2 Cahaya yang lebih terang akan berjalan lebih cepat, dan
hambatan seperti lensa, filter, dan kaca memperlambat perjalanan cahaya itu.
Sebagian siswa SD ketika ditanya “mengapa sepeda dapat dilihat?”, pasti mereka akan menjawab karena ada cahaya yang bersinar pada
sepeda itu. Apabila tidak ada cahaya, maka sepeda tidak akan terlihat. Cahaya adalah syarat mutlak agar benda dapat dilihat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Hewindati
dalam penelitiannya tentang “Pemahaman Murid Sekolah Dasar SD Terhadap Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui
pemahaman murid Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep IPA berbasis biologi, 2 mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan 3 mencari penyebab
miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang ada di Jawa Timur, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing dua SD yang ada di Kota Malang, Kabupaten
Pasuruan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Wonosari, Kota Bogorm dan Kabupaten Sukabumi. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan
Kantor Dinas Pendidikan setempat yang menyatakan bahwa SD-SD tersebut mempunyai kualitas sedang. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
wawancara dan menghadapkan siswa langsung dalam situasi percobaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi banyak terjadi pada
konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75 sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan satu konsep
yaitu konsep bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid. Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang diberikan murid, ternyata
dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada murid antara lain disebabkan oleh karena dalam memahami suatu konsep, murid mengandalkan
pada pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama mencari miskonsepsi pada mata pelajaran
IPA. Selain itu, tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi miskonsepsi serta mencari tahu
penyebab miskonsepsi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah dengan cara wawancara untuk mengetahui hasilnya secara langsung.
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Mustaqim yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of
Response Index CRI Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan”.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang
Selatan pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel penelitian dilakukan
dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling, sehingga didapatkan sampel dari strata atas, tengah dan bawah sebanyak 1
sekolah dengan 2 kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami
miskonsepsi sebesar 37,9 dan lebih kecil dibandingkan dengan presentase siswa yang tidak tahu konsep. Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi
pada penggunaan gas pada peristiwa fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
sama-sama menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Instrumen yang digunakan juga sama-sama
menggunakan PG pilihan ganda. Selain itu mata pelajaran yang digunakan sama, yakni IPA.
Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan miskonsepsi adalah penelitian dari Rahmi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi IPAFisika
Berdasarkan Jenjang Pendidikan SD, SMP, SMA Menggunakan Tes Three- Tier
pada Pokok Bahasan Gerak dan Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi pada setiap jenjang pendidikan menggunakan
tes three-tier pada pokok bahasan gerak dan gaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Populasi penelitian adalah seluruh kelas VI SD, IX SMP, dan XI SMA yang ada di Kecamatan
Gerokgak, Singaraja, Bali, dan sampel penelitian yaitu kelas yang ada di sekolah terpilih secara acak. Analisis data miskonsepsi dilakukan secara
kuantitatif sehingga diperoleh persentase miskonsepsi siswa kemudian dideskripsikan secara naratif. Berdasarkan analisis hasil data, diperoleh 12
miskonsepsi siswa pada pokok bahasan gerak, dan 17 miskonsepsi pada
pokok bahasan gaya. Persentase rata-rata miskonsepsi terbesar pada materi gerak jatuh bebas mengenai percepatan gravitasi di SD 53,57, SMP
49,16, dan SMA 44,55 adalah benda dengan massa yang lebih besar akan mencapai tanah dahulu. Sedangkan persentase rata-rata miskonsepsi
terkecil pada materi gerak jatuh bebas di SD 0,50 adalah benda yang lebih padat akan mencapai tanah lebih dahulu, SMP 0,56 adalah benda dengan
permukaan yang lebih keras akan mencapai tanah lebih dahulu, SMA 0,45 adalah benda dengan permukaan lebih kecil akan mencapai tanah lebih
dahulu. Persentase rata-rata miskonsepsi terbesar pada pokok bahasan gaya di SD 47,30, SMP 48,60, SMA 30,91 adalah mengenai aksi reaksi
pada benda yang diam di atas meja maka tidak ada gaya yang bekerja pada meja. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
sama-sama untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Mata pelajaran yang digunakan sama-sama memilih IPA. Teknik pengumpulan
data yang digunakan juga sama yakni menggunakan tes. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random sampling.
Penelitian yang berkaitan dengan miskonsepsi adalah penelitian dari Pujayanto, Budiharti
, dkk yang berjudul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Penelitian ini dilakukan di SD yang berada di
Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 20062007, dengan menerapkan metode penelitian expost facto. Tujuan penelitian ini
adalah 1 untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya yang dimiliki oleh siswa Kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu, 2
untuk mengetahui profil miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya pada
siswa kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyar. Dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik stratified random sampling, yang terdiri dari 50 siswa. Untuk menjawab
hipotesis penelitian digunakan teknik analisis deslriptif kuantitatii yaitu berupa analisis kualitatif tentang ada tidalnya miskonsepsi. Dari hasil analisis
data ternyata terbukti bahwa siswa memiliki miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya. Pada sebagian besar konsep terjadi miskonsepsi, dengan
tingkatan yang berbeda-beda. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki sebagian besar siswa lebih dari 30 adalah sebagai berikut: l. Gaya hanya
akan mempercepat gerak benda, tidak dapat memperlambat gerak 2. Gaya tidak dapat rnembelokkan arah gerak benda; 3. Gaya magnet selalu berupa
tarikan, sedangkan gaya gravitasi dapat berupa tarikan maupun dorongan; 4. Berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena massa bend di
bumi sama dengan di bulan. 5. Setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; 6. Batang besi hanya dapat dijadikan magnet
dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet dengan cara induksi; 7. Pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang
digunakan dalam bekerja; 8. Cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setia permukaan; 9. Di dalam sebuah medium cahaya dapat dibiaskan; 10. Benda
dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; 11. Benda dapat dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; l2. Cahaya lampu neon dapat
diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lanpu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari. Relevansinya dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah tujuan yang dilakukan sama, yakni untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas 5. Mata pelajaran yang
digunakan juga sama, yakni IPA. Materi yang dipilih juga sama, yakni ada gaya dan cahaya. Penelitian ini dilakukan dengan cara survey. Populasi yang
diambil sama, yakni siswa kelas V SD. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling atau acak. Populasi yang
digunakan sama-sama menggunakan kelas 5. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Febriyani yang berjudul
“Miskonsepsi yang Terjadi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Segi Empat pada Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang terdapat pada geometri terutama pada bangun
datar segi empat dan penyebab terjadinya miskonsepsi pada geometri bangun datar segi empat siswa kelas IV SD Negeri Adisucipto 2 20142015. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Adisucipto 2 sejumlah 27 siswa yang diberikan soal tes esai. Metode yang digunakan adalah tes tertulis dan
wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 6 subjek terpilih mengalami miskonsepsi dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segi
empat. Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tujuan yang dilakukan sama yakni untuk mengetahui
miskonsepsi yang terjadi. Teknik pengumpulan data dilakukan secara tes dan wawancara.
Berdasarkan kelima penelitian yang relevan tersebut, untuk itu peneliti juga melakukan penelitian yang sama dengan judul “Miskonsepsi
IPA Fisika Kelas V Semester 2 se- Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.”
Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada mata pelajaran IPA Fisika kelas V di SD se-
Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Literature map penelitian yang relevan dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 2.10 Bagan Literature map Penelitian-penelitian Relevan Berdasarkan gambar 2.10. dapat dijelaskan bahwa kelima penelitian
sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto 2002, Mustaqim 2014, Rahmi 2013,
Pujayanto 2006, dan Febriyani 2014 sama-sama meneliti mengenai miskonsepsi.
C. Kerangka Berpikir