Jenis dan Rancangan Penelitian Bahan dan Alat Optimasi dan Analisis Data

25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan metode desain faktorial yang menggunakan dua faktor dan dua level untuk mengetahui faktor dan interaksi yang berpengaruh secara signifikan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah komposisi emulsifying agent Tween 80, serta komposisi gelling agent Carbopol 940 dalam dua level level rendah dan level tinggi untuk mencapai sediaan emulgel dengan komposisi optimum. b. Variabel tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat fisik emulgel terkait viskositas, daya sebar, dan stabilitas fisik sediaan yang dilihat dari nilai pergeseran viskositas sediaan emulgel. c. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini yang merupakan adalah waktu pencampuran bahan selama 7 menit, suhu pada saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemanasan bahan yang digunakan yaitu 70°C, kecepatan putar mixer skala 1 pada pencampuran dan pembuatan emulsi dan gel, serta suhu penyimpanan freeze-thaw. d. Variabel pengacau tak terkendali Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini yang termasuk adalah suhu dan kelembaban ruangan kerja

2. Definisi Operasional

a. Emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya adalah sediaan topikal semisolid hasil emulsifikasi dan penambahan gelling agent dengan bahan aktif ekstrak lidah buaya yang dapat digunakan sebagai sunscreen dengan formula seperti yang tercantum dalam penelitian ini. b. Emulsifying agent adalah senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua zat cair yang tidak saling bercampur sehingga salah satu zat cair akan terdispersi pada cairan lainnya. Dalam penelitian ini digunakan Tween 80. c. Gelling agent adalah zat yang digunakan untuk membuat terbentuknya sistem gel dan dapat untuk menstabilkan emulgel. Dalam penelitian ini digunakan Carbopol 940. d. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, yaitu emulsifying agent Tween 80 serta gelling agent Carbopol 940. e. Level adalah tingkatan jumlah untuk faktor, dalam penelitian ini ada dua level, yaitu level rendah dan level tinggi. Untuk formula sebanyak 100 gram, level rendah untuk komposisi Carbopol 940 adalah 20 gram dan level tinggi untuk komposisi Carbopol 940 adalah 35 gram. Level rendah untuk komposisi Tween 80 adalah 11 gram dan level tinggi untuk komposisi Tween 80 adalah 15 gram. f. Respon adalah hasil percobaan yang diamati perubahannya secara kuantitatif, dalam penelitian yaitu respon sifat fisik emulgel daya sebar dan viskositas serta respon stabilitas fisik pergeseran viskositas emulgel. g. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan karena adanya variasi pada level dan faktor. h. Desain faktorial adalah metode untuk optimasi yang digunakan untuk mengetahui efek yang signifikan dari penambahan Carbopol 940 dan Tween 80 dalam menentukan sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel. i. Komposisi optimum adalah komposisi emulsifying agent Tween 80 dan gelling agent Carbopol 940 yang dapat menghasilkan emulgel dengan sifat fisik dan stabilitas baik. j. Daya sebar adalah diameter penyebaran pada alat uji daya sebar untuk tiap 1 gram emulgel yang diberi beban kaca penutup dan pemberat hingga 125 gram dan didiamkan 1 menit. k. Viskositas adalah suatu pertahanan dari emulgel untuk mengalir setelah adanya pemberian gaya. Jika nilai viskosiitasnya semakin besar, maka kemampuan emulgel untuk mengalir akan semakin kecil. l. Pergeseran viskositas adalah persentase selisih viskositas emulgel yang disimpan dengan suhu tertentu selama siklus freeze-thaw dan viskositas emulgel 48 jam setelah pembuatan dengan kriteria pergeseran viskositas optimum 5. m. Pergeseran daya sebar adalah persentase selisih daya sebar emulgel yang disimpan pada suhu tertentu selama siklus freeze-thaw dan daya sebar emulgel 48 jam setelah pembuatan, kriteria pergeseran daya sebar optimum 5.

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak lidah buaya Aloe barbadensis Mill. PT Eteris Nusantara, Carbopol 940, Tween 80 Bratachem, trietanolamin TEA, propylene glycol Bratachem, parafin cair Bratachem, methyl paraben Bratachem, propyl paraben Bratachem, dan aquadest. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain gelas ukur PYREX- GERMANY, cawan porselen PYREX-GERMANY, gelas beaker PYREX- GERMANY, mixer Miyako HM-620, timbangan analitik Mettler Toledo GB 3002, pipet tetes, termometer, penangas air, batang pengaduk, stopwatch, viscotester seri VT-04 RION-JAPAN, alat uji daya sebar, mistar penggaris, kertas indikator pH. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan Nilai SPF Ekstrak Lidah Buaya

Ekstrak lidah buaya ditimbang sebanyak 0,1 gram dan selanjutnya dilarutkan dengan 50 mL etanol p.a dalam labu takar dan dipastikan agar semua ekstrak terlarut dalam etanol hingga membentuk campuran yang homogen. Lalu diambil 0,125 mL larutan tersebut dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL, ditambahkan etanol p.a hingga batas tanda maka akan didapatkan larutan sampel ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 10 mgL atau 10 ppm, karena menurut metode Petro 1981 mempersyaratkan bahwa untuk menghitung SPF kadar sampel dalam kuvet harus ekuivalen dengan 0,001 atau 0,01 gL atau 10 mgL bahan aktif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada λ 290-320 nm dan menggunakan kuvet dengan ketebalan 1 cm dengan etanol p.a sebagai blanko. Data serapan dibaca pada setiap interval 5 nm. Kemudian menurut Petro 1981 nilai SPF dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut Persamaan nilai SPF: Log SPF = terkecil gelombang panjang - terbesar gelombang panjang AUC 

2. Formula Emulgel Sunscreen Lidah Buaya

Formula emulgel clotrimazole menurut Yassin 2014, sebagai berikut: Formula bb: Tabel II. Formula Acuan Emulgel Clotrimazole Bahan Jumlah g Clotrimazole 1 Carbopol 940 934 1 Liquid parafin 5 Tween 20 1 Span 20 1,5 Propylene glycol 5 Ethanol 2,5 Methyl paraben 0,03 Propyl paraben 0,01 Purified water to 100 Modifikasi dilakukan dengan mengganti zat aktif dan beberapa eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut untuk pembuatan 200 gram: Tabel III. Formula Emulgel Sunscreen Ekstrak Lidah Buaya Bahan Jumlah g F1 Fa Fb Fab Ekstrak lidah buaya 0,8 0,8 0,8 0,8 Tween 80 22 22 30 30 Carbopol 940 3 bv 40 70 40 70 Parafin cair 10 10 10 10 TEA 2,5 2,5 2,5 2,5 Propylene glycol 20 20 20 20 Methyl paraben 0,30 0,30 0,30 0,30 Propyl paraben 0,30 0,30 0,30 0,30 Aquadest ad 200 200 200 200 Keterangan: F1 = Emulgel dengan Carbopol 940 level rendah dan Tween 80 level rendah Fa = Emulgel dengan Carbopol 940 level tinggi dan Tween 80 level rendah Fb = Emulgel dengan Carbopol 940 level rendah dan Tween 80 level tinggi Fab = Emulgel dengan Carbopol 940 level tinggi dan Tween 80 level tinggi

3. Pembuatan Emulgel Sunscreen Ekstrak Lidah Buaya

Gel dengan konsentrasi 3 pada formulasi dibuat dengan cara mendispersikan Carbopol 940 sebanyak 3 gram ke dalam 100 mL aquadest selama 24 jam. Untuk pembuatan emulsi dilakukan dengan pemanasan aquadest, Tween 80, dan parafin cair pada suhu 70ºC. Setelah mencapai suhu 70ºC dilakukan pencampuran aquadest, Tween 80, dan parafin cair dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 2 menit. Setelah itu dibiarkan dingin lalu dilakukan penambahan ekstrak lidah buaya ke dalam campuran emulsi dan dilakukan pencampuran dengan menggunakan mixer skala 1 selama 1 menit. Kemudian dicampurkan Carbopol 940 dengan konsentrasi 3 ditimbang sesuai masing-masing formula yang diharapkan dengan beberapa tetes TEA. Gel dan emulsi lalu dicampurkan dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 2 menit. Selanjutnya ditambahkan campuran metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam propylene glycol lalu dicampur dengan menggunakan mixer selama 2 menit.

4. Evaluasi Sediaan Emulgel

a. Uji organoleptis sediaan emulgel Uji organoleptis dilakukan dengan cara pengamatan bau, warna, dan homogenitas sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya setelah dilakukan penyimpanan selama 48 jam dan juga selama siklus freeze-thaw. b. Uji pH Uji pH ini dilakukan dengan menggunakan pH stick universal. Sejumlah emulgel yang telah dibuat dioleskan pada pH stick kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dengan indikator yang tertera pada tempat pH stick untuk menentukan pH yang didapat. c. Penentuan tipe emulsi Emulgel yang telah dibuat dimasukkan ke dalam cawan porselen yang memiliki bagian dalam berwarna hitam. Untuk menentukan tipe emulsi maka emulgel dilarutkan masing-masing ke dalam aquadest dan juga ke dalam parafin cair. Jika emulgel larut dalam aquadest maka termasuk tipe MA, namun jika emulgel larut dalam parafin cair maka emulsinya merupakan tipe AM. d. Uji Viskositas Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan juga pada setiap siklus freeze-thaw. Pengujian viskositas tersebut dilakukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT-04 di mana sediaan dimasukkan ke dalam cup untuk pengujian lalu pada alat digunakan rotor no 2. Kemudian rotor yang telah dipasang dimasukkan ke dalam cup yang sudah berisi sediaan hingga posisinya tegak lurus. Ketika alat dinyalakan maka rotor akan berputar dan jarum paada alat ukur akan menunjukkan viskositas dari sediaan yang sedang diuji. e. Pengujian daya sebar Pengukuran daya sebar emulgel dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan setiap siklus freeze-thaw. Emulgel yang telah dibuat ditimbang sebesar satu gram dan diletakkan di tengah lempeng kaca bulat yang berskala. Kemudian kaca bulat penutup diletakkan di atas emulgel dan ditambahkan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat mempunyai berat total 125 gram, lalu didiamkan selama 1 menit dan dicatat diameter sebar yang dihasilkan Garg et al., 2002. f. Uji Stabilitas Freeze-thaw Uji stabilitas dengan menggunakan metode freeze-thaw dilakukan setelah 48 jam pembuatan. Untuk siklus pertama dilakukan pendinginan selama 16 jam pada freezer dengan suhu sekitar -5ºC lalu setelah pendinginan dilakukan penyimpanan selama 8 jam pada suhu ruangan 25ºC. Setelah itu sediaan diuji viskositasnya dan juga daya sebar sediaan. Penyimpanan dan pengujian pada tiap siklus dilakukan secara berulang hingga tiga siklus.

E. Optimasi dan Analisis Data

Pada penelitian ini data sifat fisik yang didapatkan meliputi data viskositas dan daya sebar emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya. Data viskositas dan daya sebar yang didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan software Design Expert 9.0.6 sehingga diperoleh persamaan desain faktorial Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 12 X 1 X 2 . Selain itu juga diperoleh contour plot untuk tiap respon dan juga contour plot superimposed sehingga komposisi optimum dapat ditentukan pada tiap faktor dan juga pada level yang diteliti. Untuk analisis statistik dari hasil di atas menggunakan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95. Data stabilitas fisik emulgel yang meliputi pergeseran viskositas dan daya sebar pada penyimpanan selama siklus freeze-thaw yang diperoleh dianalisis menggunakan aplikasi R 3.2.2 dengan uji-uji statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data Shapiro-Wilk Test dan untuk mengetahui homogenitas data dapat menggunakan Levene Test. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui siginifikansi dari Carbopol 940, Tween 80 dan interaksi keduanya sehingga dapat diketahui faktor yang dominan dalam pengaruhnya terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel. Apabila diperoleh p-value 0,05 maka dapat dikatakan bahwa masing-masing faktor dan juga interaksi antar faktor menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan terhadap respon yang berupa viskositas dan daya sebar. Uji Pos Hoc: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tukey HSD merupakan lanjutan dari Uji ANOVA yang dapat dilakukan pada formula yang menghasilkan perbedaan yang bermakna untuk melihat letak perbedaan bermakna dari formula tersebut berada dimana. Namun apabila data tidak terdistribusi normal atau tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan dilihat nilai p-value yang didapat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan SPF Ekstrak Lidah Buaya

Pada penelitian ini digunakan ekstrak lidah buaya dari CV Eteris Nusantara Yogyakarta dengan identifikasi beberapa uji yang telah dibuktikan oleh Certificate of Analysis CoA Lampiran 1. Pengukuran nilai SPF dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari suatu sediaan sunscreen yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV dengan panjang gelombang 200-400 nm. Scanning nilai SPF dilakukan pada panjang gelombang 290-320 nm karena biasanya sediaan sunscreen dapat memberikan perlindungan terhadap sinar UV-B yang memiliki panjang gelombang 290-320 nm. Tabel IV. Hasil Perhitungan Nilai SPF Ekstrak Lidah Buaya pada konsentrasi 10 ppm Replikasi Nilai SPF Rata-rata ± SD 1 1,02 1,01 ± 0,005 2 1,01 3 1,01 Tabel IV menunjukkan hasil nilai SPF yang didapatkan pada konsentrasi 10 ppm ekstrak lidah buaya sebesar 1,01. Nilai SPF tersebut sangatlah kecil jika dibandingkan dengan nilai SPF yang tergolong mampu memberikan efek perlindungan paling minimum yaitu dengan niilai SPF sebesar 2 untuk suatu

Dokumen yang terkait

Optimasi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel gel lidah buaya (Aloe barbadensis Mill.) dengan aplikasi desain faktorial.

0 8 102

Optimasi carbopol sebagai gelling agent dan virgin coconut oil sebagai fase minyak dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya dengan metode desain faktorial.

2 7 89

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Formulasi sunscreen sediaan emulgel ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan menggunakan CARBOPOL® 940 sebagai gelling agent dan SPAN 20 sebagai emulgator.

0 5 91

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial.

0 0 107

Optimasi formula emulgel sunscreen ekstrak etil asetat isoflavon tempe dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan VCO sebagai fase minyak : apikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 116

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 105

Optimasi gelling agent cmc-na dan humektan polietilen glikol 400 dalam sediaan gel antiinflamasi ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis mill.) dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 101

Optimasi gelling agent Carbopol ® 940 dan Humectant Gliserol dalam sediaan gel antiinflamasi lidah buaya gel (Aloe barbadensis Mill.) - USD Repository

0 0 95