Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

23 Akhlak baik meliputi: belas kasihan atau sayang, memberi nasehat, rasa persaudaraan memberi pertolongn, bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakkal, ikhlas, bersikap takut pada Allah Swt dan lain sebagainya. b. Akhlak buruk atau tercela Al-Akhlaaqul Madzmuumah yaitu perbuatan buruk terhadap tuhan, sesama manusia dan makhluk- makhluk lain. Akhlak buruk meliputi: mudah marah, mengadu domba, mengumpat, sifat kikir, takabbur, Musyrik, murtad, munafiq, riya, boros dan berfoya-foya, rakus atau tamak, dan sebagainya . Pada dasarnya hakekat akhlak bisa dibina dan di bentuk sebagaimana ucapan Al-Ghazali yang di kutip oleh Abudin Nata segala pembentukan dan pembiasaan ”. Hasad atau Hasud disebut juga dengki, yang dimaksud ialah berusaha menghilangkan kenikmatan yang diperoleh orang lain, supaya nikmat itu pindah kedirinya atau supaya nikamt itu hilang dari orang yang didengkinya. Sifat itu termasuk akhlak tercela menurut pandangan Islam juga menurut pandangan masyarakat bangsa kita. Sebabnya karena orang yang hasad dengki itu tidak merasa senang melihat teman atau orang lain mendapatkan kenikamatan dan kebahagiaan. Ia ingin agar yang bahagia dan mendapatkan kenikmatan hanya dirinya saja, orang lain supaya celaka atau sengsara dan rugi.Itu sebabnya Nabi Muhammad Saw. mengharamkan dan melarang kita umat Islam memiliki sifat hasud atau dengki. Rasulullah Saw. bersabda: Artinya:Dari Abu Huarairah RA. Sesunggguhnya Rasulullah Saw. Bersabda, Jauhilah oleh kamu sekalian buruk sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dusta pembicaraan, dan janganlah kamu meneliti cela orang lain, dan janganlah kamu mengintai-intai, dan janganlah kamu sekalian menambah harga menaikan harga untuk menipu, dan janganlah kamu sekalian hasud menghasud, dan janganlah kamu sekalian benci membenci, dan janganlah kamu sekalian membelakangi, dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang 24 bersaudara’ H.R. Al-Bukhari. Hadits diatas mengajarkan kepada kita agar menjahui 7 tujuh macam sifat tercela, yaitu: a. Berburuk sangka, buruk terhadap sesama muslim, sebab hal itu akan menimbulkan percakapan dusta dan menurunkan derajat orang lain. b. Meneliti cela orang lain, sebab walaupun tidak kita teliti, setiap orang pasti mempunyai cela atau cacat atau kekurangan. Mungkin cacat kita itu lebih banyakdari cacat orang yang kita cari cacatnya itu.Kita sering mendengar peribahasa Indonesia yang berbunyi: “Kuman diseberang lautan tampak kelihatan, gajah dipelupuk mata tidak tampak kelihatan” c. Mengintai-intai kesalahan atau tempat kediaman orang lain, mengawasi orang lain untuk mencari kesalahannya adalah sifat tercela, sebab apabila tidak dapatkan kesalahan orang lain itu akan timbul dengki dan merusak amal kebaikannya. d. Menaikan harga dengan tujuan menipu orang lain, sebab akan menimbulkan perselisihan dan kebencian. e. Hasud-menghasud dengki-mendengki karena akan menimbulkan fitnah yang besar dan kerusakan yang menyedihkan. f. Benci-membenci, sebab akan menimbulkan kerugian dan mengurangi keimanan.Belakang-membelakangi, yang akibatnya memutuskan persaudaraan, sedangkan kita diperintahkan untuk mempererat tali persaudaraan sesama muslim. 39

E. Dasar-dasar Pembelajaran Aqidah Akhlak

a. Al-Qur’an Al- Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar sebagai undang-undang bagi manusia dan 39 Ibid. Hal 85 25 member petunjuk kepada mereka, serta menjadi sama pendekatan ibadah kepada Allah dengan membacanya. 40 Al- Qur’an merupakan undang-undang dan petunjuk bagi manusia sebagai petunjuk Akidah dan kepercayaan yang dianut manusia, petunjuk Akidah yang murni sesuai dengan norma-norma Agama dan petunjuk mengenai syariat dan hukum. b. Hadits Haditssunnah adalah sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad Saw yang terdiri dari ucapan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan, sifat fisik atau budi, geografi, baik sebelum kenabian ataupun sesudahnya. 41 Rasulullah Saw merupakan seorang pendidik yang telah berhasil membentuk masyarakat rabbani, masyarakat yang berakhlak dan pendidik secara islami.

F. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pengajaran mata pelajaran Akidah Akhlak agama Islam yang digunakan di MI Al-Hikmah secara umum sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Metode ini yang paling banyak dipergunakan oleh guru MI Al- Hikmah dalam mengajarkan materi Akidah Akhlak. Langkah yang dipergunakan dengan metode ceramah ini adalah sebagai beriku: Guru menerangkan atau menjelaskan, murid mendengarkan, menyimak, memperhatikan dengan seksama dan membuat catatan-catatan penting dari apa yang telah di terangkan oleh gurunya. 40 Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Lembaga Pendidikan Umat,2005, h. 5 41 Abudin Nata, Al- Qur’an dan Hadits, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996, cet. 5, h. 156 26

2. Metode DiskusiTanya jawab

Selain metode ceramah, ada juga metode lain yang dipergunakan adalah metode diskusi atau tanya jawab. Metode ini dipergunakan oleh guru MI Al-Hikmah untuk mengetahui kemampuan, pemahaman dan interpretasi siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Langkah yang dipergunakan adalah: guru memberi pertanyaan secara umum atau individu, kemudian siswa menjawabnya, jika tidak bisa maka dilemparkan pada yang lainnya. Selain pertanyaan dari guru, siswa juga diberi kesempatan bertanya kepada guru. Untuk diskusi terkadang dilakukan secara kelompok dan membuat resume. Metode ini banyak dipergunakan oleh guru MI Al-Hikmah terutama pada materi pelajaran Akidah Akhlak.

3. Metode Demonstrasi

Metode ini dipakai untuk menjelaskan kepada siswa materi pelajaran yang membutuhkan peragaaan seperti shalat, haji, jual beli, membaca ayat Al- Qur’an dan lain-lain. Materi pelajaran yang banyak menggunakan metode ini adalah Fiqih dan al-Qur ’an Hadist dan lain-lain.

4. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ini diberikan guru kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pemahaman materi yang telah diberikan dan untuk mengetahui kemampuan penalaran siswa terhadap materi tersebut. Pemberian tugas bisa bersifat kelompok atau perorangan, bisa pula dikerjakan ditempat atau di rumah. Metode ini dipakai untuk seluruh mata pelajaran Agama Islam, atau mata pelajaran lain.