G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Penjelasan
keduanya adalah : 1. Analisis kualitatif
Analisis yang dilakukan dengan cara menjelaskan identitas
responden yang telah dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase sehingga dapat diketahui identitas
responden dalam penelitian ini. 2. Analisis Kuantitatif
Analisis yang dapat dinilai dengan angka dan digunakan untuk mengolah data melalui perhitungan statistik. Untuk variabel penelitian ini
angka yang akan diolah tersebut diperoleh dari hasil jawaban responden yang dinilai berdasarkan kriteria tolak ukur yang telah ditentukan dalam
penyusunan instrumen penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Teknik Uji Instrumen
1 Uji validitas Menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Apabila hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran, maka dikatakan
instrumen pengukur tersebut memiliki validitas yang tinggi. Cara yang dilakukan menggunakan analisis butir dan faktor dengan
rumus korelasi product moment person, yaitu mengkolerasikan sikap setiap butir dan faktor dengan sikap penjumlahan semua skor
butir dan skor faktor. Apabila hasil korelasi menunjukkan positif, hal ini berarti alat ukur yang digunakan valid dan akan semakin
tinggi pula tingkat validitasnya apabila korelasi makin tinggi mendekati 1,0. Korelasi dari masing-masing pertanyaan yang
digunakan adalah korelasi product moment, dengan rumus:
} }{
{
2 2
2 2
y y
n x
x n
y x
xy n
r
xy
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi skor item dengan skor total n = jumlah subyek atau responden
x = skor item y = skor total
2 Uji reliabilitas Uji realibilitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat di percaya atau diandalkan. Apabila suatu alat ukur digunakan lebih dari sekali untuk mengukur gejala yang sama
dan setelah pengukuran diperoleh hasil yang lebih konsisten, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
2 2
11
1 1
t b
k k
r
Keterangan: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan b
2
= jumlah variabel butir t
2
= variabel total
b. Pengujian Asumsi Klasik
1 Uji multikolinieritas Suatu model dikatakan bebas adanya multikolinieritas jika
antar variabel x independen tidak boleh saling berkorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF varian inflation factor yang mayoritas
variabel disekitar angka 1 dan mempunyai nilai tolerance mendekati 1.
2 Uji heterokedastisits Gejala heterokedastisitas terjadi sebagai akibat dari variasi
residual yang tidak sama untuk semua pengamatan. Pada bagian ini, cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat Zpred dengan residualnya Sdresid. Deteksi ada tidaknya
gejala tersebut dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusan
dalam analisis heterokedastisitas adalah sebagai berikut: a Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka sudah menunjukkan telah terjadinya gejala heterokedastisitas.
b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. 3 Uji Autokolerasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara konsumen serangkaian observasi
yang diurutkan menurut waktu time series atau secara ruang cros sectional. Hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahu tertentu
dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cros section apabila data di suatu tempat
dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik Durbin–Watson. 4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik Normal P-P Plot, dimana terjadinya gejala tersebut dideteksi
dengan melihat titik-titik yang mengikuti arah garis linier dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik mengikuti arah garis linier
berarti terjadi adanya gejala normalitas
c. Analisis Regresi Linier Berganda