Normalitas Multikolinearitas Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan

Sedangkan untuk mengetahui instrumen dikatakan reliabel, diukur dengan menggunakan Cronbach Alpha. Suatu alat pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien Cronbach Alpha ≥ 0,6 Ghozali, 2004:34. Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach selengkapnya tersaji pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel r alpha Ket Motivasi Kerja X 1 0,644 Reliabel Disiplin Kerja X 2 0,732 Reliabel Kepuasan Kerja X 3 0,832 Reliabel Stress Kerja X 4 0,745 Reliabel Produktivitas Kerja Y 0,753 Reliabel Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa semua variabel telah reliabel, karena semua nilai r alpha lebih besar dari 0,6 maka seluruh variabel penelitian dinyatakan reliabel.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Uji Asumsi klasik

a. Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun alat statistik yang digunakan disini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov test. Hasil perhitungan komputer menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 8,564 lampiran 7 dengan nilai signifikansi 0,105. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel residual memiliki distribusi normal.

b. Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas dalam pengujian keeratan hubungan antar variabel bebas, tercermin dari coefficient. Hal ini tampak pada nilai tolerance dan variance inflantori Factor VIF untuk setiap variabel bebas. Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, artinya bahwa terlalu besar korelasi antara satu variabel bebas yang lain. Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas No. Variabel Tolerance VIF

1 Motivasi Kerja X

1 0,435 2,296

2 Disiplin Kerja X

2 0,583 1,716

3 Kepuasan Kerja

X 3 0,538 1,858

4 Stress Kerja X

4 0,439 2,278 Sumber: Lampiran 5 Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 sehingga dapat diyakini tidak ditemukan adanya multikolinearitas atau korelasi antar variabel bebas.

c. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti variasi varian variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas. Berikut pendeteksian heterokedastisitas dengan grafik scatter plot antara residual dan fits: Gambar 4.4 Scatter Plot Residual vs Fits Pengujian heteroskedastisitas di atas dilakukan dengan melihat plot antara residual versus fit pada Gambar 4.4. Jika terjadi trend baik itu naik, turun maupun rata, maka dikatakan ada heteroskedastisitas pada data. Pada Gambar 4.4 dapat dijelaskan tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata tidak membentuk pola. Hal ini membuktikan tidak terjadinya heterokedastisitas.

4.3.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Konstanta 12,473 6,494 Motivasi Kerja X 1 0,502 0,195 Disiplin Kerja X 2 -0,796 0,123 Kepuasan Kerja X 3 0,974 0,129 Stress Kerja X 4 -0,875 0,269 R = 0,788 F Hitung = 36,144 R Square = 0,622 Sig. = 0,000 Sumber: Lampiran 8 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 12,473 + 0,502 X 1 - 0,796 X 2 + 0,974 X 3 - 0,875 X 4 + e Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut : a. Konstanta β sebesar 12,473 menunjukan bahwa apabila variabel bebas = 0 maka variabel terikat sebesar 12,473. b. Nilai koefisien motivasi kerja β 1 sebesar 0,502 menunjukkan bahwa jika nilai motivasi kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,502 satuan dengan asumsi variabel bebas lain konstan. c. Nilai koefisien disiplin kerja β 2 sebesar -0,796 menunjukkan bahwa jika nilai disiplin kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan menurunkan produktivitas kerja sebesar 0,796, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. d. Nilai koefisien kepuasan kerja β 3 sebesar 0,974 menunjukkan bahwa jika nilai kepuasan kerja meningkat satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,974, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. e. Nilai koefisien stress kerja β 4 sebesar -0,875 menunjukkan bahwa jika nilai stress kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan menurunkan produktivitas kerja sebesar 0,875, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. f. e i menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti. Nilai koefisien determinasi atau R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai R 2 = 0,622 yang berarti 62,2 besarnya nilai produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja. Sedangkan sisanya 37,8 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti. Nilai koefisien korelasi berganda R menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel bebas motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja dengan variabel terikat produktivitas kerja yaitu 0,788. Nilai tersebut menunjukkan hubungan variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja dengan variabel produktivitas kerja adalah sangat kuat. Kriteria R : 1. R ≥ 50 menunjukkan hubungan sangat kuat antara variabel bebas dengan terikat. 2. R ≤ 50 menunjukkan hubungan sangat lemah antara variabel bebas dengan terikat.

4.3.3 Pengujian Hipotesis

a. Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji F yang menunjukkan pengaruh secara simultan atau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji F Model Anova Sum of Squares Df Mean Square F Regression 353,779 4 88,445 36,144 Residual 215,339 88 2,447 Total 569,118 92 Sumber : Lampiran 8 Penjelasan tabel 4.11 menyatakan bahwa Hasil Perhitungan Uji F sebagai berikut: 1. H :  1 =  2 =  3 = 0 Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja. H :  1 ≠  2 ≠  3 ≠ 0 Hipotesa alternatif menyatakan bahwa motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja. 2. F tabel df pembilang k ; df penyebut n – k – 1 F tabel 4 ; 88 = 2,47 3. F hitung =   1   k n SSres k SSreg = 36,144 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho F tabel = 2,47 F hitung = 36,144 Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H uji F 4. Kritera penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu : a. Bila F hitung 2,47, maka H ditolak b. Bila F hitung  2,47, maka H diterima 5. Kesimpulan : Karena F hitung = 36,144 F tabel = 2,47 maka H ditolak pada tingkat signifikansi 5 dengan df pembilang 4 dan df penyebut 88 yang berarti signifikan, sehingga secara simultan variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel produktivitas kerja.

b. Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial t