Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

mengalir ke hati. Fatty fat acid dapat merangsang penurunan sensitifitas insulin di jaringan perifer Dipiro, et al., 2008. Masalah mendasar pada DM tipe 2 bukan karena kekurangan insulin tetapi terjadi penurunan kepekaan sel - sel sasaran terhadap insulin. DM tipe 2 bermula dari sindrom metabolik yang mencakup obesitas, resistensi insulin, hiperglikemia puasa, abnormalitas lipid, dan hipertensi Guyton and Hall, 2006. Pada DM tipe 2 kadar glukosa di dalam darah yaitu puasa ≥ 126 mgdl 7,0 mmolL, tidak puasa ≥ 200 mgdl 11,1 mmolL, dan kadar HbA1c ≥ 6,5 American Diabetes Association, 2010.

F. Landasan Teori

Antropometri merupakan pengukuran pada tubuh yang digunakan untuk menilai status gizi, status pertumbuhan, dan obesitas. Antropometri yang sering digunakan untuk menilai status obesitas adalah skinfold thickness. Skinfold thickness merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak di dalam tubuh. Jumlah lemak hasil pengukuran skinfold thickness akan di konversikan ke dalam body fat percentage. Body fat percentage sering dijadikan sebagai penanda obesitas sebab body fat percentage dapat menggambarkan jumlah lemak di dalam tubuh secara langsung Indriati, 2010; Bray and Bouchard, 2005; de Menezes, et al., 2012; Guyton and Hall, 2006. Obesitas adalah kelebihan lemak di dalam tubuh yang disebabkan oleh genetik, gaya hidup tidak aktif, pengaturan makanan yang tidak baik, dan kelebihan nutrisi. Obesitas dapat menyebabkan sejumlah kondisi yang dapat mempengaruhi aktifitas dari insulin yaitu pengurangan hormon adipoknetin, peningkatan hormon resistin, dan peningkatan asam - asam lemak bebas. Kondisi - kondisi tersebut jika terjadi secara terus menerus dapat memicu terjadinya resistensi insulin yang merupakan penanda DM tipe 2. DM tipe 2 merupakan keadaan hiperglikemia yang diakibatkan karena resistensi insulin. DM tipe 2 ditandai dengan adanya peningkatan HbA1c di dalam darah. HbA1c dapat memberikan gambaran konsentrasi glukosa di dalam darah dalam jangka waktu yang lama 3 bulan sebelumnya Dipiro, et al., 2008; Sherwood, 2011; Guyton and Hall, 2006; American Diabetes Association, 2010; Reinhold and Earl, 2014. Peningkatan terhadap body fat percentage mengindikasikan obesitas, sedangkan obesitas dapat memicu DM tipe 2 yang ditandai dengan peningkatan kadar HbA1c di dalam darah. Body fat percentage dapat memberikan gambaran mengenai kadar glukosa di dalam darah dan dapat digunakan untuk memprediksi risiko DM tipe 2 Kim, et al., 2011; Gomez-Ambrosi, et al. , 2011. Tabel II. Penelitian - penelitian pendukung hipotesis Peneliti Judul Rancangan Penelitian Subyek Penelitian Hasil Kim, et al. 2011 Implication of High- Body-Fat Percentage on Cardiometabolic Risk in Middle-Aged Healthy, Normal- Weight Adults Cross sectional 5852 wanita sehat pada rentang umur 30 - 49 tahun Semakin tinggi body fat percentage maka, semakin tinggi mengalami hiperglikemia OR 1,56 1,18 - 2,17. Gomez- Ambrosi, et al. 2011 Body Adiposity and Type 2 Diabetes : Increased Risk With a High Percentage Even Having a Cross sectional 4828 587 normal, 1320 overweight, dan 2921 Body fat percentage mengalami kenaikan yang signifikan pada Normal BMI obese pada rentang umur 18 - 80 tahun pria P = 0,008 dan wanita P 0,0001 prediabetes atau DM tipe 2

G. Hipotesis