kota Jumlah Rasio

2004 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2005 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2006 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2007 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2008 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2009 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

Baik 56,86 70,70 2.085,31 2.212,87 71,87

Sedang - - 397,50 389,80 12,66

Rusak - - 113,80 113,80 3,61

Rusak berat - - 1,30 1,30 0,04

Tidak diperinci - - 353,47 353,47 11,48

56.86 70.70 2,951.38 3,078.94 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Medan (2009)


(48)

126

Tabel 8: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Jenis Permukaan Tahun 2004 – 2009

Jenis Permukaan\Status Negara Propinsi Kota Jumlah Rasio

2004 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2005 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2006 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2007 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2008 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

2009 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

Aspal 56.86 70.70 2,548.89 3.078,94 86.93

Kerikil - - - - -

Tanah - - 8.95 8.95 0.29

Tidak diperinci - - 393.54 393.54 12.78

56.86 70.70 2,951.38 3,078.94 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Medan (2009)

Akan tetapi jika kita lihat pada penambahan panjang jalan di Kota Medan, maka sepanjang tahun 2004 sampai tahun 2009 tidak ada penambahan panjang jalan. Tentunya hal ini sangat riskan, mengingat pertumbuhan angkutan pribadi terutama sepeda motor relatif tinggi.

3. Pola dan Fungsi Jaringan Jalan

Secara umum jaringan jalan di Kota Medan merupakan jaringan jalan perkotaan yang membentuk kombinasi pola jaringan grid dan pola jaringan radial. Karakteristik dasar jaringan grid adalah adanya lintasan rute yang secara paralel mengikuti ruas jalan yang ada. Pola ini umumnya terbentuk di pusat kota dimana terjadi campuran aktifitas pemerintahan, komersial dan perumahan penduduk. Sementara pola jaringan radial terbentuk sebagai akibat pertumbuhan kota yang cenderung bersifat evolutif dan mengembang dari pusat kota ke pinggiran kota secara radial.

Beberapa ruas jalan yang berperan sebagai jalan utama di koridor dalam kota adalah Jalan Thamrin, Jalan Pandu, Jalan Sutomo, Jalan Pemuda, Jalan


(49)

127 Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan Haryono MT, Jalan Cirebon, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru Patimpus, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan HM Yamin. Untuk koridor luar ruas jalan berperan untuk menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggiran dan ke daerah sekitar kota Medan. Untuk kawasan bagian Utara

- pusat kota dihubungkan oleh ruas Jl. Yos Sudarso - Jl. Putri Hijau. Untuk

kawasan bagian Timur - pusat kota dihubungkan oleh ruas Jl. Letda Sujono – Jl. Prof. HM. Yamin – Jl. Perintis Kemerdekaan. Untuk kawasan bagian Selatan -

pusat kota dihubungkan oleh ruas Jl. Sisingamangaraja - Jl. Cirebon – Jl. Irian

Barat – Jl. Perintis Kemerdekaan, ruas Jl. Brigjend. Katamso – Jl. Pemuda – Jl. Ahmad Yani dan ruas Jl. Jl. Letjend. Jamin Ginting- Jl. Letjend. S. Parman. Untuk kawasan bagian Barat - pusat kota dihubungakan oleh ruas Jl. Jend. Gatot Subroto. Untuk kawasan bagian Utara - Timur dihubungkan oleh ruas Jl. Yos Sudarso - Jl. Pertahanan – Jl. Cemara – Jl. Kol. Bejo – Jl. Pancing – Jl. Letda Sujono. Untuk kawasan bagian Barat – Utara dihubungkan oleh ruas Jl. Jend. Gatot Subroto– Jl. Asrama– Jl. Kapt. Sumarsono– Jl. Helvetia Bypass– Jl. Pertempuran - Jl. Yos Sudarso. Ruas jalan Jl. Kapt. Suamrsono merupakan jalan lingkar luar Utara. Untuk kawasan bagian Selatan - Barat dihubungkan oleh ruas Jl. Letjend. Jamin Ginting – Jl. Setia Budi – Jl. Sunggal - Jl. Jend. Gatot Subroto atau ruas jalan Jl. Brigjend. Katamso - Jl. Karya Jasa – Jl. Pintu Air - Jl. Bunga Sedap Malam – Jl. Mawar Merah - Jl. Setia Budi – Jl. Sunggal - Jl. Jend. Gatot Subroto atau ruas Jl. Sisingamangara – Jl. Asrama II – Jl. Suka Elok - Jl. Sukosopan – Jl. Karya Jasa – Jl. Pintu Air – Jl. Bunga Sedap Malam – Jl. Mawar Merah – Jl. Setia Budi – Jl. Sunggal - Jl. Jend. Gatot Subroto. Disamping itu, terdapat jaringan jalan lingkar luar Selatan yaitu Jl. Jl. Tritura, Jl. Karya Jasa dan


(50)

128 Jl. Ngumban Surbakti. Terdapat jalan Tol Belmera yang menghubungkan kawasan bagian Utara (Belawan) - Selatan (Tanjung Morawa) melalui kawasan Timur Kota Medan.

4. Jalan Arteri

Untuk jalan arteri primer, berdasarkan data yang di dapat maupun dari hasil survei lapangan, Kota Medan memilik beberapa ruas jalan yaitu:

− Jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Medan dengan pelabuhan Belawan adalah Jalan Yos Sudarso.

− Jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Binjai di bagian barat adalah Jalan Gatot Subroto.

− Jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah timur (ke Tembung) adalah Jalan Letda Sujono.

− Jalan arteri primer yang menuju arah selatan ke Deli Tua adalah Jalan Brigjen Katamso.

− Jalan arteri primer yang menuju arah selatan ke Brastagi adalah Jalan Letjen Jamin Ginting.

5. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi)

Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82 % per tahun. Pertumbuhan yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan 31, 23 % per tahun.

Tabel 9: Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004-2009 Tahun Mobil Penumpang Mobil

Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah

2004 149,302 104,776 12,108 756,569 1,022,755

(8.04 %) (5.34 %) (2.47 %) (15.07 %)


(51)

129

2005 164,314 112,001 12,406 883,406 1,172,127

(14.02 %) (6.89 %) (2.46 %) (16.76 %) (15 %)

2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746

(6.62 %) (3.73%) (1.71 %) (11.58 %) (10%)

2007 189,157 120,328 12,751 1,103,707 1,425,943

(7.96) (3.56) (1.04%) (11.96%) (11%)

2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669

(11.80) (17.20) (73.60%) (90.60%) (73.70%)

2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511

(6.40) (2.80) (-7%) (10.20%) (9.40%)

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan: (2010)

Disamping itu pada tabel 10 dapat dilihat data statistik kendaraan tidak bermotor. Dapat dilihat bahwa penggunaan becak sebagai sarana angkutan cukup signifikan, serta pertumbuhan pemilikan sepeda yang memiliki kecenderungan meningkat.

Tabel 10: Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor tahun 2004-2009 No. Jenis

kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Sepeda 29.466 30.423 31.521 31.861 32.021

2 Becak 24.888 25.426 23.211 22.011 20.811

3 Andong/dokar - - - - -

4 lain-lain 8.091 8.983 9.054 9.054 9.054

Jumlah 59.021 64.832 63.786 62.926 61.886

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan: (2010)

Sementara pada tabel 11 disajikan jumlah kendaraan angkutan penumpang umum tidak dalam trayek. Dari data tersebut dapat dilihat dominasi becak bermotor sebagai alternatif angkutan umum tidak dalam trayek. Pada tahun 2005 jumlah becak bermotor mencapai 90.58%, pada tahun 2006 turun menjadi 82.82% dan pada tahun 2007 sebesar 83.05%, pada tahun 2008 sebesar 84,95 % serta pada tahun 2009 sebesar 85,00 %.

Data tersebut juga memperlihatkan kecenderungan menurunnya jumlah taksi dengan argometer, sementara untuk taksi tanpa argo meter memiliki


(52)

130 kecenderungan yang meningkat. Keadaan ini sangat kontradiktif dengan tujuan Kota Medan sebagai kota jasa dan industri.

Angkutan beca menunjukkan jumlah yang sangat signifikan dari angkutan lainnya , untuk itu sesuai dengan SK Walikota Medan Nomor 551.21/482.K/2004, tanggal 23 April 2004, ditetapkan ada beberapa ruas jalan yang menjadi larangan operasional beca bermotor yaitu Jl. Raden Saleh, Jl. Pattimura, Jl. S. Parman, Jl. Kejaksaan, Jl. Pengadilan, Jl. Zainul Arifin, Jl. Diponegoro, Jl. Palang Merah, Jl. Imam Bonjol, Jl. Cut Nyak Dien dan Jl. Sudirman.

Tabel 11. Jumlah Kendaraan Bermotor tahun 2004-2009

No Jenis kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Taksi dengan

argometer 3.624 2.425 2.125 2.125 2.125

2 Kendaraan sewa --- --- --- --- ---

3 Bus pariwisata --- --- --- --- ---

4 Kendaraan roda 3 529 482 654

5

Lain-lain

a. Taksi tanpa argo 2.004 2.425 2.631 2.631 2.631

b. ojek --- --- --- --- ---

c. becak bermotor 24.359 25.700 26.500 26.850 26.960

Jumlah 26.892 31.032 31.910 31.606 31.716

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan ( 2010) 6. Parkir On Street

Pergerakan sarana transportasi sebagaimana diiuraikan di atas berawal dan berakhir pada parkir kendaraan. Permasalahan di kota-kota besar tujuan pergerakan kepada pusat-pusat kegiatan tata guna lahan tidak selalu menyediakan tempat parkir yang memadai, akhirnya badan jalan menjadi sasaran tempat parkir (on-street parking).

Dengan terbentuknya Bidang Parkir sebagai bagian dari Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan sesuai dengan Perda Kota Medan


(53)

131 Nomor 3 Tahun 2009 sebagai amanah dari UU No. 32 Tahun 2004, pertama sekali yang dilakukan terhadap penataan parkir adalah dengan merubah tata letak parkir pada badan jalan pada pusat kota yang dituangkan melalu Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Nomor: 974/20084, Tanggal 17 Juli 2009 Tentang Penetapan Sistem Parkir di Badan Jalan pada Wilayah Inti Kota Medan. Adapun jumlah lokasi parker tepi jalan yang ada dikota medan berdasarkan data dinas perhubungan tahun 2010 adalah sejumlah 222 lokasi.

7. Terminal Angkutan Umum

Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003). Keberadaan terminal merupakan salah satu prasarana utama dalam pelayanan angkutan umum. Keberadaan terminal berperan dalam menentukan tingkat kinerja dari pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah. Sampai dengan Tahun 2009, Kota Medan mempunyai 5 (lima) buah terminal angkutan umum seperti yang dipaparkan pada tabel 12 dan tabel 13

Tabel 12: Terminal Angkutan Umum Kota Medan

No Nama Terminal Tipe Luas (m2) Kapasitas (unit) Bus (AKDP+AKAP) MPU

1 Amplas A 40.961 129 550

2 Pinang Baris A 19.940 60 120

3 Sambu C 2.600 - 200

4 Veteran C 3.500 20 60

5 Belawan C 1.080 24 30

Sumber : Dinas Perhubungan, UPT Terminal dan Pengamatan Lapangan


(54)

132

Tabel 13: Kelas Pelayanan Terminal Angkutan Umum Kota Medan

No Terminal Keterangan

1 Amplas Melayani angkutan umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dari wilayah Timur/Selatan ke Kota Medan, angkutan kota dan angkutan pedesaan

2 Pinang Baris

Melayani angkutan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dari wilayah Barat/Selatan ke Kota Medan angkutan kota dan angkutan pedesaan

3 Sambu Melayani kendaraan umum (mobil penumpang) dalam Kota Medan menuju inti kota

4 Veteran Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota

5 Belawan Melayani kendaraan umum (mobil penumpang/bus) dalam Kota Medan yang menuju inti kota (Belawan - Medan)

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2008) 8. Sarana Angkutan Umum

Angkutan umum yang beroperasi pada trayek tetap di Kota Medan terdiri atas mobil penumpang umum (angkutan kota), bus kecil, bus sedang dan bus besar. Untuk angkutan umum yang tidak bertrayek dilayani oleh taksi, becak dan becak bermesin.

Data Perusahaan angkutan Kota di Kota Medan beserta trayek serta jumlah armadanya dapat dilihat pada tabel 14 dan tabel 15. Dengan melihat jumlah realisasi armada angkutan kota, mayoritas terdiri dari mobil pengangkutan umum dengan kapasitas 8-12 penumpang dan hanya 8% angkutan kota dengan menggunakan armada ukuran bus sedang yaitu Perusahaan CV. Desa Maju PO. POVRI.


(55)

133

Tabel 14. Trayek Angkutan Kota Medan (Jenis Bus) No Nama

Perusahaan No.

Trayek Asal - Tujuan Trayek

Armada Plafon Realisas

1 CV. Desa

Maju 45 Letda Sujono / Batas Kota - Jln. Gaperta . PP 30 16

2 PT. Mars

13 P. Mandala / Batas Kota - Tj. Gusta Sukadono.

PP 40 27

65 Tembung / Batas Kota - Gambar Deli /

Belawan. PP 100 100

70 P. Mandala / Batas Kota - T. P Baris. PP 60 60

71 Tj. Gusta - Tembung / Batas Kota. PP 45 -

127 B. Katamso / Batas Kota - Pasar V / Batas

Kota. PP 40 -

128 Jln. Letda Sujono / Batas

Kota-Belawan/Gabion. PP 50 27

129 Jln. B. Katamso / Bts Kota - Belawan /

Gabion. PP 60 48

130 Tj. Selamat / Bts Kota - Belawan / Gabion. PP 50 50 131 Jln. Jamin Ginting / Bts Kota – Gabion. PP 90 80 133 Tj. Selamat / Bts Kota – P. Pasar / Bts Kota.

PP 50

3 CV. Mitra Transport

141 Pancur Batu / Bts Kota - P. Mandala / Bts

Kota. PP 70 46

142 Pancur Batu / Bts Kota - Gabion Belawan. PP 30 - 143 Tembung Psr X / Bts Kota - Tj. Anom / Bts

Kota. PP 30 -

144 Desa Martoba / Desa Kelambir V / Bts Kota.

PP 30 -

145 Tj. Anom / Bts Kota - Tembung Psr X/Bts

Kota. PP 30 -

146 Rsu. Adam Malik - Hamparan Perak / Bts

Kota. PP 30 -

4

PT. Nasional Medan Transport

K 04 P. Simalingkar - Sp. Bw / Bts Kota. PP. 65 38 25 Tj. Selamat / Bts Kota - Veteran / P Psr . PP 40 27 M27/31 T. Morawa / Bts Kota - Tj. Selamat / Bts Kota.

PP 100 100

M 28 P Iii Simalingkar - Jl. R. Saleh - Veteran / P

Psr. PP 55 37

M 29 Sp. Selayang - Letda Sujono / Bts Kota. PP 65 45

5 PT. Povri

04 Perum Indah / Eka Rasmi - Ikip Baru/Bts

Kota. PP 30 -

05 Deli Tua / Bts Kota - Veteran / P. Psr . PP 32 17 15 Titi Kuning / Bts Kota - Tembung/Bts Kota.

PP 66 66

23 P. Simlingkar B - Kapt.M.Jamil Lbs/Bts Kota.

PP 35 22

25 T. Amplas - Jl. Sm. Raja - Tembung / Bts 30 -


(1)

B. Gambaran Transportasi Kota Medan ... 116

1. Prasarana Transportasi ... 116

2. Jaringan Transportasi Jalan raya ... 117

3. Pola dan fungsi Jaringan jalan ... 120

4.Jalan Arteri ... 121

5. Jumlah Sarana Angkutan (umum dan pribadi) ... 122

6. Parkir On stret ... 124

7. Terminal Angkutan Umum ... 125

8. Sarana Angkutan Umum ... 126

9. fasilitas Sosial ... 136

10. Prasarana Lalu Lintas ... 138

11.Pelayanan Transportasi ... 141

5.2. Gambaran Implementasi Kebijakan Berdasarkan variabel ... 142

A. Kejelasan Isi Kebijakan (Standar dan Sasaran) ... 143

B. Sumber Daya ... 166

C. Disposisi Implementor/Kecenderungan Pelaksana ... 172

D. Komunikasi dan Kordinasi ... 184

E. Struktur Birokrasi ... 194

BAB VI PENUTUP ... 200

6.1. Kesimpulan ... 200

6.2. Saran ... 203

DAFTAR PUSTAKA ... 205 LAMPIRAN


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel : Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2006-200 ... 4

Tabel 2 : Kualifikasi Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan ... 90

Tabel 3 : Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat Teknis/Fungsional sampai dengan Tahun 2010... 91

Tabel 4 : Rincian Pegawai dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan ... 100

Tabel 5 : Rincian Pegawai Dinas Bina Marga Kota Medan ... 108

Tabel 6 : Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kelas Jalan dan Penanggungjawab Tahun 2004 – 2009 ... 118

Tabel 7 : Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kondisi Tahun 2004 – 2009 ... 119

Tabel 8 : Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Jenis Permukaan Tahun 2004 – 2009 ... 119

Tabel 9 : Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004-2009 ... 122

Tabel 10 : Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor tahun 2004-2009 ... 123

Tabel 11 : Jumlah Kendaraan Bermotor tahun 2004-2009 ... 124

Tabel 12 : Terminal Angkutan Umum Kota Medan ... 125

Tabel 13 : Kelas Pelayanan Terminal Angkutan Umum Kota Medan ... 126

Tabel 14 : Trayek Angkutan Kota Medan (Jenis Bus) ... 127

Tabel 15 : Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Jenis MPU ... 128

Tabel 16 : Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Jenis Bus/Bus Sedang ... 125

Tabel 17 :Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Jenis Bus ... 133

Tabel 18 : Inventarisasi Jumlah Rambu ... 138

Tabel 19 : Rambu yang Terpasang Menurut Jenisnya ... 138

Tabel 20 : Inventarisasi marka ... 139

Tabel 21 : Jumlah APILL yang dibutuhkan, terpasang dan kondisinya ... 140

Tabel 22 : Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan Tahun 2004-2009 ... 141

Tabel 23 : Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas berdasar jenis kendaraan ... 142


(3)

Dalam Rangka Implementasi Kebijakan Lalu Lintas ... 169 Tabel 25 : Data Realisasi dan Target Retribusi Parkir 2005-2011 ... 178


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2006-2009 ... 4

Tabel 2: Kualifikasi Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan ... 90

Tabel 3:Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat Teknis/Fungsional sampai dengan Tahun 2010 ... 91

Tabel 4: Rincian Pegawai dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan ... 100

Tabel 5: Rincian Pegawai Dinas Bina Marga Kota Medan ... 108

Tabel 6: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kelas Jalan dan Penanggungjawab Tahun 2004 – 2009 ... 118

Tabel 7: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Kondisi Tahun 2004 – 2009 ... 119

Tabel 8: Prasarana Jalan Kota Medan Berdasar Jenis Permukaan Tahun 2004 – 2009 ... 119

Tabel 9: Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004-2009 ... 122

Tabel 10: Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor tahun 2004-2009 ... 123

Tabel 11. Jumlah Kendaraan Bermotor tahun 2004-2009 ... 124

Tabel 12: Terminal Angkutan Umum Kota Medan... 125

Tabel 13: Kelas Pelayanan Terminal Angkutan Umum Kota Medan ... 126

Tabel 14. Trayek Angkutan Kota Medan (Jenis Bus) ... 127

Tabel 15: Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Jenis MPU ... 128

Tabel 16.Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Jenis Bus/Bus Sedang..125

Tabel 17. Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Jenis Bus ... 133

Tabel 18: Inventarisasi Jumlah Rambu ... 138

Tabel 19: Rambu yang Terpasang Menurut Jenisnya ... 138

Tabel 20: Inventarisasi marka... 139

Tabel 21: Jumlah APILL yang dibutuhkan, terpasang dan kondisinya ... 140

Tabel 22: Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Medan Tahun 2004-2009 ... 141

Tabel 23: Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas berdasar jenis kendaraan ... 142

Tabel 24: Rincian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang dialokasikan Dalam Rangka Implementasi Kebijakan Lalu Lintas ... 169

Tabel 25: Data Realisasi dan Target Retribusi Parkir 2005-2011 ... 178


(5)

12

Gambar 1: Gambaran implementasi kebijakan………36

Gambar 2 : Model Van meter Horn………..40

Gambar 3 : Model Mazmanian Sabtier……….49

Gambar 4 : Model George Edward………51

Gambar 5 : jenis Hierarki Peraturan Perundang-Undangan……….56

Gambar 6 : Struktur Organisasi Dinas Pehubungan Kota Medan……….89

Gambar 7 : Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan kota Meddan……….100

Gambar 8 : Kondisi Kepadatan Lalu Lintas Beberapa Jalan Kota Medan…….147

Gambar 9 : Status jalan………151

Gambar 10 : Kegiatan pembangunan Yang diwajibkan Untuk Melakukan analisis dampak………..153


(6)

13 DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan pemerintah nomo 32 tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas, analisis dampak serta manajemen kebutuhan lalu lintas

2. Pedoman Hasil wawancara

3. Surat Rekomendasi/izin penelitian BALITBANG Kota Medan


Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

6 111 114

Implementasi Perda Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha Angkutan Umum Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara (Studi Kota Padang Sidempuan)

8 159 109

Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

0 0 48

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

0 1 13

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

0 0 1

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

0 0 13

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

0 0 54

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

0 0 2

02 PP NO 32 TAHUN 2011 MANAJEMEN DAN REKAYASA ANALISIS DAMPAK

0 0 58