dengan body mass index yang tinggi akibat besarnya massa otot Guyton and Hall, 2006. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Nooyens,
Koppes, Visscher, Twisk, Kemper, Schuit, et al. 2007 yaitu pengukuran lemak subkutan dapat memprediksi kelebihan berat badan dan obesitas dibandingkan
dengan body mass index. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mott, Wang, Thornton, Allison,
Heymsfield, and Pierson 1999, usia dewasa pertengahan middle age memiliki body fat percentage yang lebih tinggi dibandingkan pada usia muda dan lansia p
0,001. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gallagher, Visser, Sepulveda, Pierson, Harris, and Heymsfied cit., Carpenter, Yan, Chen,
Hong, Arechiga, Kim, et al., 2013, body fat percentage pada usia tua lebih tinggi dibandingkan dengan usia muda.
6. HbA1c
Pada penelitian ini uji normalitas data HbA1c subyek penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95. Hasil
yang diperoleh adalah data HbA1c terdistribusi normal dilihat dari nilai p yaitu 0,200 dan dilihat dari histogram yaitu simetris dan tidak miring ke kanan maupun
ke kiri Gambar 14. Ukuran pemusatan HbA1c dinyatakan dengan mean yaitu 5,52 kategori normal dan ukuran penyebarannya dinyatakan dalam standar
deviasi yaitu 0,47. Menurut American Diabetes Association 2010, standar diabetes yaitu jika HbA1c
≥ 6,5. Berdasarkan rata - rata HbA1c yaitu 5,52 dapat dikatakan bahwa kadar HbA1c subyek penelitian masih dalam kisaran
normal. Meskipun standar deviasi dapat dikatakan kecil, namun masih ada
beberapa subyek penelitian yang nilai HbA1c melebihi nilai normal. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada gambar 14, yaitu terdapat data yang arahnya cendrung ke
kanan HbA1c semakin tinggi dan terpisah dari data yang lain.
Gambar 14. Grafik distribusi HbA1c subyek penelitian
HbA1c merupakan hemoglobin terglikosilasi yang dapat mengukur konsentrasi glukosa di dalam plasma dalam jangka waktu yang lama 3 bulan
sebelumnya American Diabetes Association, 2010. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab kenaikan kadar HbA1c di dalam darah. Obesitas dapat
mengakibatkan gangguan pada proses uptake glukosa ke dalam sel sehingga mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah meningkat Sherwood, 2011.
Penambahan glukosa pada hemoglobin HbA1c sebanding dengan kadar glukosa di dalam darah, artinya bila kadar glukosa darah berada dalam kisaran normal
selama 120 hari terakhir maka hasil HbA1c akan menunjukan nilai normal, dan sebaliknya Marks, et al., 2010; Dinsmoor, 2014; USCN, 2012.
HbA1c sering digunakan dan direkomendasikan untuk penilaian DM tipe 2 American Diabetes Association, 2010. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Edelman, Olsen, Dudley, Harris, and Oddone 2005, yaitu HbA1c berguna untuk skrining diabetes periodik, artinya HbA1c dapat membantu
memprediksi risiko diabetes melitus di masa mendatang. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ibrahim, Ismail, Zukri, Ismail, and Bebakar 2009, yaitu HbA1c
memiliki sensitifitas dan spesifikasi yang baik untuk mendiagnosa abnormalitas toleransi glukosa dan diabetes melitus tipe 2.
B. Perbandingan Rerata HbA1c pada kelompok body fat percentage ≥