C. Emulgel
Emulgel merupakan bentuk gabungan dari sediaan emulsi dan gel yang stabil dengan adanya penambahan gelling agent, dimana dengan adanya
penambahan gelling agent tersebut dapat membuat formulasi emulsi menjadi lebih stabil. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan dalam waktu yang bersamaan adanya
penurunan tegangan permukaan dan juga peningkatan viskositas Baibhav et al, 2011. Dengan menggabungkan sediaan emulsi dan gel maka akan terbentuk
sediaan emulgel yang memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat lebih mudah bercampur dengan obat yang bersifat hidrofob dan juga bahan tambahan yang
lain, mempunyai daya sebar yang cukup baik, mempunyai stabilitas fisik yang lebih baik jika dibandingkan dengan sediaan serbuk, krim, dan juga salep Chirag,
Tyagi, Gupta, Sharma, Prajapati, and Potdar, 2013. Senyawa yang memiliki sifat hidrofobik dapat dimasukkan ke dalam
sediaan emulsi dan gel dengan tipe MA. Dengan adanya sediaan emulsi dapat membantu memasukkan obat yang bersifat hirofobik ke dalam fase minyak yang
kemudian nantinya globul-globul minyak itu akan terdispersi ke dalam fase air dan menghasilkan emulsi tipe MA. Untuk mendapatkan stabilitas dan juga
pelepasan obat yang baik maka emulsi nantinya akan dicampurkan dengan basis gel yang ada sehingga terbentuklah sediaan emulgel Panwar, Upadhyay, Bairagi,
Gujar, Darwhekar, and Jain, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Stabilitas Emulgel
Bentuk-bentuk ketidakstabilan emulsi antara lain: 1.
Creaming Creaming adalah pemisahan fase emulsi yang didasarkan atas
perbedaan densitas antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Creaming merupakan proses yang tidak diinginkan, namun keadaan
seperti ini dapat didispersi kembali dengan pengocokan. Untuk mengurangi laju creaming dapat dilakukan dengan meningkatkan
viskositas medium pendispersi, dan mereduksi perbedaan densitas atas dua fase Abdulkarim, 2010.
2. Flokulasi
Flokulasi adalah penggabungan globul-globul bergantung pada gaya tolak-menolak elektrostatis zeta potensial. Ketidakstabilan ini
masih dapat diperbaiki dengan pengocokan karena masih adanya lapisan film antar muka Martin, Swarbrick, and Cammarta, 1993.
3. Koalesens
Koalesens adalah pecahnya emulsi karena lapisan film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan berkumpul menjadi satu
dan biasanya bersifat irreversible Martin, et al., 1993. 4.
Inversi Inversi adalah suatu peristiwa dimana terjadi perubahan tipe
emulsi, dari tipe MA menjadi AM atau sebaliknya dan biasanya bersifat irreversible Martin, et al., 1993.
E. Emulsifying Agent