implicit terdapat bentuk disiplin kerja yang baik akan tergambar suasana sebagai berikut:
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan 2.
Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untu melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya 4.
Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan
5. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas para karyawan
Kesimpulan dari definisi-definisi diatas adalah bahwa suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses, latihan dan watak dari serangkaian perilaku
yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan atau ketertiban terhadap peraturan-
peraturan dan norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku.
b. Faktor – faktor Disiplin Kerja
Menurut Nitisemito 2000:118 dalam disiplin kerja ada beberapa faktor yang mendukung yaitu:
a. Kedisiplinan dan kesejahteraan
Untuk menegakkaan kedisiplinan tidak cukup hanya dengan ancaman- ancaman, tetapi perlu imbangan, yaitu tingkat kesejahteraan yang cukup.
Kesejahteraan yang dimaksud adalah besarnya upah yang mereka terima, minimal mereka dapat hidup layak.
b. Kedisiplinan dan ancaman
Kedisiplinan tidak hanya ditentukan oleh kesejahteraan, tetapi perlu kebiasaan secara terus menerus. Untuk menegakkan kedisiplinan perlu
adanya ketegasan bagi mereka yang melakukan tindakan indisipliner. Disini ancaman tidak dapat dilakukan sendiri untuk menegakkan kedisiplinan,
namun akan lebih berhasil apabila digunakan sebagai pendamping peningkatan kesejahteraan.
c. Ketegasan dalam pelaksanaan kedisiplinan
Ancaman hukuman saja tidak cukup pelaksanaan kedisiplinan, meskipun demikian hal ini belum cukup sebab ancaman hukuman yang
tidak dilaksanakan dengan tegas dan konsekuen justru akan lebih jelek akibatnya daripada tanpa ancaman. Suatu pelanggaran yang dibiarkan terus
menerus tanpa tindakan yang tegas akan membawa dampak buruk bagi pembinaan kedisiplinan, karena karyawan merasa bahwa ancaman hukuman
hanya sebagai pengumuman saja. d.
Partisipasi dalam kedisiplinan Untuk lebih mengefektifkan lagi ancaman hukuman hendaknya
dipartisipasikan dahulu kepada karyawan. Dengan memasukkan unsur partisipasi, karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman
hukuman adalah persetujuan bersama. Pimpinan dapat mengemukakan pentingnya masuk tepat waktunya bagi kemajuan perusahaan, yang berarti
perusahaan mempunyai kemungkinan menambah kesejahteraan nantinya. Apabila perusahaan memasukkan unsur partisipasi dalam peraturan yang
mencantumkan ancaman hukuman, mereka akan lebih cenderung konsekuen dalam melaksanakannya. Disamping itu, kesan bahwa perusahaan bertindak
secara dictator akan dapat dihilangkan setidak-tidaknya dikurangi. e.
Kedisiplinan menunjang tujuan dan sesuai kemampuan Kedisiplinan bukan hanya sekedar kedisiplinan saja, melainkan juga
untuk menunjang tujuan perusahaan. Jadi jelas disini bahwa suatu aturan untuk menegakkan kedisiplinan hendaknya bukan sekedar kedisiplinan,
tetapi harus lebih ditekakan sebagai penunjang tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Selain harus dapat menunjang tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Selain harus dapat menunjang tujuan, kedisiplinan yang hendak ditegakkan haruslah sesuai dengan kemampuan dari karyawan. Dengan kata
lain, jangan menyuruh karyawan. Dengan kata lain, jangan menyuruh karyawan melaksanakan sesuatu yang sulit dilakukan. Sebab bila demikian,
aturan-aturan yang kita keluarkan, apabila disertai dengan ancaman, hanya tinggal kertas. Dan hal ini akan mengurangi kewibawaan pmpinan.
f. Keteladanan pimpinan kunci kedisiplinan
Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang dilakukan dalam rangka menegakkan kedisiplinan perlu teladan dari pimpinan. Teladan dari
pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sebab pimpinan adalah peraturan dan sorotan dari bawahannya.
Dengan demikian apabila perusahaan ingin menegakkan kedisiplinan karyawan maka pimpinan juga harus dapat menegakkan kedisiplinan juga.
c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja