Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Gambar 4.4 Scatter Plot Residual vs Fits Pengujian heteroskedastisitas di atas dilakukan dengan melihat plot antara residual versus fit pada Gambar 4.4. Jika terjadi trend baik itu naik, turun maupun rata, maka dikatakan ada heteroskedastisitas pada data. Pada Gambar 4.4 dapat dijelaskan tidak terjadi trend karena data titik-titik tersebar hampir secara merata tidak membentuk pola. Hal ini membuktikan tidak terjadinya heterokedastisitas.

4.3.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Konstanta 12,473 6,494 Motivasi Kerja X 1 0,502 0,195 Disiplin Kerja X 2 -0,796 0,123 Kepuasan Kerja X 3 0,974 0,129 Stress Kerja X 4 -0,875 0,269 R = 0,788 F Hitung = 36,144 R Square = 0,622 Sig. = 0,000 Sumber: Lampiran 8 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 12,473 + 0,502 X 1 - 0,796 X 2 + 0,974 X 3 - 0,875 X 4 + e Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut : a. Konstanta β sebesar 12,473 menunjukan bahwa apabila variabel bebas = 0 maka variabel terikat sebesar 12,473. b. Nilai koefisien motivasi kerja β 1 sebesar 0,502 menunjukkan bahwa jika nilai motivasi kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,502 satuan dengan asumsi variabel bebas lain konstan. c. Nilai koefisien disiplin kerja β 2 sebesar -0,796 menunjukkan bahwa jika nilai disiplin kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan menurunkan produktivitas kerja sebesar 0,796, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. d. Nilai koefisien kepuasan kerja β 3 sebesar 0,974 menunjukkan bahwa jika nilai kepuasan kerja meningkat satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,974, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. e. Nilai koefisien stress kerja β 4 sebesar -0,875 menunjukkan bahwa jika nilai stress kerja karyawan meningkat satu satuan maka akan menurunkan produktivitas kerja sebesar 0,875, dengan asumsi variabel bebas lain konstan. f. e i menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti. Nilai koefisien determinasi atau R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai R 2 = 0,622 yang berarti 62,2 besarnya nilai produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja. Sedangkan sisanya 37,8 dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti. Nilai koefisien korelasi berganda R menunjukkan seberapa erat hubungan antara variabel bebas motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja dengan variabel terikat produktivitas kerja yaitu 0,788. Nilai tersebut menunjukkan hubungan variabel motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stress kerja dengan variabel produktivitas kerja adalah sangat kuat. Kriteria R : 1. R ≥ 50 menunjukkan hubungan sangat kuat antara variabel bebas dengan terikat. 2. R ≤ 50 menunjukkan hubungan sangat lemah antara variabel bebas dengan terikat.

4.3.3 Pengujian Hipotesis