Keterangan: F1 = Emulgel dengan Carbopol 940 level rendah dan Tween 80 level
rendah Fa = Emulgel dengan Carbopol 940 level tinggi dan Tween 80 level
rendah Fb = Emulgel dengan Carbopol 940 level rendah dan Tween 80 level
tinggi Fab = Emulgel dengan Carbopol 940 level tinggi dan Tween 80 level
tinggi
3. Pembuatan Emulgel Sunscreen Ekstrak Lidah Buaya
Gel dengan konsentrasi 3 pada formulasi dibuat dengan cara mendispersikan Carbopol 940 sebanyak 3 gram ke dalam 100 mL
aquadest selama 24 jam. Untuk pembuatan emulsi dilakukan dengan pemanasan aquadest, Tween 80, dan parafin cair pada suhu 70ºC. Setelah
mencapai suhu 70ºC dilakukan pencampuran aquadest, Tween 80, dan parafin cair dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 2 menit.
Setelah itu dibiarkan dingin lalu dilakukan penambahan ekstrak lidah buaya ke dalam campuran emulsi dan dilakukan pencampuran dengan
menggunakan mixer skala 1 selama 1 menit. Kemudian dicampurkan Carbopol 940 dengan konsentrasi 3 ditimbang sesuai masing-masing
formula yang diharapkan dengan beberapa tetes TEA. Gel dan emulsi lalu dicampurkan dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 2 menit.
Selanjutnya ditambahkan campuran metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam propylene glycol lalu dicampur dengan
menggunakan mixer selama 2 menit.
4. Evaluasi Sediaan Emulgel
a. Uji organoleptis sediaan emulgel
Uji organoleptis dilakukan dengan cara pengamatan bau, warna, dan homogenitas sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya
setelah dilakukan penyimpanan selama 48 jam dan juga selama siklus freeze-thaw.
b. Uji pH
Uji pH ini dilakukan dengan menggunakan pH stick universal. Sejumlah emulgel yang telah dibuat dioleskan pada pH stick kemudian
warna yang dihasilkan dibandingkan dengan indikator yang tertera pada tempat pH stick untuk menentukan pH yang didapat.
c. Penentuan tipe emulsi
Emulgel yang telah dibuat dimasukkan ke dalam cawan porselen yang memiliki bagian dalam berwarna hitam. Untuk menentukan tipe
emulsi maka emulgel dilarutkan masing-masing ke dalam aquadest dan juga ke dalam parafin cair. Jika emulgel larut dalam aquadest
maka termasuk tipe MA, namun jika emulgel larut dalam parafin cair maka emulsinya merupakan tipe AM.
d. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan juga pada setiap siklus freeze-thaw. Pengujian viskositas tersebut dilakukan
dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT-04 di mana sediaan dimasukkan ke dalam cup untuk pengujian lalu pada alat
digunakan rotor no 2. Kemudian rotor yang telah dipasang dimasukkan ke dalam cup yang sudah berisi sediaan hingga posisinya tegak lurus.
Ketika alat dinyalakan maka rotor akan berputar dan jarum paada alat ukur akan menunjukkan viskositas dari sediaan yang sedang diuji.
e. Pengujian daya sebar
Pengukuran daya sebar emulgel dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan setiap siklus freeze-thaw. Emulgel yang telah dibuat
ditimbang sebesar satu gram dan diletakkan di tengah lempeng kaca bulat yang berskala. Kemudian kaca bulat penutup diletakkan di atas
emulgel dan ditambahkan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat mempunyai berat total 125 gram, lalu didiamkan selama 1
menit dan dicatat diameter sebar yang dihasilkan Garg et al., 2002. f.
Uji Stabilitas Freeze-thaw Uji stabilitas dengan menggunakan metode freeze-thaw dilakukan
setelah 48 jam pembuatan. Untuk siklus pertama dilakukan pendinginan selama 16 jam pada freezer dengan suhu sekitar -5ºC lalu
setelah pendinginan dilakukan penyimpanan selama 8 jam pada suhu ruangan 25ºC. Setelah itu sediaan diuji viskositasnya dan juga daya
sebar sediaan. Penyimpanan dan pengujian pada tiap siklus dilakukan secara berulang hingga tiga siklus.
E. Optimasi dan Analisis Data