39
dengan mengorganisir seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan
programserta malakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuka yang diikuti dengan mudah bagi realisai program yang
dilaksanakan. Jadi tahapan implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan dengan apa yang terjadi setelah suatu perundang-undangan
ditetapkan dengan memberikan suatu otoritas pada kebijakan dengan membebtuk utput yang jelas dan dapat diukur. Dengan demikian tugas
implementasi kebijakan sebagai sesuatu penghubung yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan mencapai hasil melaluiaktivitas atau kegiatan dari
program kegiatan pemerintah. 5.
Evaluasi atau penilaian kebijakan. Dalam penilaian ini semua proses implementasi diniliai apakah sesuai denga yang telah direncanakan dalam
program kebijakan dengan ukuran-ukuran criteria yang ttelah ditentukan. Menurut dunn sendiri evaluasi kebijakan arti yang berhubngan dengan skala
penilian terhadap hasil kebijakan dan program yang dilakukan. Jadi terminology evaluasi dapat disamaka dengan penasiran appraisal, pemberian
angka rating dan penilaian assessment. Dalam arti yang lebih spesifik lagi evaluasi kebijaan berhubungan dengan produk informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan.
B. Implementasi Kebijakan 1. Urgensi Implementasi Kebijakan
Menggunakan perspektif proses, implementasi kebijakan merupakan salah satu tahapan dalam siklus besar suatu kebijakan publik. Setelah melalui tahapan
Universitas Sumatera Utara
40
politis dan teknokratis yang rumit dalam agenda setting dan formulasi, suatu kebijakan akan melalui tahapan implementasi untuk dapat merealisasikan tujuan
yang diimplikan sebagaimana digariskan dalam dokumen kebijakan.
Para pakar politik dan administrasi publik selama ini berasumsi bahwa tahapan tersulit dari seluruh siklus kebijakan publik adalah agenda setting dan
formulasi kebijakan. Sebab dua tahapan tersebut lebih banyak diwarnai dinamika politik dan konflik kepentingan antar stakeholder. Oleh karena itu, ketika proses
itu terlewati maka tahap implementasi boleh dikatakan akan berjalan dengan sendirinya.
Fakta yang ada menunjukan bahwa tahap implementasi ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dalam banyak kasus, implementasi yang gagal
ternyata lebih banyak dibanding implementasi yang berhasil. Kenyataan yang demikian membuka mata para ahli politik dan administrasi publik untuk
mendalami berbagai macam persoalan implementasi kebijakan, bagaimana mengembangkan metodologi untuk memahami fenomena implementasi, dan
memberikan penjelasan faktor-faktor apa yang menjadi penyebab kegagalan dan keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Karena masyarakat yang mulanya
menentukan kebijakan publik ini bukan orang yang sama dalam melakukan proses implementasi ada banyak ruang bagi kesaah pahaman dan distorsi berbagai
maksud para pembuat kebijakan. Kebanyakan kebijakan bagaimanpun juga mensyaratkan bentuk kompleks dari berbagai tindakan positif pada pihak
masyarakat agar diimplementasikan. Pengkajian implementasi kebijakan adalah krusial bagi pengkajian
administrasi publik dan kebijakan publik. Hal ini dasarkan pada fakta jika sebuah
Universitas Sumatera Utara
41
kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun masih bisa terjadi, jika proses implementasi tidak tepat. Bahkan sebuah kebijakan brilian
sekalipun jika dimplemetasikan buruk bisa gagal untuk mencapai tujuan para perancangnya. Dengan mengimplementasikan kebijakan publik mungkin meliputi
berbagai tindakan: dengan mengeluarkan dan menggunakan berbagai indicator, membelanjakan dana, memakai pinjaman, menghargai hibah, menadatangani
kontrak, mengumpulkan data, mendidtribusakan informasi, menganisis berbagai masalah, mengalokasikan dan merekrut personalia, menciptakan unit-unit
organisasi, mengusulkan berbagai alternaif, merencanakan atas msa depan, dan bernegoisasi dengan warga secara pribadi, bisnis, kelompokk kepentingan, koite
legislative, unit-unit birokrasi bahkan negra lainnya. Disisi lain TB Smith
11
11
Jurnal Administrasi Publik. Volume I No. I Thn. 2010, hal 3
mengakui bahwa ketika kebijakan telah dibuat, kebijakan tersebut harus diimplernentasikan dan hasilnya sedapat mungkin sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan. Jika divisualisasikan akan terlihat bahwa suatu kebijakan memiliki tujuan yang jelas sebagai wujud orientasi
nilai kebijakan. Tujuan implementasi kebijakan difornulasi ke dalam program aksi dan proyek tertentu yang dirancang dan dibiayai. Program dilaksanakan sesuai
dengan rencana. Implernentasi kebijakan atau program secara garis besar dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks implementasi. Keseluruhan
implementasi kebijakan dievaluasi dengan cara mengukur keluaran program berdasarkan tujuan kebijakan. Keluaran program dilihat melalui dampaknya
terhadap sasaran yang dituju baik individu dan kelompok maupun masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
42
Keluaran implementasi kebijakan adalah perubahan dan diterimanya perubahan oleh kelompok sasaran.
Alasan lain yang mendasari perlunya implementasi kebijakan dapat dipahami dari pernyataan Grindle dan Quade
12
Implementasi kebijakan yang menentukan efeknya terhadap masyarakat. lmplementasi kebijakan diperlukan untuk melihat kepatuhan kelompok sasaran
yang mengharapkan agar dapat ditunjukkan konfigurasi dan sinergi dari tiga variabel yang menentukan
keberhasilan implementasi kebijakan. yakni hubungan segi tiga variabel kebijakan, organisasi, dan lingkungan kebijakan. Harapan itu perlu diwujudkan
agar melalui pemilihan kebijakan yang tepat masyarakat dapat berpartisipasi dalam memberikan kontribusi yang optimal untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Selanjutnya, ketika sudah ditemukan kebijakan yang terpilih perlu diwadahi oleh organisasi pelaksana, karena di dalam organisasi terdapat
kewenangan dan berbagai jenis sumber daya yang mendukung pelaksanaatr kebijakan atau program. Sedangkan penciptaan situasi dan kondisi lingkungan
kebijakan diperlukan agar dapat memberikan pengaruh, meskipun pengaruhnya seringkali bersifat positif atau negatif. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa jika
lingkungan berpandangan positif terhadap suatu kebijakan maka akan menghasilkan dukungan positif sehingga lingkungan berpengaruh terhadap
kesuksesan implementasi kebijakan. Sebaliknya, jika lingkungan berpandangan negatif maka akan terjadi benturan sikap sehingga proses implementasi terancam
akan gagal. Lebih daripada ketiga aspek tersebut perlu pula dipertahankan kepatuhan kelompok sasaran kebijakan sebagai hasil langsung.
12
Ib.id hal 3
Universitas Sumatera Utara
43
kebijakan. Oleh karena itu, dilihat dari perspektif perilaku, kepatuhan kelompok sasaran merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan implernentasi
kebijakan. Pemahaman ini sejalan dengan pandangan Ripley dan Franklin
13
2. Pengertian Implementasi Kebijakan