secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Sugiyono, 2011: 82.
Peneliti dalam menentukan anggota sampel yaitu dengan cara membuat undian. Peneliti menggunakan lintingan kertas kecil yang diberi
nomer, nomer tersebut berupa nomer absen siswa yaitu sebagai nomer populasi. Peneliti mengambil lintingan tesebut secara acak sesuai dengan
jumlah sampel setiap sekolah. Subyek penelitian yaitu nomer absen yang telah dipilih secara acak oleh peneliti.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2011: 38. Hadi dalam Mahdi dan Mujahidin, 2014: 107
mengungkapkan bahwa variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi pengamatan. Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan suatu kejadian yang terjadi pada sebuah penelitian yang
kemudian diamati oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan sebagai hasil penelitian. Variabel pada penelitian ini terdiri dari
varibel bebas dan variael terikat. 1. Variabel Bebas
Variabel bebas dapat disebut dengan variabel Independen. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
Sugiyono, 2011: 39. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis kelamin siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pakem.
2. Variabel Terikat Variabel terikat bisa disebut dengan variabel Dependen. Sugiyono
2011: 39 menyampaikan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pakem.
Berdasarkan hasil penjelasan kedua variabel di atas bahwa variabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan. Hubungan
kedua variabel tersebut yaitu karena saling ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis
kelamin, sedangakan variabel bebas pada penelitian ini adalah miskonsepsi IPA fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pakem.
E. Teknik Pengambilan Data
Sukmadinata 2008: 216 mengatakan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara yaitu melalui wawancara,
angket, observasi, dan studi dokumenter. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan cara tes dan non tes.
Pengumpulan data tes yaitu dengan menggunakan tes tertulis, sedangkan pengambilan data secara non tes yaitu dengan teknik wawancara dan
dokumentasi. Berikut peneliti akan menguraikan tentang teknik pengembalian data.
1. Tes Tertulis
Arikunto 2013: 67 menjelaskan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Peneliti menggunakan teknik tes tertulis digunakan untuk mengetahui
miskonsepsi IPA Fisika se-Kecamatan Pakem. Data yang berupa jawaban-jawaban siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Pakem
merupakan data yang paling utama pada penelitian ini. Data yang diperoleh peneliti dengan teknik tes tertulis ini akan menentukan hasil
penelitian.
2. Wawancara
Sanjaya 2013: 263 menjelaskan bahwa wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara
langsung tatap muka maupun melalui saluran media tertentu antara pewancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya kecil Sugiyono, 2015:194. Peneliti menggunakan teknik wawancara ini untuk mencari informasi tentang pemahaman
siswa pada konsep IPA Fisika kelas V.
3. Dokumentasi
Sukmadinata 2008: 216 menjelaskan bahwa dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Peneliti menggunakan studi dokumenter untuk
mengetahui miskonsepsi pada IPA fisika kelas V SD Negeri sekecamatan Pakem. Hasil pengambilan data yaitu berupa data-data
siswa kelas V SD Negeri sekecamatan Pakem.
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2015: 148 menjelaskan bahwa Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa instrumen tes dan non tes yaitu daftar cek dan pedoman.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA fisika kelas V SD negeri se-Kecamatan Pakem. Tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
Arikunto, 2013: 67. Instrumen tes yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Tabel 3.4 adalah kisi-
kisi soal tes yang digunakan peneliti.
Tabel 3.4 tabel kisi-kisi soal pilahan ganda dan uraian
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Jumlah
Item Nomor
Soal Nomor
Soal Uraian
5. Memahami hubungan antara
gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya 5.1
Mendeskripsikan hubungan antara
gaya, gerak dan energi melalui
percobaan gaya gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet
5.1.1 Menyebutkan macam-macam
gaya melalui percobaan
3 1, 2, 3
2 5.1.2
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya
3 4, 5, 6
5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih
cepat
5.2.1 Mengidentifikasi
ciri-ciri pesawat sederhana
6 7, 8, 9,
10, 11, 12 1
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas
atau pengungkit jenis pertama
3 13, 14, 15
6 5.2.3
Menyebutkan penerapan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-
hari 3
16, 17, 18 6. Menerapkan
sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya atau model
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya 6.1.1
Menyebutkan sifat- sifat cahaya
5 19, 20,
21, 22, 23 4
6.1.2 Menjelaskan sifat
bayangan pada cermin
5 24, 25,
26, 27, 28 5
6.2 Membuat suatu
karyamodel, misalnya
periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya 6.2.1
Mengetahui alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat
karyamodel yang menerapkan sifat-
sifat cahaya
3 29, 30, 31
7. Memahami perubahan yang
terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan
sumber 7.1
Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah karena
pelapukan 7.1.1
Menggolongkan jenis-jenis batuan
4 32, 33,
34, 35 8
7.1.2 Menjelaskan
proses pembentukan tanah
karena pelapukan 3
36, 37, 38 7
7.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah 7.2.1
Mengetahui jenis- jenis tanah
10 39, 40,
41, 42, 43, 44,
45, 46,
47, 48 10, 11
7.3 Mendeskripsikan
struktur bumi 7.3.1
Mendeskripsikan struktur
permukaan bumi 2
49, 50 3, 9
Total 50
Tes dilaksanakan peneliti pada minggu ketiga bulan Mei 2015. Siswa yang mengerjakan instrumen tersebut adalah siswa kelas V SD
negeri se-Kecamatan Pakem.
2. Non Tes
Peneliti selain menggunakan bentuk instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda dan soal uraian peneliti juga menggunakan instrumen non
tes. Instrumen Non tes dalam penelitian ini yaitu berupa daftar cek dan pedoman wawancara. Daftar cek dan Pedoman wawancara akan
diuraikan peneliti yaitu sebagai berikut.
a. Daftar Cek
Daftar cek atau bisa disebut Check list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti tinggal
memberikan tanda centang setiap pemunculan gejala yang dimaksud Sangadji, 2010: 154. Daftar cek ini digunakan peneliti untuk
mengetahui data sekolah dan jenis kelamin siswa kelas V SD negeri se-kecamatan Pakem. Daftar isian nama sekolah dan jenis kelamin
dapat dilihat dalam lampiran 2.3 data sekolah dan jenis kelamin.
b. Pedoman wawancara
Herdiansyah 2013: 80 mengungkapkan bahwa pedoman wawancara disusun oleh peneliti supaya pertanyaan yang akan
dibuat peneliti dapat lebih operasional atau spesifik untuk dapat mencapai tujuan penelitian tersebut. Pedoman wawancara digunakan
peneliti untuk wawancara dengan guru kelas V SD Negeri di Kecamatan Pakem untuk mengetahui informasi miskonsepsi pada
IPA fisika kelas V SD Negeri sekecamatan Pakem. Pedoman yang dapat digunakan peneliti seperti tabel 3.5.
Tabel 3.5 Pedoman wawancara
Responden Pertanyaan
Guru 1. Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa kelas V pada
materi IPA fisika di semester II ? 2. Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V pada materi IPA fisika
di semester II? 3. Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan siswa kelas V yang
belum menguasi atau belum mencapai nilai sesuai KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran IPA fisika?
4. Apakah guru sering menjumpai jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya?
5. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa kelas V mudah dalam memahami konsep materi IPA fisika di semester II?
Tabel 3.5 di atas merupakan tabel pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai guru kelas V SD di
Kecamatan Pakem. Penelti mengajukan lima 5 pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Bagian ini peneliti akan membahas tentang pengujian instrumen penelitian yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validitas dan reliabilitas.
1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuruan tesebut Azwar, 2011: 5-6. Penelitian ini menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas isi, validitas muka, dan
validitas konstruk. a. Validitas isi
Validitas isi merupakan vaiditas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgment Azwar, 2011: 45. Validitas isi dilakukan
kepada orang yang memiliki keahlian yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan. Validitas ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur Azwar, 2011: 45. Validitas isi pada
penelitian ini, peneliti memilih dua dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yaitu Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ,
M.S.T dan Ir. Sri Agustini, M. Si. serta dua guru sekolah dasar yaitu Ari Trinaswati, S. Pd dan Agustinus Tarmadi, S. Pd untuk
memvalidasi instrumen tes yang telah disusun oleh peneliti.
Instrumen tes yang akan divalidasi yaitu berupa 50 pilihan ganda dan 11 uraian.
Keempat ahli yang melakukan validasi memberikan skor pada lembar penilaian yang telah diberikan oleh peneliti. Skala skor
dalam lembar penilaian instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert
merupakan suatu skala untuk mengukur sikap dengan skala ordinal Subali, 2012: 74. Skala Likert ini memberikan rentang skor
dari 1 sampai 5. Rentang skor 1 sampai 5 ini memiliki keterangan yaitu Skor 1: Tidak sesuai, Skor 2: Kurang Sesuai, Skor 3: Ragu-
ragu, Skor 4: Sesuai, dan Skor 5: Sangat Sesuai. Penelitian ini peneliti hanya memberikan rentang skor 1
sampai 4. Hal itu dilakukan karena peneliti ingin validator memberikan penilaian pada instrumen dengan pasti dan jelas, apakah
sesuai atau tidak, sehingga dalam penelitian ini kategori skor ragu- ragu akan dihapus. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian
dengan rentang skor 1 sampai 4 yaitu sebagai berikut: Skor 1: Tidak Sesuai, Skor 2: Kurang Sesuai, Skor 3: Sesuai, Skor 4: Sangat
Sesuai. Hasil rata-rata dan komentar dati para ahli peneliti gunakan
sebagai dasar instrumen mana saja yang akan diperbaiki untuk langkah uji validitas selanjutnya. Peneliti menggunakan skor 3 yang
berarti baik, skor 3 tersebut menjadi batasan dalam mengambil keputusan apakah instrumen tes akan direvisi atau tidak. Tabel 3.6
berikut ini adalah kriteria yang peneliti buat untuk menentukan
adanya revisi atautidak pada suatu instrumen yang divalidasi oleh para ahli.
Tabel 3.6 Kriteria hasil validasi
Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
Keputusan
3 Positif
Tidak Revisi 3
Negatif Revisi pada bagian tertentu
3 Positif
Revisi 3
Negatif Revisi
Tabel 3.6 menunjukan apabila rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap aitem soal penilaian lebih dari 3 dengan komentar yang
positif maka peneliti memutuskan tidak melakukan revisi pada aitem soal tersebut. Apabila rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap
aitem soal, penilaian lebih dari 3, namun komentar yang diberikan negatif maka peneliti memutuskan melakukan revisi pada bagian
tertentu di aitem soal tersebut. Apabila rata-rata hasil validasi dari ahli pada setiap aitem soal, penilaian kurang dari 3 baik dengan
komentar yang positi ataupun negatif maka peneliti memutuskan melakukan untuk merevisi pada aitem soal tersebut.
Penelitian ini melibatkan pihak tertentu sebagai validator. Pihak tersebut yaitu dua dosen pendidikan fisika Universitas Sanata
Dharma yaitu yang pertama Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. Beliau kami tunjuk sebagai validator karena beliau ahli dalam bidang
IPA fisika dan sebagai penulis buku tentang Miskonsepsi IPA fisika. Keahlian yang dimiliki beliau tersebut, sehingga peneliti memilih
beliau untuk menilai baik atau tidaknya soal yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa. Hasil validasi yang
telah dilakukan, beliau memberikan saran kepada peneliti untuk soal pilihan ganda yaitu perlu diberi deteksi keyakinan terhadap jawaban
siswa apakah mereka menjawab soal dengan yakin benar atau tidak yakin benar sehingga peneliti mampu mendeteksi miskonsepsi yang
terjadi pada soal pilihan ganda dan beliau juga berpendapat bahwa masih ada soal yang masih membingungkan.
Dosen yang kedua yaitu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. Beliau kami tunjuk sebagai validator karena beliau ahli dalam bidang
IPA fisika. Keahlian yang dimiliki beliau tersebut, sehingga peneliti memilih beliau untuk menilai bagian isi soal dan kunci jawaban,
apakah soal dan kunci jawaban tersebut sudah sesuai atau belum sesuai. yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada
siswa. Hasil validasi yang telah dilakukan, beliau menyarankan soal yang berupa percobaan untuk diganti menjadi soal tentang peristiwa-
peristiwa IPA Fisika dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pembenahan kunci jawaban pada 3 soal pilihan ganda yaitu aitem 17,
19, dan 28. Seluraian kedua dosen tersebut peneliti juga menunjuk dua guru Sekolah Dasar sebagai validator.
Guru yang pertama adalah seorang guru dari SD kelas V di kabupaten Sleman yaitu Ibu Ari Trinaswati, S. Pd dan yang kedua
adalah seorang guru SD kelas V dari kabupaten Magelang yaitu Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Peneliti menunjuk kedua guru
tersebut karena beliau-beliau adalah seorang guru kelas V SD sehingga mereka tahu dan telah memahami materi-materi IPA Fisika
gaya, pesawat sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur bumi. Beliau-beliau peneliti tunjuk sebagai validator untuk memvalidasi
bahasa yang digunakan dalam soal apakah mudah dipahami oleh siswa atau tidak. Hasil validasi yang telah dilakukan kedua validator
yaitu beliau mengomentari bahwa ada gambar yang digunakan dalam soal pilihan ganda dan uraian kurang jelas, maka dari itu
peneliti mengganti gambar yang lebih jelas sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa serta masih ada tata bahasa yang sulit dan
terlalu tinggi untuk dipahami siswa sehingga perlu dilakukkan revisi pada tata bahasa pada soal pilihan ganda dan uraian.
Berdasarkan hasil validitas isi yang telah dilakukkan oleh keempat validator masih ada yang perlu diperbaiki lagi. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui instrumen penelitian sudah layak digunakan atau belum. Hasil validasi dari keempat validator pada
instrumen pilihan ganda dan uraian dapat dilihat pada lampiran 4.2. b. Validitas Muka
Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena didasarkan pada penilaian terhadap format
penampilan tes Azwar, 2011: 46. Validitas muka ini dilakukan peneliti untuk mengetahui apakah soal-soal tes tersebut apakah
mudah dipahami atau sulit untuk dipahami. Validitas muka ini
mengujikan soal pilihan ganda yang berjumlah 38 butir soal dan soal uraian sebanyak 9 butir soal.
Validitas muka ini dilakukan kepada 5 siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung. Validitas ini dilakukan kepada lima siswa
tersebut karena para siswa sudah memahami materi tersebut karena sudah diajarkan oleh gurunya, selain itu para siswa tersebut setingkat
dengan sampel penelitian yang akan dilakukan serta menghindari kebocoran soal bagi siswa kelas 5 SD Negeri se-kecamatan Pakem.
Validitas muka ini juga dilakukan dengan wawancara. Wawancara penliti lakukan setelah siswa tersebut mengerjakan soal. Hasil
wawancara yang didapatkan yaitu siswa masih kebingungan dalam mengerjakan beberapa soal. Tabel 3.7 merupakan tabel hasil
validitas muka yang dilakukan kepada 5 siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1, Temanggung.
Tabel 3.7 Hasil Validasi Muka
No Item
Tanggapan dari siswa Keterangan
Pilihan Ganda
18 Soal
kurang mudah
dipahami Bahasa sulit dipahami
sehingga peneliti
memperbaiki tata
bahasa agar siswa lebih
mudah memahami soal.
20 Soal membingungkan
24 Soal membingungkan
34 Kata-kata pada pilihan b
dan d susah dipahami 35
Tidak paham arti fisis
Uraian
9 Soal
Sulit dan
membingungkan
Hasil dari validitas muka pada tabel 3.7 menunujukan bahwa masih ada beberapa soal yang sulit di pahami dan membingungkan
siswa dalam mengerjakan soal tersebut. Nomor aitem 18 dan 34 pada intrumrn pihan ganda serta instrumen soal uraian pada nomer 9, para
siswa masih kesulitan dalam memahami bahasa penulisan soal tersebut sehingga peneliti akan memperbaiki tata bahasa yang masih
membingungkan. Pada nomor aitem 35 para siswa belum mengetahui arti fisis sehingga peneliti akan mengganti kata yang
mudah dipahami oleh siswa. Setelah revisi kemudian soal tersebut dapat di validasi selanjutnya.
c. Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan
sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya Allen Yen dalam Azwar, 2011: 48.
Uji validitas konstruk dilakukan kepada 60 siswa SD Negeri Kecamatan Pakem selain siswa yang menjadi sampel penelitian.
Peserta yang menguji validitas kontruk ini adalah siswa yang pernah mendapatkan materi gaya, pesawat sederhana, cahaya,
bumi, dan tanah. Validitas konstruk ini diuji dengan menggunakan product
moment pearson . Rumus product moment peorson dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Rumus Product Moment
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Gambar 3.1 Rumus Product Moment
Keterangan: r
xy
= koefisien validitas X= skor butir soal
Y = skor total n= jumlah responden
Hasil dari uji validitas kontruk soal tes kemudian dimasukkan dalam Microsoft Exel dan diolah dengan program IBM SPSS
Statistic 20. Hasil setelah diolah dengan menggunakan IBM SPSS
Statistic 20 dari 38 soal pilihan ganda ada 23 butir soal yang
dinyatakan valid. Meskipun ada 21 butir yang dinyatakan valid, tetapi tidak semua soal yang valid tersebut dipakai untuk
penelitian. Tabel 3.8 adalah hasil validitas soal pilihan ganda.
Tabel 3.8
Hasil validitas soal pilihan ganda.
No. Butir Soal
Pearson Correlation
Sig. 2-tailed Hasil
Validasi Nomer Butir
Setelah direvisi
1 0,051
0,701 Tidak valid
Buang 2
0,540 0,000
Valid Pakai
3 0,344
0,000 Valid
Pakai 4
0,313 0,015
Valid Pakai
5 0,344
0,851 Valid
Pakai 6
0,025 0,851
Tidak valid Buang
7 0,291
0,024 Valid
Buang 8
0,324 0,012
Valid Buang
9 0,421
0,001 Valid
Pakai 10
0,378 0,003
Valid Pakai
11 0,461
0,000 Valid
Pakai 12
0,158 0,227
Tidak valid Buang
13 0,357
0,005 Valid
Pakai 14
0,326 0,011
Valid Pakai
No. Butir Soal
Pearson Correlation
Sig. 2-tailed Hasil
Validasi Nomer Butir
Setelah direvisi
15 0,282
0,029 Valid
Pakai 16
0,164 0,311
Tidak valid Buang
17 0,209
0,109 Tidak valid
Revisi 18
0,138 0,293
Tidak valid Buang
19 0,386
0,002 Valid
Pakai 20
0,361 0,005
Valid Pakai
21 0,515
0,000 Valid
Pakai 22
-0,042 0,748
Tidak valid Buang
23 0,031
0,816 Tidak valid
Buang 24
0,234 0,071
Tidak valid Buang
25 -0,008
0,954 Tidak valid
Buang 26
0,380 0,003
Valid Pakai
27 0,357
0,005 Valid
Pakai 28
0,345 0,007
Valid Pakai
29 0,389
0,002 Valid
Buang 30
0,076 0,564
Tidak valid Buang
31 0,330
0,010 Valid
Pakai 32
-0,007 0,959
Valid Buang
33 0,043
0,743 Valid
Buang 34
-0,114 0,386
Tidak valid Buang
35 0,416
0,001 Valid
Pakai 36
0,207 0,112
Tidak valid Buang
37 0,138
0,292 Tidak valid
Buang 38
0,199 0,190
Tidak valid Pakai
Dilihat dari tabel 3.8 memperlihatkan dari uji validitas ada 23 soal valid yaitu aitem 2, aitem 3, aitem 4, aitem 5, aitem 7,
aitem 8, aitem 9, aitem 10, aitem 11, aitem 13, aitem 14, aitem 15, aitem 19, aitem 20, aitem 21, aitem 26, aitem 27, aitem 28, aitem
29, aitem 31, aitem 32, dan aitem 33. Untuk pilihan ganda peneliti juga menguji soal uraian
dengan menggunkan program IBM SPSS Statistic 20. Hasil validitas untuk soal uraian dapat dilihat di tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Validitas soal uraian
No. Butir
Soal Pearson
Correlation Sig. 2-
tailed Hasil
Validasi
Nomer Butir Setelah direvisi
1 0,569
0,000 Valid
Pakai 2
0,454 0,000
Valid Buang
No. Butir
Soal Pearson
Correlation Sig. 2-
tailed Hasil
Validasi
Nomer Butir Setelah direvisi
3 0,459
0,000 Valid
Buang 4
0,496 0,000
Valid Pakai
5 0,428
0,001 Valid
Pakai 6
0,457 0,000
Valid Pakai
7 0,627
0,000 Valid
Buang 8
0,607 0,000
Valid Pakai
9 0,684
0,000 Valid
Buang
Dilihat dari tabel 3.10 memperlihatkan dari uji validitas ada 9 soal valid yaitu aitem 1, aitem 2, aitem 3, aitem 4, aitem 5,
aitem 6, aitem 7, aitem 8, dan aitem 9. Hasil validitas soal uraian ini ada 9 soal valid, tetapi tidak semua soal yang valid dijadikan
soal penelitian. Peneliti hanya mengambil lima 5 soal uraian yang akan dijadikan soal penelitian karena kelima soal tersebut
sudah mewakili setiap kompetensi dasar yang akan diujikan. Kelima soal tersebut yaitu aitem 1, aitem 4, aitem 5, aitem 6, dan
aitem 8. 2. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai,
bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama Sukmadinata, 2008: 229.
Reliabilitas ini diukur dengan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program IBM SPSS Statistic 20. Rumus Cronbach-Alpha yang
digunakan untuk menentukan reliabilitas pada penelitian pada gambar 3.2 Azwar, 2007: 78.
s
x j
s k
k a
2
2
1 1
Gambar 3.2 Rumus Cronbach-Alpha
Keterangan: a
= koefisien Alpha k
= banyaknya butir telur sj
2
= Variasi butir soal psx
2
= variansiskor tes Perhitungan reliabilitas ini mengukur butir soal pilihan ganda
dan uraian yang telah dinyatakan kevalidannya. Setelah diuji reliabilitasnya, peneliti melihat hasil penghitungan pada
Cronbach’s Alpha
. Setelah itu hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas item soal menurut Masidjo,
2010: 243. Tabel 3.10 merupakan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas.
Tabel 3.10 Tabel kualifikasi koefisien reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kategori Reliabilitas
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Hasil kualifikasi reliabilitas terbagi menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Peneliti menguji reliabilitas
soal dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dengan teknik alpha
. Hasil dari analisis dapat dilahat pada tabel 3.11 yaitu tabel
perhitungan reliabilitas untuk soal pilihan ganda dan tabel 3.12 merupakan tabel perhitungan reliabilitas untuk soal uraian.
Tabel 3.11 Tabel perhitungan reliabilitas soal pilihan ganda
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
,747 21
Tabel 3.12 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas menggunakan program IBM SPSS Statistic 20, koefisien korelasinya adalah
0,747. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas aitem soal menurut Masidjo dan hasilnya
adalah termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.12 Tabel perhitungan reliabilitas soal uraian
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
,650 9
Tabel 3.12 memperlihatkan hasil dari perhitungan reliabilitas menggunakan program IBM SPSS Statistic 20, koefisien korelasinya adalah
0,650. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel kualifikasi koefisien reliabilitas aitem soal menurut Masidjo dan hasilnya
adalah termasuk ke dalam kategori cukup, dengan demikian soal tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
H. Teknik Analsis Data