Hakikat Pembelajaran IPA Kajian Pustaka

Melalui diskusi inilah, guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai konsep yang sudah ada dan kesalahan atau miskonsepsi yang terjadi pada siswa. 6 Praktikum dengan Tanya Jawab Praktikum dengan tanya jawab akan membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Selama kegiatan praktikum berlangsung guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru memperhatikan setiap uraian jawaban yang diungkapkan oleh siswa, apakah konsep tersebut benar adanya ataukah keliru. d. Kiat Mengatasi Miskonsepsi Suparno 2005:55 menjelaskan bahwa secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah: 1 mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, 2 mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3 mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.

4. Hakikat Pembelajaran IPA

Nash dalam Samatowa 2011:3 menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler dalam Samatowa 2011:3 bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku untuk umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku untuk umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memeroleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra dalam Samatowa 2011:3 mengemukakan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam, yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Hakikat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah Srini, 1997:2. Hakikat IPA dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. Hakikat IPA sebagai suatu produk b. Hakikat IPA sebagai suatu ketrampilan proses c. Hakikat IPA sebagai suatu sikap Ketiga hakikat IPA di atas akan dijabarkan lebih lanjut di bawah ini. a. IPA sebagai produk Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep- konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep, prinsip, hukum, serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam IPA. Berikut ini akan dijelaskan bentuk IPA sebagai sebuah produk. 1. Fakta dalam IPA Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh fakta dalam IPA adalah matahari terbit dari barat. 2. Konsep IPA Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta- fakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta yang ada hubungannya. Contoh konsep dalam IPA adalah berat merupakan suatu gaya dengan satuan Newton, sedangkan massa adalah ukuran inersia suatu benda dengan satuan kg. 3. Prinsip IPA Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik. Prinsip bersifat tentatif sementara, dapat berubah bila ada observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objekkejadian. Contoh prinsip dalam IPA adalah udara yang dipanaskan dapat memuai. 4. Hukum Alam Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum alam dalam IPA adalah energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya bisa berubah bentu dari energi satu ke energi lainnya Hukum Kekekalan Energi. 5. Teori Ilmiah Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh teori dalam IPA adalah model atom elektron berputar pada orbitnya di sekitar inti diganti dengan teori kuantum electron seperti awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom. b. IPA sebagai proses Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui pikiran rasionalisme dan pengetahuan melalui pengalaman empirisme. Langkah-langkah metode ilmiah adalah sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah; pengamatan dan perumusan masalah yang relevan; penyusunan dan klasifikasi data; perumusan hipotesis; dedukasi dan hipotesis; tes dan pengujian kebenaran hipotesis. Sedangkan keterampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti mengamati, mengukur atau menghirung, mengklasifikasikan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat laporan penelitian. c. IPA sebagai sikap Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Ciri- ciri sikap ilmiah di antaranya adalah: 1. Objektif terhadap fakta 2. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan 3. Berhati terbuka 4. Ingin menyelidiki

5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2